6 Keajaiban Otak Bayi yang Anda Wajib Tahu

 

Dokumentasi Ayahbunda


Apa saja misteri kemampuan luar biasa otak bayi yang sudah berhasil diungkap para ahli? Ada 6, sebagai berikut :

1. Bayi terlahir sebagai penari
Riset pada bayi-bayi usia 5 bulan hingga 2 tahun oleh Dr Marcel Zantner, psikolog anak dari Fakultas Psikologi Universitas York, Inggris. Para bayi yang diteliti menunjukkan respon aktif terhadap suara musik, dengan cara mereka akan menggerakkan tubuh mengikuti irama musik yang didengarnya. “Mereka tidak peduli jenis musiknya, yang penting ketukan iramanya,” ujar Dr. Marcel.
          Psikolog anak dari Finlandia, Dr. Tuomas Eerola menemukan hal menarik lain. Menurutnya, “Bayi-bayi yang memiliki kemampuan yang baik untuk menggerakkan tubuh sesuai ketukan irama musik, ternyata lebih sering tersenyum dan tertawa. Jadi, semakin tinggi kemampuan bayi menari, akan semakin murah senyum juga dia.” Wow!
 
2. Bayi mengerti pembicaraan orang
Siapa bilang bayi tidak paham perkataan Anda? Hasil riset Eric Halgren, PhD, pakar radiologi dari Universitas California di San Diego, AS, menunjukkan, otak bayi usia 1 tahun sudah mampu memproses kata-kata hasil percakapan orang dewasa yang didengarnya. Bayi pun bisa memahami makna kata-kata tersebut, seperti kita memahami kata-kata itu. Jadi, sebelum bayi bisa bicara, dia sudah memiliki kemampuan mencerna makna kata-kata.
          Tentang ketepatan makna kata yang dipahami bayi, Jeff Elman, PhD., pakar saraf anak dari universitas tersebut juga melakukan penelitian. Pada bayi-bayi diperdengarkan sejumlah kata benda dan diperlihatkan gambar dari benda-benda yang disebutkan. Setelah itu, urutan kata dengan gambar benda diacak. Ternyata bayi-bayi bereaksi bila kata yang disebutkan tidak sesuai dengan gambar benda.

3. Bayi menangis dengan dialek bahasa ibu
Ada pepatah air jatuh ke pelimbahan juga, terbukti benar. Para peneliti di Universitas Wurzburg, Jerman membuktikan hal itu lewat hasil penelitiannya terhadap tangisan 60 orang bayi dari pasangan orangtua yang berbahasa Prancis dan Jerman.
Ada perbedaan signifikan antara suara tangis bayi dari ibu Perancis dan bayi dari ibu Jerman. Bayi-bayi Perancis menangis dengan aksen meninggi, seperti aksen bahasa Perancis – dan bayi-bayi Jerman menangis dengan aksen merendah, mirip aksen bahasa Jerman.
Untuk bisa menghasilkan suara tangis yang berkesan bahasa ibu, bayi perlu “belajar”. Pakar saraf anak, Dr. Debbie Mills dari Inggris menjelaskan, kemampuan tersebut merupakan hasil proses belajar otak untuk mengingat suara percakapan ibu sejak di dalam rahim. Kemampuan bayi baru lahir untuk menangis dengan aksen ibu, merupakan upaya meniru ‘bahasa’ ibu. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian ibu, sehingga terjalin ikatan batin yang kuat antara ibu dan bayinya.

4. Bayi tidur tahu emosi orang tuanya
Bila Anda hendak adu argumen dengan pasangan, jangan lakukan dekat bayi. Sebab, riset Dr. Declan Murphy. Pakar saraf anak dari London, Inggris, menyebutkan meski sedang tidur nyenyak, bayi tetap bisa mendengar bunda dan ayahnya bertengkar. Bahkan bayi bisa mengendus suasana hati Anda yang negatif – kesal atau marah.
Fakta ini didapat melalui penelitian terhadap 21 bayi berumur 3-7 bulan. Aktivitas gelombang otak bayi-bayi ini dipantau dan dicatat fluktuasinya ketika mendengar berbagai jenis suara : suara bersin, batuk, tangis, tawa, suara mainan, suara percakapan orang tua dalam kondisi normal, dan suara percakapan orang tua ketika kesal. Ada bagian tertentu dari gelombang otak bayi yang menjadi aktif saat mendengar suara orang tuanya bertengkar atau sedih walau bayi sedang tidur lelap. Bagian otak yang aktif itu disebut korteks dan girus rektus.

5. Bayi mampu mengenali ritme musik
Bayi-bayi sudah terlahir dengan kemampuan bermusik. Meski baru berumur beberapa hari, mereka sudah memiliki naluri yang kuat untuk mengikuti irama atau ritme musik yang didengarnya. Kemampuan luar biasa ini ditemukan Dr. Istvan Winkler, pakar saraf anak dari Budapest, Hongaria. Bersama Dr. Henkjan Honing dari Universitas Amsterdam Belanda, Dr. Istvan mengamati dan menganalisa gelombang elektromagnetik yang dihasilkan otak bayiketika diperdengarkan suara musik menggunakan drum dengan variasi ritme. Sesekali, beberapa notasi sengaja dilewati untuk melihat respons otak bayi terhadap perubahan tersebut.
Pengukuran reaksi gelombang otak bayi menggunakan EEG (Electro Encephalo Graphy) terhadap 14 bayi berumur 2-3 hari, saat mereka terjaga maupun tidur. Setiap kali ada notasi yang terlewat, otak bayi menunjukkan perubahan pola gelombang elektromagnetik.

6. Bayi terlahir sebagai tukang hitung
Sepintas, bayi terlihat seakan-akan hanya bisa minum ASI, menangis, tidur, dan buang air. Tapi, kalau kita lihat apa yang terjadi di dalam otaknya tidak sesederhania itu. Hasil riset Veronique Izard, Ph.D., pakar saraf anak dari Paris, Perancis, cukup mengejutkan. Bayi umur 3 bulan terbukti sudah menyadari berapa jumlah boneka-boneka berbentuk binatang yang tergantung di atas tempat tidurnya.
Kemampuan otak bayi untuk menghitung jumlah benda yang dilihat itu, diteliti dengan melibatkan 36 orang bayi umur 3-4 bulan. Bayi-bayi itu dipasangi “topi” dari jala yang terbuat dari kabel-kabel sensor untuk menangkap setiap gelombang otak, lalu disuguhi gambar aneka binatang di layar monitor TV besar, seperti bebek, kuda, dan gajah. Binatang-binatang yang ditunjukkan berbeda-beda jumlahnya dan ditampilkan secara acak. Dari hasil pemantauan pada gelombang otak bayi, ditemukan adanya perubahan bentuk gelombang otak setiap kali bayi melihat gambar jenis binatang yang berbeda-beda, tapi dengan jumlah sama. Itu membuktikan otak bayi mampu memberikan respon terhadap perbedaan jumlah benda yang dilihat. (TIM AYAHBUNDA/ PAS)

Baca Juga

10 Hal yang Dipercaya Membantu Pertumbuhan Otak Bayi
8 Makanan Terbaik untuk Otak Bayi

 

 



Artikel Rekomendasi