6 Hal yang Ayah Wajib Tahu Soal Ibu Baru

 

Dokumentasi Ayahbunda
Si buah hati telah lahir. Anda pun menjadi pria yang paling bahagia dan bangga sedunia. Sah-sah saja bila perasaan para ayah saat ini membumbung tinggi ke udara. Namun pastikan, kedua kaki Anda tetap berpijak di bumi. Karena realitanya, sehabis bersalin dan menjalankan kewajiban sebagai seorang istri sekaligus ibu (baru), istri Anda saat ini semakin membutuhkan support dan bantuan dari suaminya.

Para istri saat ini juga ingin lebih dimengerti oleh Anda. Dalam hal apa saja?

1.    Bahwa mereka masih ‘hijau’ soal merawat bayi
Melahirkan seorang bayi tidak otomatis menjadikan istri Anda pakar bayi. Apalagi jika ini anak pertamanya. Percayalah, di balik pembawaan istri yang terlihat cool saat memegang bayi, ia sebenarnya juga nervous atau takut salah. Misalnya, takut mencederai bayi saat memandikan atau membersihkan tali pusatnya, takut terbolak-balik ketika mengganti popok, takut salah gendong sehingga bayi kecenglak, atau takut keliru posisi saat menyusui. Karena itu, bantulah istri. Bekali diri dengan pengetahuan serta keterampilan teknik–teknik merawat bayi, dan yang terpenting, keberanian untuk ikut merawat bayi, sehingga Anda bisa menjadi partner istri sehari-hari. Dengan keterlibatan Anda, istri tidak akan merasa sendirian pada masa adaptasi.
 
2.    Bahwa menyusui itu tidak mudah
Menyusui bayi memang salah satu wujud insting keibuan. Tetapi, tetap saja ada ilmu dan pengetahuan di baliknya yang menjadikan aktivitas ini kadang-kadang tidak berjalan spontan, melainkan ada proses belajarnya. Dua minggu pertama menyusui bayi adalah waktu krusial dan bisa menjadi berat bagi busui (ibu menyusui). Kadang-kadang ada tantangan: ASI belum lancar, ASI sedikit, proses latch on atau penempelan bayi saat menyusu belum tepat, puting ibu lecet, sampai badan ibu pegal-pegal. Anda memang tidak bisa menggantikan tugas menyusui, tapi Anda bisa berperan aktif menjadi ayah menyusui, dengan mengetahui seluk-beluk menyusui, paham bentuk peralatan menyusui istri dan dimana disimpannya, bersedia memijat istri saat ia pegal, atau selalu membesarkan hatinya bahwa ia akan sukses memberi ASI eksklusif. Dukungan penuh Anda, meningkatkan keberhasilan menyusui.

3.    Bahwa ia butuh istirahat
Apa pun jenis persalinan yang dijalani istri, ia membutuhkan waktu untuk mengembalikan kondisi fisik dan emosionalnya. Beri ia kesempatan untuk beristirahat dan menikmati tidur beberapa jam tanpa diganggu. Sementara itu, Anda bisa mengambil alih tugas mengurus bayi. Atau sesekali, buatkan ia makanan bergizi untuk memulihkan kondisi fisiknya. Akan sangat membantu jika Anda bisa berinisiatif meringankan beban istri tanpa harus diminta terlebih dulu. Jika kondisi istri sudah lebih baik, biarkan ia menikmati me time, misalnya bertemu teman-temannya untuk lunch date atau bersantai di spa. Jika istri tampak masih mengkhawatirkan bayi selama ia keluar rumah, Anda harus meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

4.    Ingin diperhatikan oleh Anda
Saat ini, bayi menjadi pusat dari kehidupan Anda. Setiap Anda menelepon ke rumah, yang Anda tanyakan atau cek pasti bayi. Demikian pula kecenderungan keluarga besar dan teman-teman, semua memerhatikan bayi, sehingga seringkali “melupakan” ibu. Padahal, dia lah yang mengandung dan melahirkan bayi hebat itu!
Karena istri mungkin segan menungkapkan keinginannya untuk diperhatikan –ia khawatir dicap kekanak-kanakan atau egois- maka pahami ini, dan mulailah memberi istri atensi sebagaimana Anda menghujani bayi dengan perhatian dan kasih sayang. Anda mungkin lebih paham bentuk perhatian atau kasih sayang seperti apa yang paling tepat untuk istri Anda (karena tiap-tiap pasangan memiliki bahasa cinta yang berbeda). Senyuman, kontak fisik, hadiah, kehadiran, pelayanan, atau kata-kata seperti “Saya bisa merasakan betapa lelahnya kamu. Mari kita hadapi ini bersama-sama”, besar artinya bagi istri Anda!

5.    Semakin cinta pada Anda
Apakah Anda merasa, sejak kelahiran bayi, istri jadi seperti tidak sabaran dan gemar berteriak (jika Anda tidak segera memenuhi keinginannya)? Istri juga sering pasang muka ditekuk, dan paling ngeri, mulai “main fisik”? Melempar Anda dengan bantal, menyenggol kaki Anda saat Anda tetap tidur nyenyak di malam hari… Membuat Anda sedih! Ternyata, perlakuan istri itu bukan pertanda rasa cintanya berkurang. Menurut Becky Schroeder, Penasehat Kesehatan Mental Ibu dan Wanita dari Wisconsin, AS, saat ini ibu baru hanya tengah kelelahan atas tekanan dan tuntutan yang ia rasakan untuk bisa menjadi ibu yang baik. Itu yang membuatnya menjadi sensitif dan fragile. Dan, orang terdekat yang menjadi pelampiasannya, siapa lagi kalau bukan suami. Percayalah, saat ini sebenarnya perasaan istri kepada Anda justru lebih cinta dan lebih membutuhkan dibanding saat pacaran atau bulan madu dulu. Bagaimana tidak, Anda kini tak hanya suami, namun juga ayah dari bayi mungil yang dicintainya! Karena itu, jangan sedih dan galau, tetaplah setia di samping istri.

6.    Masih ingin dibilang seksi
Ketika hamil istri mengalami kenaikan berat badan disertai perubahan bentuk tubuh seperti wajah membulat, kulit berjerawat, pinggang dan pinggul melebar, bahkan beberapa area tubuh menghitam dan ber-stretch mark. Setelah melahirkan, kondisi itu tidak langsung kembali normal. Bagi Anda ini mungkin bukan isu, tapi bagi istri, ini sanggup mengikis rasa percaya diri! Bisa saja ia merasa dirinya tak menarik lagi secara seksual di mata Anda. Pada saat inilah, sebaiknya Anda tidak pelit dengan pujian yang mengatakan bahwa meski sudah jadi ibu-ibu, istri masih terlihat cantik dan seksi. Yummy mommy, hot mama. Agar pujian Anda tak sekedar lip service, nyatakan dengan tulus sebagai bentuk penghargaan bagi wanita yang telah melahirkan anak Anda ke dunia. Bila menurut Anda istri memang butuh perbaikan penampilan, “kemaslah” dengan ajakan untuk berolahraga bersama, atau melakukan perawatan berdua di salon.

80% ibu baru mengalami baby blues selama 3-5 hari setelah melahirkan. Hal ini membuatnya berperilaku moody, mudah tersinggung dan mudah sedih.

(SAN/ERN)

 



Artikel Rekomendasi