Aturan Terbaru Prasekolah

 

Saat ngumpul dengan orangtua murid di sekolah, ungkapan seperti, “Merayakan ulang tahun di sekolah masa tidak boleh!” Dan orangtua lain menyahut.  “Makanan bekal juga diatur ketat…”

Tentu saja ada alasan jika beberapa  prasekolah menerapkan peraturan tersebut.  “Semua itu demi meningkatkan kualitas hidup anak-anak kelak,  bukan hanya  sehat secara fisik, tapi  juga sosial,” kata  Rosmayanti Ichsan, Kepala Sekolah - Sekolah Cikal* Serpong dan RMC Bintaro. Apa saja yang berubah?

Merayakan ulang tahun
Acara ulang tahun berlangsung singkat, meriah, namun hangat. Maklum berlangsung di dalam kelas, usai jam sekolah. Orangtua tinggal  membawa kue ulang tahun, makanan siap bawa dan goodie bag. Tanpa undangan atau menyewa tempat. Anak puas bisa merayakan ulang tahun bersama temannya. Tapi itu dulu. Sekarang, banyak  prasekolah mulai melarang pesta di kelas. Gantinya guru tetap bisa mengajak anak-anak menyanyikan lagu Selamat Ulang tahun. Kue ulang tahunnya dibuat sendiri dari mainan play dough. Seru dan lebih kreatif.

Perihal bekal
Dulu, apa yang disukai anak,  yang gurih mengandung MSG, coklat batang atau permen, tak masalah masuk kotak bekal. Tapi kini Anda perlu hati-hati karena ada praksekolah yang memastikan bekal yang dibawa oleh anak-anak itu memenuhi standar makanan sehat, buah, sayur, puding dan kue-kue yang tidak mengandung gula, garam,  minyak,  bahan pengawet, dan tidak membawa minuman bersoda.  Tujuannya adalah agar anak-anak terbiasa mengonsumsi makanan sehat. Bagus, kan!

Bergantian menggigit
Namanya juga anak-anak, saking baiknya, ia  makan kue dari bekas gigitan temannya atau minum dari gelas yang sama, ya tidak masalah. Tapi itu dulu. Kalau sekarang, orangtua pasti sepakat  jika anak-anak tidak makan dari bekas gigitan temannya. Sebab, tidak mau ada bibit penyakit yang terbawa dalam makanan itu dan menjangkiti temannya. Selain itu, dikhawatirkan juga ada anak memiliki alergi terhadap makanan tertentu. Jadi, perubahan ini memang dibutuhkan.

Kutu rambut
Anak tak berhenti menggaruk-garuk kepalnya. Itulah salah satu tanda jelas anak  memiliki kutu. Dulu, sih, anak berkutu tetap masuk kelas. Kini, anak tidak boleh hadir di sekolah. Tapi sekarang  karena garukannya akan mengganggu konsentrasinya, konsentrasi temannya, juga bisa melukai kulit kepalanya anak diminta untuk di rumah dulu. Ia boleh kembali sekolah, jika kepalanya sudah bebas kutu. Jadi, cek selalu rambut anak dan pastikan bebas kutu. Jika berkutu segera ke apotik membeli obat untuk membasminya yang aman.

Flu, batuk, pilek
Anak-anak mengalami flu, batuk,  dan pilek adalah biasa. Karena biasa, mereka boleh tetap sekolah. Tapi kini sekolah melarangnya dengan alasan penyakit itu akan menyebar dengan cepat. Mengistirahatkan anak di rumah juga membantu mempercepat proses penyembuhan. Begitu pun sakit cacar, anak harus  sembuh total saat kembali bersekolah karena penyakit ini mudah menular dan bisa menulari satu kelas! Jadi siap-siap untuk bergantian cuti dengan pasangan jika anak membutuhkan Anda menemaninya di rumah.   
Bebas hama
Anak-anak bisa jadi tidak peduli saat melihat tikus kecil di halaman, kecoa merayap atau nyamuk melayang. Tapi orangtua sekarang tentu akan segera protes kalau melihat itu berkeliaran di kelas. Sebab semua itu adalah sumber penyakit! Merespon itu, kini pihak sekolah selalu mejaga kebersihan bahkan melakukan pengendalian hama dengan cara fogging atau memasang perangkap hama secara periodi.  Dengan itu, diharapkan tikus, rayap, nyamuk penyebab deman berdarah dan serangga lain tak ada lagi. Dulu, pihak sekolah cukup dengan membersihkan kelas secara berkala, menyapu, mengelap dan mengepel.

Imunisasi
Dulu,  tidak ada pihak sekolah yang meminta melampirkan kartu imunisasi atau mengisi kolom isian mengenai imunisasi di data anak. Kini,  beberapa sekolah meminta data tersebut. Ini sebagai data untuk  pihak sekolah jika ada program pemberian imunisasi atau vitamin A dari pemerintah yang datang melalui sekolah. Namun lepas dari itu, memberi imunisasi kepada anak akan membuatnya hidup lebih sehat. Beri anak imunisasi lengkap dan simpan kartunya baik-baik.

Dilarang ikut  ke kelas
Di awal masuk sekolah, pemandangan biasa melihat orangtua duduk di samping anaknya, di kelas. Dulu hal tersebut dianggap bisa membantu anak melalui hari pertamanya di sekolah tanpa menangis. Kini, orangtua hanya boleh menunggu di luar yang tak terlihat anak. Gurulah yang akan menenangkan anak. Kini ada pemahaman bahwa masuk prasekolah berarti anak belajar mandiri dan berani. Anak juga belajar untuk menemukan rasa aman di lingkungan dan teman-teman baru. Proses ini akan efektif jika orangtua tidak mendampinginya di sekolah.

Tak sembarangan penjemput
Dulu, sih, siapa saja bisa jemput anak, kini tidak lagi! Sederhana kelihatannya. Jika kini pihak sekolah meminta orangtua memberikan nama-nama yang akan menjemput alasannya adalah untuk memastikan keselamatan dan keamanan anak sampai kembali ke rumah. Jika terjadi pergantian penjemput harus diberitahukan pada pihak sekolah dengan data yang cukup lengkap seperti nama penjemput, dan ciri-cirinya (jika penjemput baru pertama kali),   dan hubungan dengan anak. Lebih aman dan menenangkan, bukan?

(RINA SUSANTI/IAH/ERN)

Baca Juga:
10 Tanda Prasekolah Berkualitas
Kiat Memilih Prasekolah
Persiapan Untuk Anak Prasekolah


 



Artikel Rekomendasi