Gawat, Panggul Bayi Bisa Miring! Berbahayakah?

 

 
123RF



 
Pernah mendengar panggul miring pada bayi? Gangguan yang juga disebut  Development Dysplasia of the Hip (DHH) ini terjadi karena tulang panjang (femur) kaki lepas dari lengkung tulang panggul (acetabulum). Berdasarkan statistik, kelainan ini sering terjadi di bagian kiri ketimbang di bagian kanan. Sedangkan DHH yang mengenai bagian kiri dan kanan hanya terjadi 20%. Di Indonesia belum ada data pasti berapa banyak bayi lahir dengan DHH. Di Australia diperkirakan 2 dari 1000 kelahiran hidup mengalami DHH.

Ciri-cirinya
Secara fisik ciri-ciri yang dapat dilihat langsung oleh Anda adalah:
1. Kaki tidak simetris dengan lipatan paha berlebih pada kaki yang ada kelainan.
2. Kaki yang terkena tampak lebih pendek dari kaki yang lainnya.

Penyebabnya
Penyebab DHH belum diketahui secara pasti. Ada dugaan bayi mengalami DHH karena ia lahir sungsang, berat tubuh berlebihan, uterus ibu sempit yang menyebabkan panggul tertekan, faktor keturunan dan sering juga bersamaan dengan kelainan bawaan seperti down syndrom atau cerebral palcy.

Dugaan lainnya adalah faktor kebiasaan menggendong dan membedong bayi. Bayi yang digendong menghadap ke depan, menimbulkan tekanan pada tulang punggung bayi yang juga menyebabkan pergeseran sendi antara tulang paha dan panggul, yang berisiko bayi mengalami DHH. Bayi yang dibedong dengan kaki rapat satu sama lain dan lurus juga berpotensi terkena gangguan itu.

Untuk mengetahuinya dokter akan melakukan:
1. Tes Barlow, yaitu tes yang dilakukan dengan cara memegang kaki yang dicurigai dan membukanya ke arah samping. Bila bayi menangis, pertanda adanya DHH.
2. Tes Ortolani, dilakukan dengan menekuk kedua kaki bayi, kemudian dibuka dan jika terdengar suara ‘klik’ kemungkinan terkena DDH.
3. Tes Galeaze, dilakukan dengan menekuk lutut bayi dan melihat apakah panjangnya sama atau tidak.
4. Jika dicurigai ada kelainan, pada anak usia 6 bulan ke bawah akan dilakukan pemeriksaan dengan ultrasonografi, yang akan memperlihatkan kelainan secara lebih jelas. Sedangkan pada anak usia di atas 6 bulan, pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan rontgen.

Dikoreksi dengan cara:
DHH bisa dikoreksi dengan terapi yang  berbeda,  sesuai  usia bayi.
1. Terapi pada  bayi berusia kurang dari 6 bulan adalah dengan memasang Pavlik Harness, yaitu sebuah alat berbentuk M yang dikenalkan oleh Arnold Pavlik, ahli bedah ortopedi berkebangsaan Ceznia, tahun 1950. Alat ini membantu mendorong femur masuk ke dalam acetabulum. Alat ini umumnya dipasang selama 3 sampai 9 bulan dan tidak boleh dibuka. Orang tua akan mengalami kesulitan dalam memandikan dan mengganti popok karena alat ini tidak boleh dibuka. Tingkat keberhasilan alat ini mencapai 90%.
2. Terapi untuk anak usia 6 bulan – 1 tahun yang mulai aktif bergerak disarankan dilakukan pembedahan dengan penyembuhan yang memakan waktu panjang dengan tingkat keberhasilan yang cukup memuaskan.
3. Terapi untuk anak usia 1 – 3 tahun adalah dengan lebih dulu melakukan traksi, yaitu memasang alat penahan di bagian tulang yang mengalami gangguan.  Setelah itu baru dilakukan operasi.
4. Terapi untuk anak usia 3 tahun ke atas adalah dengan operasi tulang panggul secara keseluruhan yang disebut hip replacement.

Jika terlambat ditangani
Akibatnya anak akan menyeret sebelah kakinya ketika mulai merangkak dan kemampuan berjalannya lambat. Atau, dia akan berjalan pincang jika sudah bisa berjalan. Namun hingga kini belum diketahui cara untuk mencegahnya.



Baca Juga:

6 Gangguan Bayi yang Bisa Dideteksi 
Development Dysplasia of the Hip (DHH)?

 



Artikel Rekomendasi