Waspadai Efek Polusi terhadap Janin

 

Fotosearch


Melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa rasanya tak ada yang salah. Padahal, saat ibu hamil menjalani aktivitas sehari-hari, pasti terpapar dengan berbagai jenis unsur yang berbahaya seperti zat kimia, bahan-bahan sintetis, radiasi gelombang elektromagnetik dan banyak lagi. Unsur-unsur tersebut ternyata berisiko mengganggu proses tumbuh-kembang janin. Tak perlu panik! Anda hanya perlu mengenali kondisi tersebut dan mengendalikannya tanpa perlu takut membahayakan si buah hati di dalam perut. 

Polusi suara
Suara di sekitar kita, sebagian besar berada dalam batas aman frekuensi pendengaran manusia, yaitu antara 20-20.000 Hertz dengan frekuensi sekitar 80 dB (desibel). Yang perlu Anda hindari adalah suara bising seperti suara mesin pesawat terbang, suara petir, suara mesin bangunan, serta  suara mesin pabrik di tempat kerja. 

Dampak pada janin 
- Bayi terpicu lahir prematur. Neonatolog dari Queensland University of Technology melakukan riset (2011) terhadap 970 ibu hamil yang tinggal di kawasan perumahan bising dekat jalur jalan tol. Mereka yang rumahnya berjarak sekitar 200-500 meter dari jalan tol, rata-rata melahirkan bayi dengan usia kehamilan 2 minggu lebih cepat. 
- Bayi lahir dengan berat badan rendah. Ibu hamil yang umumnya bekerja di pabrik dan  kawasan bandar udara cenderung melahirkan bayi dengan berat badan yang lebih rendah dari berat badan normal. 
- Bayi berisiko mengalami gangguan pendengaran. Riset Lambert J., di American Journal  Industrial Medicine, membuktikan para ibu hamil yang bekerja di lingkungan dengan tingkat kebisingan suara antara 85 dB-95 dB, bayinya banyak yang menunjukkan gejala gangguan pendengaran pada usia balita.

Polusi udara
Selain asap dari knalpot kendaraan bermotor, asap rokok adalah penyumbang besar terhadap polusi udara yang terjadi di sekeliling kita. Tak pelak, para ibu hamil seperti “dikepung” oleh asap beracun di mana-mana. Terlebih, tingkat kesadaran masyarakat untuk tidak merokok di dekat ibu hamil, masih sangat rendah. 

Dampak pada janin
- Bayi lahir dengan berat badan rendah. Tracey Woodruff, Ph.D., pakar kesehatan reproduksi dari Maternal-Fetal Medicine, University of California, San Fransisco, AS menuturkan, setiap kenaikan kadar polutan sebesar 10 miligram per kubik yang dihirup ibu hamil, janinnya berisiko mengalami penurunan berat lahir sebesar 8,9 gram. 
- Bayi meninggal dalam kandungan (still birth). Riset Dr. Payam Dadvand dari Center for Research in Environmental Epidemiology, Barcelona, Spanyol, menemukan kecenderungan bayi yang dilahirkan oleh ibu yang banyak terpapar polusi udara, banyak yang berisiko meninggal di dalam kandungan. 
- Bayi berisiko menderita gangguan kesehatan. Beberapa bayi dari ibu hamil yang terpapar polusi udara, menunjukkan gejala asma meskipun tidak ada riwayat asma dalam keluarga.

KONSULTASI: DR. Dr. ALI SUNGKAR, SpOG(K), DIVISI FETOMATERNAL, BAGIAN ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN, FKUI-RSUPN CIPTOMANGUNKUSUMO, JAKARTA. 

 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Migrain Saat Hamil Bukan Hal Sepele

Migrain selama hamil tidak boleh dianggap enteng. Penelitian Dr.Cheryl Bushnell dari Duke University, North Carolina, AS, menemukan ada kaitan erat antara migrain dengan penyakit vascular (pembuluh da... read more