BAB Saat Melahirkan

 

TPGNews


Aduuuh saya kok malah BAB!  Maaf, Doook!” 
Ketika tanpa sengaja pup saat mengejan dalam persalinan, banyak ibu bersalin merasa malu atau risih, sehingga spontan  minta maaf kepada dokter atau bidan yang menolong. Mau tahu jawaban mereka? “Tidak apa-apa, Bu”, pasti demikian, karena sesungguhnya, buang air besar (BAB) di tengah persalinan itu wajar dan normal.  Tidak satu pun dokter atau bidan keberatan terhadap “insiden” ini. Bagi mereka, keselamatan Anda dan bayi adalah prioritas utama dalam pertolongan persalinan. Berbagai hal di luar prioritas tersebut menjadi kurang penting atau bisa dimaklumi.
 
Penting diingat, ragu-ragu mengejan karena takut BAB justeru dapat menghambat proses persalinan, bahkan mencetus risiko gangguan kesehatan hingga kematian bayi akibat terlalu lama terjepit di jalan lahir.
 
Mengapa BAB?
Buang Air Besar adalah mekanisme tubuh mengeluarkan sisa-sisa makanan yang berbentuk feses atau kotoran manusia, dari dalam usus besar melalui rektum (bagian terbawah usus besar) dan anus.  Dalam kondisi normal, keluarnya feses bisa Anda kontrol, sehingga Anda tidak BAB di celana.  Hanya pada kondisi tertentu BAB agak sulit dikontrol, yaitu

- Ketika diare. Saat diare konsistensi feses terlalu lunak atau bahkan cair sehingga sulit ditahan untuk keluar dari rektum.

-Pada kasus inkontinensia feses, suatu kondisi melemahnya otot-otot rektum dan anus, sehingga  mengakibatkan  kesulitan dalam mengendalikan pergerakan rektum  dan anus, akibatnya feses keluar tanpa sengaja.

-Ketika mengalami konstipasi atau sembelit yaitu susah BAB akibat gangguan pencernaan atau feses keras, sehingga sulit dikeluarkan. Kadang-kadang dibutuhkan bantuan untuk mengelurkan feses, misalnya dengan obat-obatan pelunak feses.

-Di tengah persalinan saat mengejan. Dalam persalinan, untuk mengeluarkan  bayi ibu harus mengejan dengan kuat manakala kontraksi rahim mencapai puncaknya.  Ketika mengejan itulah terjadi tekanan kuat di sekitar rahim guna mendorong bayi keluar. Begitu kuatnya  tekanan  itu sampai-sampai ikut menekan usus besar dan rektum yang letaknya di sebelah rahim. Inilah yang menyebabkan feses ikut keluar saat ibu mengejan.
 
Bersih-bersih sebelum Bersalin
Meski BAB dalam persalinan itu normal, tentu Anda menginginkan persalinan yang “bersih”. Hal itu bisa diupayakan, meski pun sekali lagi, tidak apa-apa jika  keluar sedikit feses saat bersalin.

-Rutin BAB setiap hari untuk membersihkan saluran pencernaan. Untuk membantu kelancaran BAB, konsumsilah makanan yang mengandung serat dan cukup minum air putih agar feses mudah dikeluarkan.  Normalnya, Anda BAB satu kali sehari, dan biasakan pada waktu yang sama. Jadikan ini rutinitas dengan duduk di toilet untuk BAB.
 
Atasi konstipasi. Konstipasi kerap terjadi dalam kehamilan, selain disebabkan oleh kurangnya asupan serat dan cairan, juga karena:
1. Saat hamil terjadi peningkatan hormon progesteron di dalam tubuh yang mengakibatkan gerakan organ pencernaan melambat atau menjadi relaks.
2. Saat haml perut ibu membesar sehingga menekan pembuluh darah di sekitar panggul yang memengaruhi sistem kerja usus halus dan usus besar. 
3. Saat hamil terjadi penekanan rektum yang membuat jalannya feses tidak lancar.
4. Saat hamil ibu mengonsumsi zat besi dosis tinggi dari suplemen, ini ikut andil menyebabkan konstipasi.  
5. Saat hamil ibu cenderung mengurangi olahraga, padahal olahraga rutin akan merangsang otot-otot perut dan usus, sehingga mencegah konstipasi.
 
Dengan mengetahui penyebab konstipasi dalam kehamilan, maka Anda dapat mengupayakan pencegahannya. Jika konstipasi tetap terjadi dan sulit diatasi, konsultasikan kepada dokter.
 
1. Tetap BAK dan BAB pada Persalinan Kala 1.  Ketika proses persalinan dimulai, yaitu Kala 1  (sejak kontraksi pertama hingga pembukaan 10 cm) upayakan tetap BAK dan BAB secara spontan -BAK/BAB sendiri di toilet atau di pispot-  untuk mengeluarkan feses dan urin.  Jika Anda kesulitan BAB spontan, sampaikan kepada penolong persalinan. Bila perlu akan dilakukan enema atau cuci perut,  agar  feses bisa keluar dan tidak menumpuk.  Prosedur ini  mudah dilakukan dan  tidak sakit. 
  • Hindari makanan pedas, berbumbu tajam atau makanan kurang higienis jelang persalinan agar tidak kena diare -sering BAB dengan konsistensi feses lunak bahkan berair disertai perut mulas- yang dapat menambah “huru-hara” proses persalinan Anda!
 
Persalinan Normal itu Tidak Steril…
Musti Anda pahami, keluarnya feses saat persalinan itu normal dan bukan sesuatu yang menjijikan sebab persalinan per vaginam itu sendiri sifatnya tidak steril. Saat bersalin, ibu akan mengeluarkan banyak limbah atau ”kotoran”:  lokia (darah bercampur lendir),  air ketuban,  kadang-kadang urin, kemudian  bayi keluar dengan selaput vernix casiosa, plasenta lahir dengan gumpalan darah, dan seterusnya, sehingga “ekstra” feses bukanlah aib. 
Meski demikian,  dokter atau penolong persalinan memiliki kewajiban untuk melakukan pertolongan persalinan yang aseptik atau bebas dari infeksi akibat mikroorganisme penyakit. Itu sebabnya, mereka  akan segera membersihkan feses yang keluar menggunakan kasa steril dan menutup daerah anus ibu   untuk melindungi  bayi dari feses.

Konsultasi dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, Sp. OG. MKes, dari RS MRCCC Siloam Semanggi dan TB Simatupang, Jakarta. 

(BDH/ERN)
 

 



Artikel Rekomendasi