Asma Selama Hamil Picu PPD

 



Riset dari Canada mengungkap, ibu hamil yang menderita asma lebih berisiko mengalami post partum depression (PPD). Riset ini dimuat dalam Journal of Allergy & Clinical Immunology: In Practice.

Riset sebelumnya telah membuktikan bahwa penderita asma cenderung depresi. Jadi tak tertutup kemungkinan ibu hamil yang menderita asma akan mengalami depresi, kelak setelah melahirkan.

Terjadinya PPD pada ibu hamil yang menderita asma berkaitan dengan peradangan, cemas, dan stres menyangkut kondisi tubuhnya, berkaitan dengan tugas-tugas pengasuhan dan perawatan bayi setelah melahirkan.

Riset dari Canada tersebut juga mengungkap, ibu hamil yang menderita asma berisiko melahirkan bayi prematur, melahirkan secara caesar, dan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.

Di Amerika, 1 dari 7 ibu hamil mengalami PPD, demikian catatan American Psychological Association. Dalam taraf ringan, asma dapat diatasi dengan inhalasi. Namun dalam taraf berat, asma harus diobati. Amankah bagi janin?

Asma yang terkait alergi maupun yang bawaan harus diatasi oleh ibu yang sedang hamil. Karena asma yang tidak terkendali dapat membahayakan janin dan ibu. Pada ibu hamil, asma dapat meningkatkan tekanan darah, preeklamsia, dan toksemia.

Mengobati asma selama kehamilan tidak perlu dikhawatirkan, karena obat asma saat ini dianggap aman untuk ibu hamil, termasuk obat hirup. Pengobatan yang dilakukan pun mempertimbangkan keselamatan janin.

Mengatakan kepada dokter kandungan sejak awal kehamilan bahwa Anda menderita asma, akan lebih baik. Minimalkan kontak dengan allergen, misalnya sering mengganti perlengkapan tidur seperti sarung bantal, selimut, dan seprei. Atau membungkus bantal dan kasur dengan kain anti alergi. Selain itu, hindari debu, polusi, dan serbuk, juga asap rokok. Atasi hidung tersumbat dengan balsam hirup. (IR)

 

 



Artikel Rekomendasi