7 Masalah Berat yang Bisa Menimpa Ayah dan Solusinya

 

Fotosearch



Umumnya, ayah diharapkan sebagai sosok yang tegar dan kuat dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang dialami keluarga, serta membawa anak dan istri melaluinya. Namun, tidak selamanya keadaannya seperti itu. Ayah tetap manusia biasa. Berikut beberapa masalah yang memberatkan ayah, plus tip apa yang harus Anda lakukan jika hal tersebut terjadi pada Anda.

1. Tidak Punya Uang. Penelitian University of Michigan Ross School of Business, AS, mengatakan bahwa masalah utama dalam pernikahan adalah finansial. Seringkali masalahnya bukan terletak pada penghasilan yang kurang, tapi kebiasaan yang salah dalam mengelola keuangan. 
Solusinya:  Susun rencana keuangan. Minimalkan belanja konsumtif. 1-2 kali dalam sebulan, ajak istri mendiskusikan keuangan, sehingga Anda berdua selalu tahu kondisi keuangan keluarga terkini. Yang terpenting, sisihkan sebagian penghasilan untuk ditabung. Jadi Anda selalu punya simpanan.

2. Anak Sakit. Saat si kecil sakit, bukan hanya ibu yang sedih dan panik. Ayah pun merasakan hal yang sama meskipun tidak memperlihatkan perasaan tersebut.
Solusinya: Tenangkan diri dan diskusikan dengan istri untuk cari solusi terbaik. Telepon pengasuh atau kerabat yang menjaga anak di rumah dan tanyakan keadaannya. Jika anak sakit berat, minta izinlah kepada atasan agar bisa pulang. Namun jika ada pekerjaan penting yang tidak bisa ditinggalkan, sebaiknya bergantianlah dengan istri menjaganya atau membawanya ke dokter. Jika sakit anak tidak terlalu parah, tetap koordinasikan dengan pengasuh yang menjaga anak. Cek setiap 1-2 jam sekali untuk memastikan kondisinya.

3. Tugas ke Luar Kota/Luar Negeri. Perusahaan tempat Anda bekerja mengutus Anda ke daerah lain yang jauh, sehingga Anda berpisah dengan anak dan istri. Berat pastinya, namun Anda tidak punya pilihan. 
Solusinya: Terus menjalin komunikasi dengan keluarga Anda. Anda dapat memanfaatkan teknologi untuk ‘bertemu’ mereka, lewat telepon maupun video call. Komunikasi yang baik akan membuat mereka tetap merasakan kehadiran ayah di tengah mereka. Pajang foto anak dan istri di tempat kerja. Ini bisa mengobati rasa rindu kepada mereka. Yang juga penting, tanamkan selalu dalam hati bahwa Anda bekerja untuk keluarga, sehingga Anda bisa tetap fokus bekerja meskipun jauh dari anak dan istri.

4. Terkena PHK. Menurut studi University of Connecticut, AS, kesejahteraan mental dan fisik pria menurun saat menanggung beban finansial keluarga. Hal ini akan berdampak lebih buruk jika ternyata perusahaan tempat Anda bekerja mem-PHK Anda. Namun, seberat apa pun masalahnya, Anda harus 'bangun!' Siapa tahu Anda mendapat peluang lebih baik setelah di-PHK.
Solusinya: Dengan modal optimisme, cobalah cari alternatif yang bisa menghasilkan pemasukan untuk keluarga. Jika belum ada panggilan pekerjaan di tempat baru, Anda bisa mengambil kesempatan membuka usaha sendiri sesuai minat atau hobi Anda. List teman-teman Anda yang bisa diajak buka usaha bersama. Anda juga perlu ubah gaya hidup dan manfaatkan pesangon yang diterima dengan bijak sampai memiliki penghasilan tetap kembali.

5. Mengalami Gangguan Seksual. Disfungsi seksual pada pria biasanya disebabkan oleh dua hal, yakni fisik dan psikologis. Penyebab fisik dikarenakan adanya penyakit, sedangkan penyebab psikologis berasal dari faktor-faktor kejiwaan, seperti cemas, takut, depresi, dan stres. Dalam dunia kedokteran, ada 4 jenis gangguan seksual yang dialami pria, yaitu gangguan libido, gangguan ereksi, gangguan orgasme, dan gangguan ejakulasi. Dari riset perusahaan farmasi Bayer Schering Pharma, Jerman, diketahui  50% pria berusia mulai 40 tahun mengalami disfungsi ereksi karena faktor stres dari pekerjaannya.
Solusinya: Gangguan seksual harus dipahami sebagai masalah yang umum terjadi dan diderita jutaan pria di dunia.  Untuk pencegahan, jalani kebiasaan hidup sehat dan teratur. Tetapi jika Anda mengalaminya, segeralah  berkonsultasi dan berobat. Dengan penanganan tepat, berbagai gangguan seksual ini dapat diatasi.

6. Divonis Penyakit Berat. Menurut Kenneth Goldberg, M.D., pendiri The Male Health Center, keinginan pria sejak menjadi ayah adalah selalu sehat dan berumur panjang, sehingga bisa mendampingi anak tumbuh dewasa. Karena itu, jika Anda sakit dan ternyata divonis penyakit berat, tentunya ini akan membuat Anda sedih dan bahkan bisa menyebabkan mental Anda jatuh.
Solusinya: Sebelum penyakit-penyakit berat menyerang Anda, lakukan upaya pencegahan dengan menjalani gaya hidup sehat. Lakukan juga screening test secara berkala sehingga bisa memperkecil risiko mengalaminya.

7. Istri Keguguran. Setelah mengalami keguguran, istri biasanya lebih diperhatikan. Anggapan bahwa pria merupakan sosok yang tegar dan kuat membuat calon ayah umumnya kurang begitu diperhatikan. Padahal, Anda juga turut merasakan kesedihan dan kehilangan yang sama besarnya dengan istri.
Solusinya: Mintalah bantuan kepada anggota keluarga, teman, atau tetangga, misalnya terkait proses pemakaman bayi, sehingga Anda tidak perlu kerepotan saat masih berduka. Tidak usah ragu untuk mengekspresikan kesedihan dan berbagi duka dengan istri. Cara ini bisa menentramkan hati dan mengobati kehilangan Anda. Selain itu, saling berikan semangat dan dukungan moril antara Anda dan istri.

(SAN/SAN)

Baca Juga:
- Resep Jadi Ayah Idola
- 7 Alasan Hidup Pria Lebih Baik Setelah jadi Ayah
- 6 Mitos dan Fakta Seputar Perut Buncit Ayah

 



Artikel Rekomendasi