8 Fakta Keliru Tentang Ayah

 

 
Fotosearch



 
Anda masih sering mendengar pendapat yang mengatakan bahwa ayah kurang bisa diandalkan dalam mengasuh anak. Benarkah? Berikut stereotip tentang ayah yang mungkin kerap mampir ke telinga Anda dan fakta sebenarnya:

1. Ayah sama sekali tidak tahu apa-apa soal mengurus anak
Faktanya: Saat bayi lahir, ayah dan bunda sama-sama belajar cara mengasuh buah hati. Profesor psikologi Melanie Mallers, Ph.D dari California State University-Fullerton, AS, mengemukakan ayah memainkan peran penting dan unik dalam perkembangan anak. Cara bonding Anda dengan anak yang berbeda dengan istri justru akan memberi dampak positif dalam kehidupan anak kelak.

2. Ayah tidak ingin berada di ruang bersalin menemani pasangan melahirkan
Faktanya: Saat istri bersalin, Anda pasti sangat ingin berada di sisinya agar dapat menyambut kelahiran buah hati dan mendukung istri yang Anda cintai melalui momen besar dalam hidup Anda berdua ini. Journal of Women’s Health Care mengungkapkan penelitiannya di Ethiopia, bahwa sekitar 26,30% ayah selalu mendampingi istri di ruang persalinan. Sedangkan sekitar 60,4% ayah memiliki keterampilan yang baik dengan berpartisipasi dalam persiapan kelahiran.

3. Ayah jarang menghabiskan waktunya bersama anak
Faktanya: Menurut riset Pew Research Center survey, Washington DC, AS, 46% ayah masa kini menghabiskan waktu lebih banyak untuk mengurus dan bermain dengan anaknya daripada ayah mereka dulu. Bahkan dari data www.fatherhood.org, dibandingkan bunda, ternyata ayah 6x lebih banyak menghabiskan waktu untuk membacakan cerita pada anak-anak mereka di usia 3-5 tahun.

4. Ayah lebih mementingkan bekerja mencari nafkah, bukan mengasuh anak
Faktanya: Ayah masa kini tidak lagi menganggap mencari nafkah adalah satu-satunya tanggung jawab. Menurut hasil studi Boston College Center for Work and Family, AS, tentang New Dad, Caring, Commited, and Conflicted, 70% ayah merasa ada dua hal penting yang menjadi tanggung jawabnya kepada anak, mengasuh dan memenuhi kebutuhan finansial anak.

5. Setelah ada anak, ayah tidak dapat berkumpul bersama teman-temannya
Faktanya: Anda tetap dapat berkumpul bareng teman-teman satu geng Anda, kok. Hanya mungkin waktu berkumpul sebaiknya disesuaikan dengan waktu untuk keluarga Anda. Solusi lain, Anda undang mereka ke rumah. Jadi, Anda bisa tetap ngobrol dengan mereka sambil mengawasi bayi.

6. Ayah sangat protektif terhadap anak perempuannya
Faktanya: Sikap protektif Anda sama besarnya, baik terhadap anak perempuan maupun anak laki-laki. Bahkan Anda juga kadang mengajari anak perempuan bermain bola, memanjat, atau bergulat. Aktivitas ‘kasar’ ini justru penting buat anak perempuan untuk mendorongnya aktif bergerak dan meningkatkan percaya dirinya.

7. Ayah tidak pernah mau antar anak ke preschool
Faktanya: Anggapan ini sepertinya sudah tidak berlaku lagi. Menurut studi The National Center for Fathering, Kansas, AS, kini semakin banyak ayah yang aktif terlibat urusan sekolah anaknya. 54% ayah mengantar dan menjemput anaknya sekolah, dan 77% ayah mengikuti pertemuan orangtua dan guru.

8. Ayah tidak bisa memasak untuk anaknya
Faktanya: Kini, banyak pria yang paham bahwa memasak tidak hanya dilakukan oleh wanita. Studi dari University of North Carolina, AS, menyebutkan bahwa proporsi pria memasak di 30 tahun terakhir meningkat, dan pada tahun 2015 peningkatan tersebut mencapai 43%. Anda juga bisa melakukannya, kok. Tinggal cari resep masakan yang mudah, lalu masaklah berdua anak. Ini akan jadi aktivitas seru buat Anda berdua.

(DES/FAR)

Baca Juga:
6 Langkah Menjadi Ayah Hebat
Gaya Ayah Mengasuh Anak

 



Artikel Rekomendasi

post4

Dunia Baru Ayah

Menjadi calon ayah berarti Anda harus benar-benar siap menghadapi ’kejutan’ yang belum pernah Anda rasakan sebelumnya.... read more