Terlahir dengan Tubuh Dempet, 5 Kembar Siam Ini Berhasil Dipisah

 

Pixabay


Anda mungkin masih ingat kisah kembar siam fenomenal asal Iran Ladan dan Laleh yang mengembuskan napas terakhir di meja operasi pada tahun 2003 silam. Setelah 29 tahun menjalani hidup sebagai individu yang dempet kepala, mereka akhirnya berhasil dipisahkan namun dalam kondisi tak lagi bernyawa.

Kembar siam terjadi sebab embrio berkembang menjadi dua individu tetapi gagal membelah dengan sempurna sehingga memiliki fisik yang saling menyatu. Dalam dunia kedokteran, harapan hidup bagi si kembar siam yang dipisahkan memang tak selalu tinggi. Proses operasi berlangsung sangat rumit, memakan waktu yang lama, dan amat berisiko. Namun, tak semua kasus kembar siam bernasib tragis. Ada beberapa kisah bayi kembar siam yang sukses dipisahkan sehingga dapat hidup normal seperti bayi lainnya.

1. Yuliana dan Yuliani
Anak kembar pasangan Tularji dan Hartini dari Kepulauan Riau ini lahir dengan kondisi dempet kepala secara vertical (kraniopagus). Pada usia 2 bulan 21 hari yang bertepatan dengan tanggal 21 Oktober 1987, Ana dan Ani – demikian mereka biasa dipanggil – menjalani operasi pemisahan di RSCM, Jakarta. Operasi yang dipimpin oleh dokter bedah saraf Padmosantjojo ini memisahkan selaput otak (durameter) yang berlekatan, hanya dengan menggunakan pisau bedah biasa dan mata telanjang. Saat ini, Ana dan Ani telah berusia dewasa. Mereka bahkan berhasil menyelesaikan studi di perguruan tinggi dan menjadi dokter.  
 
2. Rafky dan Rifky
Pada tahun Oktober 2016 lalu, lahir bayi kembar siam Rafky dan Rifky dari pasangan Bani Sumita dan Yuni Setiawati. Hampir mirip dengan Yuliana dan Yuliani,  bayi asal Bekasi Jawa Barat ini terlahir dempet pada bagian kepala. Operasi pemisahan dilakukan di RS Anak Bunda Harapan dengan melibatkan 17 dokter ahli dan dilakukan dua tahap. Tanggal 2 Februari 2017 selama 10 jam dan tanggal 14 Februari 2017 selama 18 jam. Keberhasilan operasi ini menjadi pembuktian kompetensi dokter di Indonesia.
 
3. Devina dan Devani
Saat menjalani operasi pemisahan, balita kembar asal Sumedang ini berusia 2 tahun. Fisik Devina dan Devani menyatu di bagian tulang pinggul, sebagian kaki, beberapa organ dalam seperti usus besar, saluran pembuangan kotoran, saluran air kencing dan kemaluan. Operasi pemisahan dilakukan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung pada 15 Desember 2016. Namun keduanya masih harus dirawat hingga 19 April 2017 lalu. Anggota tim dokter RSHS, Julistio TB Djais menyatakan bahwa operasi Devina dan Devani memakan waktu 20 jam.

Kasus bayi kembar ini terbilang pelik. Keduanya dipasangkan saluran kencing buatan (cystostomy), vagina buatan (vaginoplasty), dan anus buatan (anoplasty). Setiap dua minggu si kembar harus menjalankan kontrol untuk  memantau nutrisi, dan mendapat serangkaian perawatan dari dokter ahli urologi, bedah anak, ortopedi, dan bedah plastik.
 
4. Jadon dan Anias
Kasus kembar siam dempet kepala juga pernah terjadi di New York, AS. Pada tahun 2016 lalu, Jadon dan Anias – nama bayi kembar tersebut – berhasil dipisahkan pada usia 13 bulan. Orang tua si kembar, Nicole McDonald dan sang suami Christian, sempat ragu untuk melakukan operasi karena mengetahui bahwa kedua anaknya berbagi sedikit jaringan otak sepanjang 1.5 cm, termasuk sebagian superior saggital sinus (pembuluh darah besar yang ada di bagian otak).  Mereka menyadari bahwa tindakan operasi bisa berisiko pada kematian anaknya atau kerusakan otak jangka panjang. Namun, Dr. Goodrich – pakar yang menangani operasi si kembar akhirnya berhasil memisahkan keduanya. Nicole bahkan sempat membagikan foto dirinya sedang menggendong Jadon untuk pertama kali melalui akun Facebook miliknya. Sedangkan Anias, saat Jadon keluar dari ruang operasi, masih kejang dan gangguan jantung. Saat ini kondisi mereka semakin membaik.
 
5. Hussaina dan Hassana
Tahun 2012, bayi kembar asal Nigeria ini lahir dalam kondisi pypopagus, bagian tubuh keduanya menyatu di panggul dan tulang belakang. Mereka juga berbagi organ pencernaan dan alat kelamin. Orang tua si kembar,  Badaru dan Malama Badariyya, sempat meminta dokter di Murtala Muhammed Specialist Hospital, Kano, Nigeria – tempat si kembar dilahirkan – untuk melakukan operasi pemisahan. Namun disarankan salah satu dari bayi kembar tersebut harus dikorbankan.

Tak terima dengan saran tersebut, Hussaina dan Hassana lantas dibawa ke New Delhi, India. Keputusan dokter di negara ini berbeda dengan dokter sebelumnya. Kedua bayi kembar tetap memiliki harapan hidup. Namun, prosedur operasi berjalan dengan melibatkan 40 dokter ahli. Dr. Valecha yang ikut mengoperasi si kembar dilansir dari detik.com mengungkapkan tantangan terbesarnya, “Bagian paling sulit dalam operasi ini adalah saat membius. Faktanya obat apa pun yang diberikan kepada salah satu dari mereka, maka yang lainnya bisa saja ikut menerima obat tersebut secara tidak sengaja karena mereka berbagi pembuluh darah besar. Oleh sebab itu kami harus menghitung dan memantaunya dengan cermat.”

(Alika Rukhan)


 

 



Artikel Rekomendasi