Sejak sebelum hamil dan lahir anak pertama saya, Anaku Askara Biru, saya rutin melakukan olahraga. Saya memang hobi sekali berolahraga sejak dulu, bahkan melakukan olahragayang tergolong high impact secara rutin 4 kali dalam seminggu. Namun semenjak hamil, saya mengubah pilihan olahraga. Saya tidak lari lagi. Gerakan jumping, saya ganti menjadi jalan kaki, aquarobic, pilates, yoga, taichi, dan conditioning sport secara rutin 3-4 kali dalam seminggu. Oh, ya, sebelum hamil, saya kurang tertarik dengan yoga, lho. Karena rasanya lambat… hahaha.
Olahraga yang saya lakukan bisa mengurangi keluhan backpain. Hanya saja, pilihan olahraga pada tiap orang bisa jadi berbeda. Yang saya lakukan sekarang, yang kelihatan ekstrim ini sebetulnya tidak ekstrim, lho. Saya, kan, sudah terbiasa melakukannya sebelum saya hamil, dan tergolong low impact. Paling-paling perbedaannya ada pada persiapan olahraga saat sebelum dan sedang hamil. Sekarang, saya membiasakan diri meminta izin janin. Saya ingin membiasakan mengajaknya mengobrol, sehingga bonding antara saya dan dia sejak dini tercipta.Yang pasti, harus selalu research dan harus di bawah pengawasan instruktur ahli untuk melakukan gerakan-gerakan tertentu. Sedangkan pola makan, saya tidak ada pantangan sama sekali karena pada dasarnya setelah cari tahu dan survei sana-sini, makanan yang saya makan saat hamil adalah makanan favorit saya shabu-shabu dan roti-rotian, jadi aman.
Baru-baru ini CDC mengumumkan bahan kimia phtalate, yang umum terdapat pada wadah makanan dan kemasan kosmetik, dapat memicu terjadinya kelahiran permatur. ... read more