9 Hal Positif yang Bisa Dipelajari dari Balita

 

Fotosearch

Memberikan pelajaran-pelajaran baru pada anak, ah itu sih sudah biasa, Bunda. Tahukah Anda, tanpa banyak yang menyadari, Anda sebagai orangtua bisa belajar banyak dari anak? Coba mulai hari ini, amati polah anak, lalu coba terapkan hal tersebut pada diri Anda. Berikut beberapa perilaku yang melekat pada anak-anak, yang dapat Anda tiru.

1.    Let it go
“Aku tidak mau lagi main sama kak Ando,” ungkap Daniel pada anak tetangga depan. Wah, sepertinya mereka sedang bertengkar karena berebut mainan. Namun apa yang terjadi beberapa menit kemudian? Daniel sudah lupa dengan amarahnya. Mereka sudah saling tegur, bahkan Daniel sudah mengajak Ando bermain sepeda.

ANDA BELAJAR Ketika sedang berdebat dengan pasangan atau orang lain, Anda tidak perlu memendamnya berlama-lama. Ungkapkan saja amarah Anda agar orang tersebut mengetahui bahwa Anda sedang marah, lalu maafkan. Forgive dan forget! Nyatanya, suatu hari nanti Anda akan membutuhkan orang tersebut. Apalagi jika ini terkait dengan hubungan suami istri. Tidak sehat menahan amarah terlalu lama pada pasangan.

2.    Berani bertanya
Bisa lebih dari 10 kali anak bertanya pada Anda, seperti sedang memborbardi Anda, mulai dari “Itu apa?”, “Kenapa? Dan kenapa?”, “Kok bisa?”, sampai “Kalau begini bisa?”, dan sebagainya. Mereka tidak berhenti bertanya selama masih memiliki rasa penasaran dengan sesuatu yang ia ingin ketahui.

ANDA BELAJAR Tidak malu dan tidak takut untuk bertanya, meskipun terkadang pertanyaan itu Anda anggap silly. Jika Anda memang tidak mengetahui bagaimana menangani balita yang influenza –yang sudah dianggap penyakit biasa dan semua ibu pasti bisa menangani-, kenapa Anda tidak bertanya. Salah-salah penanganan, justru membahayakannya. Memupuk rasa ingin tahu yang banyak itu penting kok, Bunda! Sebab tidak ada sekolah untuk jadi orangtua.

3.    Menikmati hidup
Setiap pagi, ritual anak adalah melompat di atas tempat tidurnya. Hanya beberapa kali lompatan saja, sudah terlihat paras wajah bahagia. Dan jika Anda amati lebih detail lagi, masih banyak lagi ritual-ritual yang dianggap ‘ajaib’ oleh orang dewasa. Padahal apa yang ia lakukan tersebut adalah bentuk dari menikmati masa kanak-kanaknya.

ANDA BELAJAR Menghadapi kehidupan Anda dengan lebih santai, meski tetap bertanggung jawab. Buat ritual-ritual yang bisa membuat Anda bahagia setiap hari, seperti menikmati secangkir kopi di taman rumah atau memandangi anak sebelum ia terbangun. Nikmati setiap kehidupan Anda menjadi bentuk syukur, dengan begitu niscaya stres akan jauh-jauh dari Anda. Sst…jangan lupa untuk bersenang-senang, ya, Bun!

4.    Semua orang itu sama
Anak-anak cenderung tidak peduli dengan perbedaan, baik perbedaan jenis kelamin, warna kulit, usia, disability, bahkan agama dan ras. Apapun jenisnya, anak-anak tidak ragu untuk menegur dan mengajak main teman barunya. Balita juga cenderung selalu memperlakukan orang-orang baik padanya dengan perlakuan yang baik pula.

ANDA BELAJAR Menerima perbedaan dan fokus pada kebaikan orang lain, bukan kejelekan/keanehan secara fisik  atau perbedaannya. Pasalnya, jika Anda sudah membuat ‘benteng’ untuk berinteraksi dengan orang lain, anak dapat melihat dan belajar dari Anda. Hal ini tentu akan merusak naluri alami balita sebagai makhluk penerima perbedaan.

5.    Tersenyum setiap pagi
Coba Anda lihat, bagaimana ekspresi anak setiap Anda bawa ke depan cermin! Dia selalu tersenyum melihat dirinya. Tampaknya anak sangat bahagia, atau bahkan bangga pada dirinya sendiri. Tak jarang juga anak memaksa Anda untuk tetap berada di depan cermin.

ANDA BELAJAR Jangan lupa untuk selalu tersenyum setiap hari. Mulai dengan tersenyum di depan cermin. Tersenyumlah dan banggalah pada diri Anda sendiri. Sebab ada pepatah yang berbunyi, “Dunia selalu terlihat cerah di balik sebuah senyuman.” Bahasa tubuh yang dipercaya dapat mengubah suasana hati ini akan membawa Anda menjalani hari-hari menjadi lebih bahagia. Hal ini pun akan berpengaruh bagaimana Anda menghadapi pasangan dan anak. Don’t forget to smile!

6.    Tertawa
Menertawakan momen sangat lekat dengan dunia anak-anak. Apapun momennya, baik yang lucu maupun yang garing (baca: tidak lucu), ia selalu meresponsnya dengan tawa. Mungkin anak-anak sepaham dengan tokoh Charlie Chapling, “A day without laughter is a day wasted!”

ANDA BELAJAR Lagi-lagi Anda diminta untuk menikmati momen kehidupan dengan bentuk tertawa. Tertawalah jika hal tersebut mengundang tawa, tidak perlu ditahan. Jaga image sudah tidak zaman! Menurut Lee Berk, Associate Professor dari University School of Medicine, California, Amerika Serikat, tertawa dapat meningkatkan kemampuan tubuh dalam menghadapi tekanan dan melawan penyakit. Bahkan tertawa juga merupakan bentuk latihan olahraga menurut beberapa penelitian. Tertawa 100 kali sama sehatnya dengan 15 menit bersepeda.

7.    Berani mencoba
Balita lekat dengan fase ekplorasi, fase di mana ia selalu mencari dan berani mencoba sesuatu yang baru. Ia berani menuruni mainan seluncur dengan ketinggian yang cukup menantang buat anak-anak. Ia bisa berdamai dengan dirinya, asalkan bisa bermain. Dan seringkali keberaniannya ini justru berbuah kebaikan baginya, ia merasakan keseruan saat bermain seluncur.

ANDA BELAJAR Berani untuk mencoba sesuatu yang baru. Meski Anda sempat terpikir alasan anak-anak berani mengambil risiko karena belum memahami secara tepat hubungan sebab akibat. Untuk Anda, berani ambil kesempatan dengan minim risiko. Walaupun terkadang kesempatan dengan risiko yang besar juga bisa membawa dampak positif untuk Anda. Yang jelas, ayo, Bunda, jangan ragu untuk mengambil kesempatan yang ada di depan mata!

8.    Show affection
“Bunda, aku mau pakai jaket dan sepatu booth ah!” ungkap anak. Anda pun heran karena di luar rumah tidak ada genangan dan sinar matahari sangat terik. Kenapa ia bisa tiba-tiba ingin pakai jaket sepatu booth? Atau tiba-tiba anak mengatakan, “Aku cintaaaaaa sekali sama Bunda.”  

ANDA BELAJAR Spontanitas dan ungkapkan apa yang Anda rasakan. Biasanya bentuk spontanitas anak itu jujur, apa adanya. Cobalah lakukan sesuatu yang spontan. Terkadang sesuatu yang spontan bisa membawa kejutan untuk pasangan Anda atau anak. Sebut saja, “Hari ini kita rekreasi di taman. Bunda mau masak enak!” Nah, ini tentu bentuk spontan Anda yang membawa kejutan untuk keluarga.

9.    Jago bermimpi
“Aku mau jadi dokter.”
“Besok aku akan jalan-jalan ke HK Disneyland bersama bunda, ayah, nenek dan kakek.”
Asyiknya jadi anak-anak, bisa setiap hari bermimpi seperti itu. Anak-anak memang memiliki segudang mimpi yang luar biasa, dan terkadang terdengar kurang masuk akal. Mereka percaya bahwa mimpinya akan terwujud, dan selanjutnya membangun mimpi-mimpi yang lain lagi.

ANDA BELAJAR Memiliki mimpi dan percaya bahwa suatu hari mimpi-mimpi Anda akan terwujud, tentunya diikuti dengan usaha. Berbeda dengan anak-anak yang sering Anda bantu untuk mewujudkan mimpi. Kini, coba gunakan imajinasi Anda untuk menggali impian yang selama ini mungkin terkubur. Salah satu pengalaman seorang ibu yang bermimpi menjadi chef, sekarang ia memiliki usaha katering, dan bisa membantu kemampuan finansial keluarga.

(NAT/ERN)

 

 



Artikel Rekomendasi