5 Alasan Balita Sering Menolak Anda

 

Dokumentasi Ayahbunda

Suatu kali, Anda mendapati anak menolak segala bentuk kasih Anda, seperti cium dan peluk. Bisa jadi ada sesuatu yang mengganjal hatinya saat itu, seperti yang dikatakan psikolog Susanne Ayers Denham, Ph.D., penulis buku Emotional Development in Young Children dan profesor di George Mason University, Amerika Serikat, suasana hati balita dapat berubah secepat cuaca, akibat terjadi sesuatu yang menimpanya. Alhasil, Anda diabaikan. Namun begitu, sikapnya ini juga bisa menjadi ‘sinyal’ bagi orang tua untuk perlu mencari tahu dan waspada. Berikut beberapa kemungkinan yang membuat balita berubah:

a) “I had a bad day!”
Balita bisa mengalami hari yang buruk, semisal tidak mendapatkan giliran bermain di ayunan di taman atau usai bertengkar dengan teman sebaya. Apapun itu, ini membuatnya menekuk wajah seharian dan menolak tawaran pereda sedih berupa pelukan hangat Anda.

SIASATI Ciptakan kegiatan bermain yang seru untuk menarik perhatian anak. Atau ajak ia bermain dengan permainan favoritnya. Jika hal ini tidak berhasil, menurut Denham, saran terbaik adalah menunggu dengan sabar hingga emosi anak mereda. Biarkan dan berikan waktu balita untuk menyendiri. Sementara itu, pastikan Anda ‘melempar sinyal’ bahwa Anda selalu siap menerima dia, seperti menawarkan makan siang yang sudah Anda siapkan.

b) “Aku sedang kesal!”
Rupanya, balita Anda sedang sebal dengan Anda. Alhasil ia enggan menerima semua ajakan Anda. Alasannya bisa dari beragam faktor, sebut saja kesal karena Anda sudah sibuk bekerja seharian di kantor, sesampainya di rumah Anda malah asyik dengan smartphone, dan ini membuat ia merasa terabaikan.

SIASATI Jeli melihat situasi dan kondisi anak setiap harinya. Karena apa yang ia lakukan ini merupakan bentuk protesnya. Sebaiknya, buka pembicaraan pada anak secara perlahan, to the point, dan mudah dimengerti anak, “Kamu merasa Bunda sibuk sekali, ya, nak?” Bisa jadi jawaban yang muncul akan sedikit ‘menampar’ Anda. Namun, apapun yang ia utarakan adalah yang ia rasakan. Selanjutnya, buat kesepakatan pada balita terkait dengan masalah tersebut, pastikan Anda membuat win-win solution. Misalnya, “Hari ini Bunda akan pulang malam, tapi besok kita akan bermain seharian, karena Bunda libur.” Hindari membuat janji palsu, ya, Bun!

c. “Aku tidak suka dicium dan dipeluk!”
Dulu sewaktu anak masih bayi, ia senang ditimang, dicium, dan dipeluk. Sekarang, ia mulai menolak semua itu, bahkan dengan Anda sekalipun. Wajar, hal ini tidak hanya terjadi pada anak Anda saja.

SIASATI Kenali tipe bahasa kasih anak. Bisa jadi ia bukan anak dengan tipe bahasa kasih sentuhan. Karena anak dengan tipe bukan bahasa kasih sentuhan tidak akan senang jika ia dicium, dipeluk atau dibelai setiap saat. Simpan cium dan pelukan hangat Anda, saat ia terlelap. Anda tidak perlu sedih, sebab ini bukan berarti ia tidak menyayangi Anda. Yang terpenting adalah pastikan Anda selalu ada setiap balita butuh bantuan.

d. “Hanya mau dengan ayah (atau bunda) saja.”
Mendapati balita hanya dekat dengan salah satu orang tua, kerap membuat ia hanya ingin diurusi sang idola. Tak jarang, jika salah satu dari Anda merasa jealous.

SIASATI Hindari terlalu menuruti tiap permintaan anak untuk mau apa-apa hanya dengan Anda atau pasangan Anda saja, menurut saran Dr. Vanessa Lapointe, R. Psych, psikolog dan penulis buku Discipline Without Damage. Ia juga mengungkapkan bahwa mengasuh balita Anda merupakan pekerjaan bersama sehingga mulailah untuk membagi pekerjaan yang musti dikerjakan ayah dan bunda. Meski awalnya akan ada penolakan, namun lambat laun anak akan terbiasa.

e. “Sahabatku, si mbak!”
Balita Anda sangat akrab dengan si mbak (baby sitter atau asisten rumah tangga). Saking akrabnya, mbak tidak perlu mengeluarkan tenaga ekstra dalam mengurusi kebutuhan anak, sebab hampir tanpa perlawanan. Anak Anda selalu nurut aturan mbak. Namun hal ini berbanding terbalik, saat Anda yang mengambil alih.

SIASATI Tetap lakukan ambil alih balita selama Anda berada di rumah –sedang tidak bekerja-, namun minta si mbak dekat dengan Anda. Sebelumnya, minta si mbak untuk tidak banyak berperan serta mengasuh anak saat Anda ada di rumah. Tujuannya agar balita tidak merasa Anda menjauhkan mbak dari hadapannya. Selanjutnya, coba untuk ciptakan hari libur ‘bebas mengasuh balita’ untuk si mbak, guna menambah waktu bonding Anda dengan anak. Buat aktivitas yang lebih seru agar ia memiliki pengalaman seru dengan Anda.

(FIN/ERN)
 

 



Artikel Rekomendasi