Kembangkan Pengetahuan Sensorik-Motorik Bayi

 

Bayi butuh banyak sensasi untuk menambah pengetahuan dan pengalamannya untuk perkembangan sensoris-motorik bayi. Semakin banyak input sensoris yang diterima, semakin banyak pula jawaban output motorik yang ditimbulkannya.

Anggapan bahwa sensoris-motorik bayi akan berkembang tanpa masalah asalkan kondisi otak bayi normal, itu benar! Meski begitu, bayi juga butuh pengetahuan dan pengalaman untuk sensorik-motoriknya. Semakin banyak input sensoris yang diterima, semakin banyak pula jawaban output motorik yang ditimbulkannya.

Sentuhan. Sejak awal kehidupannya, bayi belajar mengenal lingkungan sekitar terutama melalui sentuhan karena sistem sensoris sentuhan (taktil) yang paling dulu berkembang. Tak heran, bayi akan memberikan respon tersenyum atau tertawa bila dicium pipinya. Kemudian pada usia 9 sampai 12 bulan, sistem sensoris sentuhannya semakin berkembang. Apalagi saat itu bayi semakin pandai mengoordinasikan gerakan otot-otot kakinya, hingga akhirnya ia mulai bisa belajar berjalan. Pengamatan Anda sebaiknya tidak hanya pada kekuatan otot-otot kaki atau bagaimana agar anak cepat bisa berjalan saja. Perhatikan juga reseptor indera taktil, khususnya kulit. Maksud dari reseptor indera taktil adalah salah satu dari lima alat yang wilayahnya paling luas karena letaknya di seluruh permukaan kulit. Fungsinya ada dua, yaitu
  • Survival, untuk mengidentifikasi sentuhan ringan secara umum, temperatur dan rasa nyeri.
  • Diskriminasi, yang akan berkembang kemudian. Fungsinya untuk mengenal tekstur, bentuk, lokasi akurat dari suatu sentuhan dan berperan penting dalam perkembangan persepsi tubuh, keterampilan motorik halus dan praksis.
Tak cuma lantai. Kalau biasanya Anda mengajarkan bayi berjalan di lantai rumah dengan bantuan alat dorong (mainan beroda) atau Anda pegangi kedua tangannya; sesekali biarkan bayi berjalan-jalan tanpa alas kaki keluar rumah untuk merasakan tekstur jalan selain lantai rumah. Tak perlu takut kotor, Bu, demi pengetahuan dan pengalaman si buah hati. Beberapa media berikut mampu mengajarkan sensasi pada sistem sensorisnya:
  • Pasir, yang dirasakan: sensasi kasar, empuk, dan geli dari butiran pasir.
  • Rumput, yang dirasakan: sensasi sedikit tajam, empuk, gatal, dan sedikit basah terutama sehabis hujan.
  • Bebatuan, yang dirasakan: sensasi tekanan-tekanan yang dihasilkan oleh bentuk batu yang beraneka ragam, mulai dari batu ukuran kecil, ukuran besar, tidak tajam, dan sedikit tajam.
  • Tanah, yang dirasakan: sensasi empuk, dingin, dan kasarnya tanah.
  • Air, yang dirasakan: sensasi benda cair dan basah.
  • Karpet bulu, yang dirasakan: sensasi geli karena bulu-bulu lembut dan halus seperti menggelitiki kulit kaki. Kemudian kelembutannya dapat ia rasakan. Beberapa orangtua menolak menggunakan media karpet bulu untuk anak berjalan. Kekhawatirannya sebenarnya bukan terletak dari manfaat sensasi geli dan lembut yang bisa dirasakan si kecil, melainkan pada keadaan lain seperti debu yang menempel pada karpet. Jadi, pastikan karpet bulu di rumah Anda, selalu dibersihkan sehingga bayi bisa bebar mengeksplorasi.
Media alam untuk berjalan bayi sebagai bentuk pengenalan, pengetahuan dan pengalaman semata. Tidak ada hubunganya dengan kemampuan anak berjalan.”

Baca juga:
Perkembangan Otak dan Kecerdasan Motorik
Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus
Permainan Penggerak Motorik Halus
Merangsang Motorik Kasar

































 



Artikel Rekomendasi