Balita Belajar Teknologi

 

Anak-anak masa kini memang lebih melek teknologi. Bahkan studi di Amerika Serikat  oleh Joan Ganz Cooney Center dengan Sesame Workshop menguak fakta, 80% balita usia 1-5 tahun menggunakan internet setidaknya sekali seminggu.  Kegemaran anak mengulik gadget tersebut utamanya dipicu oleh rasa ingin tahu yang tinggi.  Agar balita mendapat banyak manfaat ketika mulai terpapar teknologi digital, Bunda dapat menerapkan ini:
  • Kenali tren teknologi terkini, beserta kegunaan praktisnya. Hal itu akan membantu orangtua memahami bagaimana sebuah teknologi bekerja sehingga dapat mencegahnya efek negatif teknologi. Selain itu, paham teknologi akan memudahkan Anda menjawab berbagai pertanyaan anak seputar teknologi dengan tepat, sederhana, dan tidak asal jawab.
  • Jangan sembunyikan gadget dari anak, terlebih karena takut dirusak anak atau enggan direpotkan oleh sejuta tanyanya. Dekati saja anak, ajak ia bersama-sama mengulik gadget tersebut dan  katakan , “Wah, kamu pintar, bisa nyalain handphone Bunda!” Jika ia bertanya seputar gadget tersebut, jelaskan sesuai pemahaman Anda menggunakan bahasa sederhana yang mudah dimengerti anak.
  • Hindari memasukkan gadget ke dalam kamar anak. Letakkan komputer,TV, DVD/CD player, dan gadget lainnya di ruang baca atau ruang keluarga. Sehingga orangtua dapat  mengawasi dan mengetahui apa saja yang diakses anak melalui gadget. Orangtua juga bisa tetap aktif memberikan arahan dan menjawab segala pertanyaannya. Dengan meletakkan gadget  di luar kamar, anak pun dapat terhindar dari paparan radiasi gelombang elektromagnetik yang terpancar dari gadget.
  • Lakukan tindakan preventif agar anak tidak terpapar dampak negatif kemajuan teknologi. Pertama pasang software parental control untuk memblokir akses ke situs-situs internet yang mengandung kekerasan atau pornografi. Kedua, teliti menyimpan gambar atau video yang mengandung unsur pornografi atau kekerasan. Tindakan preventif harus dilakukan secara paralel, artinya, Anda dan pasangan sama-sama aktif memberi arahan dan rambu-rambu penggunaan gadget sesuai pemahaman anak di usianya.
  • Pilih konten untuk gadget yang cocok untuk balita. Ketika anak mulai tertarik pada gadget yang digunakan orang dewasa, itulah saat paling tepat bagi orangtua untuk menyesuaikan konten di dalam gadget agar ramah bagi perkembangan balita. Baik berupa games dalam handphone serta komputer, program komputer, DVD interaktif, lagu dalam telepon genggam dan MP3 Player, CD lagu, DVD film, dan sebagainya.
  • Tetapkan peraturan yang harus ditaati anak. Misalnya, berapa lama mengizinkannya bermain games di ipad atau komputer. Atau terapkan peraturan seperti ia harus makan siang atau mandi dulu sebelum diizinkan meminjam smartphone Anda. Jika anak menolak menghentikan aktivitas main games-nya yang telah dilakukan selama 1 jam, Bunda harus tegas, katakan, “Komputer itu butuh istirahat, sama dengan mata kamu. Kalau komputer dan matamu sakit, nanti nggak bisa main games lagi!”
  • Jangan paksa anak belajar melalui media  digital.  Meski Anda ingin anak belajar Bahasa Inggris sedini mungkin, tak perlu menjejalinya dengan games, lagu atau DVD interaktif berbahasa Inggris, karena belum tentu ia menyukai cara belajar pilihan Anda. Mungkin saja anak lebih senang belajar bahasa Inggris di dalam kelas bersama guru dan anak-anak lain.  Orangtua hanya berperan sebagai fasilitator dan pemantau, bukan pengatur apalagi pemaksa. Solusinya, cobakan satu konten untuk dipelajari anak, lihat reaksi dan antusiasmenya pada konten tersebut, dan tanyakan apakah ia menyukainya.
  • Catat kemajuan berteknologi yang dicapai anak setelah mengenal bermacam gadget di rumah. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana anak menyerap ilmu melalui gadget yang diakrabinya. Misalnya, setelah kerap bermain tetris, cek apakah kemampuan anak mengoordinasikan mata dan tangan mengalami peningkatan, atau daya konsentrasinya membaik setelah menggunakan software Match Maker -mengenali dan menjodohkan huruf, nomor, warna, bentuk, benda dan binatang. (me)

Baca juga:




 



Artikel Rekomendasi