7 Permainan Membuat Anak Lebih Aktif

 

Pixabay


Balita satu tahun terkenal dengan keaktifannya. Melompat, menyentuh, mencomot, dan menabrak sana-sini. Karena rasa ingin tahunya, ia menjelajah apa saja yang ada di sekelilingnya. Namun, bagaimana jika ia justru terlihat pasif, atau disebut juga slow to warm up child? Meski mampu berinteraksi dengan orang lain, ia cenderung kurang bersemangat, tampak malu-malu, kurang menunjukkan ketertarikan dengan permainan di sekitarnya, dan tampak sulit menikmati permainan.

Anak dengan tipe ini perlu lebih banyak diberikan rangsangan serta latihan langsung dari orang tua. Jangan sampai terlambat, tunjang kemampuan motoriknya, serta perkuat otot, tulang, dan kemampuan berinteraksinya sedini mungkin. Berikut ini adalah beberapa tip yang bisa Anda lakukan, berdasarkan konsultasi dengan dr. Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH, Divisi Tumbuh Kembang - Pediatri Sosial, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI – RSCM.

Namun, Anda perlu ingat ini. Kemampuan tumbuh kembang setiap balita berbeda-beda, tergantung kepada kesiapan si kecil. Oleh sebab itu, hindari overstimulasi pada anak karena hal tersebut justru dapat menyebabkan emosi balita jadi negatif, stres, bahkan semakin pasif.

1. Belajar suara binatang
Di masa ini, kemampuan berbahasa bayi tengah berkembang, dan ia sedang belajar meniru. Libatkan dirinya dalam kegiatan, seperti meniru suara atau bicara berbalasan. Bilang kepada si kecil untuk mencoba meniru suara yang Bunda keluarkan, seperti, “Meong… Meong. Ayo, tiru suara kucing.” Kenalkan pula melalui nyanyian. Bernyanyilah untuknya dengan wajah yang ekspresif.

2. Berjalan ke pelukan Bunda
Pancing si kecil agar ia mau berjalan sendiri. Walaupun hanya beberapa langkah, ajak dirinya mencoba. Cara paling sederhana adalah meminta ia berjalan ke pelukan. Pancing dengan mainan favoritnya. Jangan lupa memberi pujian, bila ia mau berjalan beberapa langkah. Bila si kecil belum siap berjalan, tunggu beberapa hari dan coba lagi.

3. Sambil ganti popok
Dalam sehari, Anda bisa mengganti popoknya sebanyak tiga hingga lima kali. Anda dapat memanfaatkan momen ini sambil tetap mengajak ia bicara dan bernyanyi. Misalnya, katakan, ”Bunda akan membuka apa, ya, yang basah? Popokmu, sayang…,” atau, “Siapa, ya, yang popoknya mau diganti? Angkat tangan….” Dengan memberikan stimulasi seperti ini secara rutin, respons yang baik akan datang dari si kecil.

 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Serunya Permainan Gambar Diri

Saat teman-teman anak Anda yang berusia 5 tahun bermain ke rumah, kenalkan mainan gambar diri agar mereka betah bermain di rumah Anda. Siapkan kertas roti gulung, spidol dan krayon sesuai jumlah anak.... read more