5 Bagian Tubuh yang Wajib Diperhatikan Saat Balita Mandi

 

Fotosearch
Terkadang Anda menyerahkan tugas memandikan anak ke pengasuh. Atau karena anak dianggap sudah bisa mandi sendiri, Anda pun lepas tangan. Meski ia sudah bisa mandi sendiri, sesekali Anda mandikan anak. Aktivitas ini dapat menguatkan ikatan psikologis lewat interaksi seperti percakapan dan sentuhan. Yang juga tak kalah pentingnya, momen ini adalah kesempatan Anda untuk memonitor kondisi tubuh dan perkembangan panca indera anak. Apa saja sih yang perlu dicek sambil ‘bermesraan’  rutin dengan anak di kamar mandi?
 
1. Organ genital
Memandikan balita adalah momentum emas berdiskusi dan menasehati organ pribadinya tidak boleh diumbar dan disentuh oleh orang asing, sampai edukasi seks paling sederhana. Selain itu Anda bisa mendeteksi dini bila ada keganjilan pada alat kelaminnya. Di situs kesehatan anak dari The Royal Children’s Hospital Melbourne, www.rch.org.au, disebutkan untuk anak laki-laki, kelainan yang mungkin terjadi adalah urusan penis kecil (mikropenis), penis tidak muncul (buried), dan lubang terletak di bagian bawah (hipospadia). Di situs ini juga dikatakan, apabila Anda mendeteksi adanya kelainan, segera bawa balita ke spesialis urologi anak.
Bagaimana dengan anak perempuan? Sebelum mandi, sebaiknya Anda meminta anak buang air kecil sambil mengecek celana dalamnya. Menurut situs kesehatan dari rumah sakit anak Colorado, Amerika Serikat di www.childrenscolorado.org, apabila ada keluhan saat buang air kecil sakit, alat kelaminnya gatal atau berwarna kemerahan, celana dalamnya berbau dan seperti ada cairan bening, sepertinya anak terkena vulvovaginitis atau infeksi pada bagian vagina. Segera berobat ke dokter anak.
 
2. Pusar
Karena kulit pusar sangat tipis dan letaknya di dalam, hal ini menjadi markas kesayangan jamur dan bakteri ‘berpesta’. Keringat, sabun, dan zat-zat lain yang masuk ke pusar berisiko membuat tumbuh kembang bakteri makin pesat sehingga dapat menimbulkan radang. Jika Anda menemukan pusar anak berwarna kemerahan, bengkak sampai mengeluarkan bau tak sedap, segera berobat ke dokter anak. Bisa jadi balita terkena infeksi bakteri atau jamur.
Margaret Grell, M.D, dokter spesialis anak dari Joe DiMaggio Children’s Hospital di Hollywood, Florida, AS memberikan tip membersihkan pusar. Gunakan cotton bud yang telah dicelupkan air hangat, lalu usapkan ke sekitar pusar dan daerah sekelilingnya dengan lembut. Ulangi sekali lagi dengan menggunakan cotton bud kering untuk mengelap cairan yang tersisa di pusar, sampai benar-benar kering.
 
2. Gigi 
Menurut dokter gigi senior Jerome Mittleman, penulis buku Healthy Teeth for Kids: A Preventive Program, Pre birth through Teens, sejak anak usia 1 tahun minimal sudah kontrol ke dokter gigi anak, dan mulai usia 2 tahun sudah memperkenalkan pasta gigi berfluoride.
Proses terjadinya karies atau gigi berlubang dimulai dengan adanya plak pada permukaan gigi, dimana gula dari sisa makanan dan bakteri yang menempel berubah jadi asam laktat, lalu berubah jadi karies. Jika Anda melihat ada lubang berwarna coklat atau kehitaman pada gigi balita, itu karena karies yang tidak tertanggulangi. Hal ini pertanda Anda perlu meningkatkan standar pembersihan gigi dengan mengontrol anak menyikat minimal dua kali sehari, setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur, dan segera kontrol ke dokter gigi anak.
Plak juga dapat mengiritasi gusi sehingga muncul radang. Akibatnya gusi terasa nyut-nyutan, tampak berwarna merah, dan bengkak. Kontrol minimal setiap 6 bulan ke dokter gigi anak sangat dianjurkan.
Jerome juga menganjurkan agar Bunda juga memerhatikan kesehatan lidah anak. Lidah adalah tempat nongkrong favorit mikroorganisme mulut. Pencetus kasus bau mulut atau halitosis, 80% karena bakteri yang tumbuh subur di sana, karena banyak pori-pori yang menyisakan makanan. Cara membersihkan lidah adalah menggunakan sikat lidah atau sikat gigi yang diberi sedikit pasta gigi. Lakukan dengan gerakan lembut, dari arah  dalam menuju luar.
 
3. Telinga
Untuk ibu yang buah hatinya hobi berenang, segera cek telinga balita. Pasalnya, menurut kampanye kesehatan telinga yang didesain oleh pemerintahan Australia di situs www.careforkidears.health, anak yang hobi berenang memiliki risiko lebih besar terkena penyakit radang telinga luar atau otitis eksterna. Saat anak berenang, kemungkinan besar liang telinganya kemasukan air sehingga menjadi lembap dan memudahkan bakteri untuk berkembangbiak. Gejalanya, anak sering menggaruk telinga dan  munculnya cairan. Jika infeksinya fatal, pendengaran anak bisa terganggu. Solusinya, minta anak menggunakan penyumbat telinga saat berenang.
            Yang juga sering terjadi pada anak usia balita adalah infeksi telinga tengah (otitis media). Hal ini terjadi setelah anak menderita radang tenggorokan dan bakteri atau virus masuk ke telinga tengah lewat saluran Eustachius sehingga menyebabkan lendir menumpuk di belakang gendang telinga. Pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah mengompres handuk hangat pada bagian luar. Namun, sebaiknya bawa balita ke dokter spesialis telinga anak untuk mendapat penanganan lebih terarah.
 
4. Rambut
Anjuran anak keramas 2-3 kali seminggu memang dikeluarkan oleh beberapa organisasi kesehatan, American Academy of Dermatology salah satunya. Namun untuk anak yang sangat aktif, seperti sering melakukan olahraga outdoor maupun berenang, keramas bisa dilakukan setiap hari hingga dua hari sekali dalam sehari. Amy Button, pakar rambut dari La Sabrina Hair Design, untuk anak laki-laki dan perempuan yang berambut pendek, potong rambut minimal dilakukan setiap 2 atau 3 bulan sekali. Sementara untuk anak perempuan berambut panjang, sebaiknya setiap 6 bulan. Amy juga menambahkan agar rambut balita pertumbuhannya tetap sehat, dalam setahun rambut anak harus ditrim –dipotong sedikit secara teratur- minimal 4 bulan sekali.

5. Kulit
Di situs American Academy of Dermatology, disebutkan masalah-masalah kulit yang kerap menimpa anak-anak adalah eksim dan kurap. Apabila saat memandikan anak, Anda melihat kulitnya kering, pecah-pecah, dan ia kerap mengeluh gatal, bisa jadi ia mengidap eksim, yang populer dengan sebutan dermatitis atopik. Eksim biasanya merupakan masalah genetik dan kerap diidap anak alergi. Cara untuk meminimalisirnya adalah dengan menjaga kelembaban kulit, menggunakan krim pelembab untuk kulit kering anak, tidak mandi air panas, dan meninggalkan bahan-bahan kimia yang sifatnya mengiritasi seperti sabun dan detergen.
Sementara kurap merupakan infeksi jamur, yang berkembangbiak di kulit mati, rambut, dan kuku. Kurap berbentuk ruam bersisik yang sangat gatal seperti cincin dengan batas berwarna merah, dan lama  kelamaan menimbulkan nyeri. Biasanya butuh waktu beberapa hari untuk krim anti jamur dapat bekerja maksimal.
 
(JOY RUSMA/ERN)
 

 



Artikel Rekomendasi