Ajarkan Anak Menepati Janji

 


Belajar adalah aktivitas keseharian anak: Berjalan, belajar tidur, belajar makan tanpa berceceran, dan sebagainya. Kini saatnya si kecil belajar untuk menepati janji-janji yang sudah dibuatnya. Misalnya, berjanji untuk melakukan sesuatu yang Anda minta, “Kalau film Upin Ipin sudah habis, aku janji minum susuku, Bunda.” Ingatkan ia agar tidak sembarangan berjanji. 
 
Kenalkan pepatah “janji adalah hutang” kepadanya agar ia mengeri makna dari janji yang dibuat. Anak perlu mendapat pemahaman dari berjanji dan menepati janji, sebab ada dampak positif dalam sikap tersebut.
 
Nilai Positif dari Berjanji
Nilai positif yang akan dimiliki si kecil bila menepati janji:
  • Memiliki nilai kejujuran dan keterbukaan yang tinggi.
  • Anak bisa mengukur kemampuan dirinya dalam menepati janji. Ia belajar untuk tidak mengobral janji.
  • Dipercaya oleh teman-teman dan lingkungannya.
  • Mudah untuk menerapkan nilai lain kepadanya, karena anak percaya pada apa yang Anda katakan.
 
Tidak perlu pikir panjang, ayo, ajari si kecil bagaimana cara menepati janji!
 
Buat peraturan
Buatlah beberapa peraturan kepada anak: mencuci kaki dan tangan sepulang bermain dari luar, menyikat gigi sebelum tidur, mengembalikan barang ke tempat semula, atau menepati waktu makan. Peraturan sederhana semacam itu, selain membuat anak paham dan bersedia menjalankan perintah, juga dapat memupuk rasa tanggung jawab dan komitmen. Ketika ia sudah sadar untuk menjadi anak yang bertanggung jawab dan berkomitmen, ia akan lebih mudah menepati sebuah janji.
 
Berikan tugas ringan
Misalnya, membereskan tempat tidur setiap bangun tidur, menyiapkan sendok-garpu untuk makan malam, atau menyiram tanaman di sore hari. Ini dapat dilakukan anak sejak usia 3-4 tahun. Secara tidak langsung tugas ini membantu anak mengembangkan rasa tanggung jawab. Jangan menilai hasil kerjanya, tetapi lihatlah kebiasaan baik yang terbentuk. Ketika ia berhasil memenuhi tugas, beril hadiah: pujian atau pelukan.
 
Pemahaman logika terbalik
Ceritakan beberaoa contoh perilaku ingkar janji dan gunakan si kecil sebagai “korbannya”. Misalnya, Tante A berjanji membelikan es krim jika anak membantu memberi makan kelinci. Namun setelah anak melakukannya, si tante tak kunjung membelikan es krim! Katakan kepada anak, “Kamu tentu kecewa dan kesal karena sudah membayangkan enaknya makan es krim, ya.” Pemahaman logika terbalik ini secara tidak langsung membuatnya mengerti, betapa tidak enaknya perasaan kecewa atau marah yang dialami seseorang jika ia ingkar janji.
 
Berkata sungguh-sungguh
Menanamkan nilai ini kepada anak, baik untuk membuatnya konsisten terhadap perkataannya. Misalnya, anak minta dibelikan cheese cake dan roti gandum dan berjanji akan menghabiskan semuanya. Anda sudah mengingatkannya bahwa makanan itu terlalu banyak untuk perutnya yang kecil. Benar saja, anak memang tak mampu menghabiskannya. Bantu ia menepati kata-katanya dengan mengusulkan, “Bagaimana kalau sisa kuenya disimpan di kulkas untuk dimakan nanti sore?”
 
Tunjukkan sikap tegas dan konsisten
Hari ini Anda membiarkan anak tidak membereskan mainannya, meski ia sudah berjanji melakukannya. Mungkin ia memang lupa, tapi Bunda tetap harus tegas dan konsisten untuk anak menepati janji.
 
Beri kesempatan
Lagi-lagi anak melanggar janji. Anda bergumam, “Ah, namanya juga anak-anak.” Ya, benar, anak memang masih membutuhkan waktu belajar dan terbiasa dengan nilai-nilai Anda. Namun bukan berarti Anda membiarkannya mangkir begitu saja. (ES)

 

 



Artikel Rekomendasi