6 Cara supaya Anak Tidak Takut ke Dokter

 

Fotosearch

Dulu, Anda tinggal gendong bayi ketika ingin memenuhi jadwal imunisasinya di dokter. Namun, cara ‘angkut’ ini tidak lagi berhasil saat buah hati berusia 1-2 tahun. White lies pun kerap dilakukan agar anak mau ke dokter, baik saat sakit maupun sekadar periksa kesehatan rutin. Menurut Dr. Genn O’Keeffe dari Pediatricsnow.com, anak usia ini sering merasa tertekan oleh kunjungan dokter, bukan karena antisipasi dari rasa sakit, tetapi karena mudah takut dengan lingkungan baru.

Yuk, ciptakan situasi dan kondisi yang nyaman agar anak juga ikut nyaman, sehingga mau pergi dan berinteraksi dengan dokter.
Simak 6 tips jitu berikut : 


1. Jujur
1-2 hari sebelumnya, katakan dengan jujur mengapa anak harus ke dokter dan apa saja yang akan ia alami di ruang praktik dokter nanti, termasuk bila harus disuntik. Penjelasan seperti ini akan menyiapkan mental balita untuk menghadapi apa yang akan dialaminya. Anda juga bisa mengenalkan dengan bermain dokter-dokteran. Anda pura-pura menjadi dokter dan anak menjadi pasien. Makin seru jika balita punya peralatan bermain dokter, sehingga ia bisa mengenal peralatan kedokteran lebih dekat.

2. Be there on time!
Buru-buru datang lebih awal agar dapat nomor antrean pertama, nyatanya Anda mendapat nomor lima dan menunggu lama sehingga membuat balita bosan. Tetapi, hindari pula datang terlambat, sehingga membuat anak segera mendapat tindakan dari dokter. Hal ini bisa mengejutkan anak karena ia butuh persiapan diri bertemu dokter. Membuat janji terlebih dahulu melalui telepon atau menugaskan orang lain untuk mengantre bisa jadi pilihan terbaik. Biarkan ia bermain di rumah, di mobil, atau di tempat bermain anak yang disediakan atau dekat lokasi rumah sakit.

3. Bawakan bekal
Tak perlu ragu membawa camilan favorit anak yang selalu berhasil membuat anak diam dan nyaman. Anda hanya perlu pastikan camilan tersebut adalah makanan yang tidak memiliki dampak negatif terhadap penyakitnya. Jika anak sedang sakit flu, permen tentu bukan bekal yang tepat, sebaiknya bawakan ia sate buah. Bekal tak hanya berupa makanan saja, Anda bisa bawakan anak mainan atau barang kesayangannya. Kehadiran ‘kawan sejatinya’ ini dapat membuat anak merasa lebih nyaman, layaknya di rumah.

4. Berteman dengan dokter
Seragam dokter bisa jadi salah satu alasan anak tidak nyaman karena jarang ia temui. Ajak anak untuk mengenal sosok dokter lewat film, buku cerita, serta jalin hubungan yang akrab dengan dokter. Meminta dokter untuk wefie juga sah kok, agar anak lebih mudah mengingat melalui foto. Bila diizinkan dokter, beri kesempatan anak memegang peralatan yang digunakan dokter, seperti stetoskop. Lakukan hal serupa dengan staf rumah sakit. Makin banyak wajah yang dikenal, anak makin nyaman di rumah sakit.

5. Alihkan perhatian
Ajak anak ngobrol, bernyanyi, main tebak-tebakan selama proses tindakan dokter jadi cara ampuh untuk mengalihkan perhatiannya dari rasa takut. Ajak dokter bekerja sama, pada saat anak butuh pengalihan perhatian ‘tingkat tinggi’, seperti ketika disuntik. Rasa sakit akan sedikit tersamarkan jika anak tidak mengetahui dari awal, karena otot-otot tubuhnya tetap relaks. Lalu, berikan pelukan. Pelukan dipercaya dapat menghilangkan rasa sakit.

6. Dokter langganan
Berhubungan dengan satu dokter saja -misalnya satu dokter anak atau satu dokter gigi- membuat anak jadi terbiasa. Ia tidak perlu sering-sering membiasakan diri mengenal dokter baru. Lagipula, jika Anda sering mengganti dokter, Anda harus menceritakan riwayat kesehatan anak sejak awal lagi dan akan butuh waktu lebih lama untuk memahami penyakit balita sekarang. Satu lagi manfaat punya dokter langganan, hanya dengan bertanya melalui pesan di telepon atau colek dokter di media sosial, Anda langsung dapat jawaban.

(Tim Ayahbunda/SAN)

Baca Juga:
TRIK MEMBERI OBAT BAYI VIA DUBUR
6 TIP AGAR ANAK TUMBUH JADI TANGGUH

 



Artikel Rekomendasi