Anggia HapsariBunda dari Mikha (3.5 tahun) dan Noam (3 bulan)
*Sukses mengandung setelah 1.5 tahun menikah
*Menjalani terapi hormon, terapi pola makan, dan pengangkatan tuba falopi.
Awalnya Anggia dan suami hanya iseng menjalani pemeriksaan kesuburan setelah 6 bulan menikah. Namun ternyata, hasil USG menunjukkan pada tuba falopi kanan Anggia terdapat kista 2,5 cm, dan pada indung telur kiri terdapat PCV. Sejak itu keduanya memutuskan untuk serius berobat, bahkan tiga kali ganti dokter. “Ketika berobat di dokter kedua, saya disarankan untuk menjalani operasi pengangkatan tuba falopi. Hal itu membuat saya sedih, karena belum rela kehilangan organ reproduksi. Atas saran teman, saya berobat ke seorang dokter di Bandung yang menekuni pengobatan alamiah berupa akupuntur dan pengaturan pola makan,” tutur Anggia.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium, terlihat kalau level kolesterol Anggia dan suami juga tinggi, sedangkan tekanan darah Anggia rendah. Menurut dokter, hal tersebut berpengaruh pada kondisi kandungan Anggia. Selain dibekali obat-obatan herbal, Anggia dan suami menjalani terapi jus, salah satunya kentang mentah lengkap dengan kulit, melon dan tomat untuk Anggia. Sedangkan untuk suaminya campuran nanas, jambu klutuk dan tomat. Mereka juga musti berpantang makanan, misalnya untuk ikan Anggia hanya boleh makan ikan air laut.
Tentu proses yang dijalani jauh dari mulus. Ketika mengonsumsi obat hormon, misalnya, tubuh Anggia menggemuk. Perubahan gaya hidup seperti musti bolak-balik ke Bandung dan jarang makan di restoran karena berpantang makanan pun menjadi tantangan tersendiri. “Kami jalani dengan saling mendukung satu sama lain. Suami saya solider, ia ikut tidak makan makanan pantangan saya.”
Kabar yang dinanti tiba. Anggia dinyatakan positif hamil setelah empat bulan terapi makan sehat. Kehamilannya terbilang normal. “Saya sempat ngidam wafer Superman dan bakso yang lokasi penjualnya jauh dari rumah kami, hahaha! Selama hamil, saya ditangani dokter obgyn di Jakarta. Setelah melewati perjuangan panjang, kehamilan saya kami jalani dengan penuh syukur. Tidak ada stres lagi, mungkin stres-nya sudah “terkuras” saat menjalani pengobatan,” Anggia tersenyum.
Saat bersalin, Anggia menjalani proses persalinan sesar karena dibarengi operasi pengangkatan tuba falopi. Yang lebih membahagiakan, meski hanya memiliki sebelah tuba falopi, tiga tahun kemudian Anggia hamil lagi anak kedua.
Alvira DeviantiBunda dari Wilzar (4 ) dan Arza (1)
*Sukses punya anak setelah 5 tahun menikah
*Menjalani laparotomy, terapi suntik Heparin dan mengkonsumsi obat Cardio Aspirin setiap hari hingga menjelang persalinan.
Setelah menikah sebenarnya Alvira tak perlu menunggu lama untuk hamil. Tapi sayang, tiga kali kehamilan yang masing-masing berselang waktu satu tahun, selalu mengalami keguguran. Penyebabnya menurut dokter karena terdapat gangguan sistem pembekuan darah atau sindroma
Antiphospolipid Antibody, yang menyebabkan darah Alvira mengental sehingga aliran darah melambat, pasokan nutrisi dan oksigen ke janin pun terhambat sehingga janin tidak tumbuh dan akhirnya gugur.
Pada kehamilan ketiga, dokter menyarankan Alvira untuk menjalani terapi suntik Heparin setiap hari, sambil mengkonsumsi obat
Cardio Aspirin. Tujuan injeksi
Heparin untuk mencegah thrombosis atau penggumpalan sel-sel pembekuan darah pada arteri dan vena melalui penambahan senyawa alami yang menghambat aktivasi faktor pembekuan, sehingga pasokan darah yang membawa nutrisi dan oksigen untuk janin tidak terhambat. Sedangkan tujuan mengonsumsi obat
Cardio Aspirin untuk mencegah preeklempsia dan menghambat aktivasi trombosit sehingga pasokan darah ke organ di dalam tubuh ibu tidak terhambat. “Dibantu bidan dan perawat dari klinik di dekat rumah, saya disuntik setiap hari pada jam yang sama. Sayangnya pada usia kehamian satu bulan, janin saya dinyatakan berkembang di luar rahim. Saya pun menjalani laparatomy,” kenang Alvira.
Setahun kemudian, Alvira hamil lagi untuk keempat kalinya. “Masalah saya masih sama, artinya saya harus menjalani ritual suntik Heparin dan makan obat
Cardio Aspirin setiap hari. Yang agak menyiksa, suntikan ini membuat kondisi perut saya, terutama di sekeliling pusar, jadi biru legam. Sering jadi luka, berdarah, dan terasa sakit. Tetapi demi kehamilan yang kami idam-idamkan, pengobatan apa pun saya terima,” tegas Alvira.
Di kehamilan kermpat, sang suami yang belajar hingga ahirnya terampil melakukan injeksi pada Alvira. “Tak henti kami bersyukur pada Tuhan karena kehamilan ini lebih lancar. Saya menikmatinya, walaupun tiga bulan pertama selera makan hilang sama sekali. Anak pertama kami, Wilzar Raafi Gutubela lahir lewat persalinan normal.”
Tiga tahun setelah kelahiran Wilzar, Alvira kembali diberi hadiah kehamilan kelima. Ritual yang harus dijalani pun masih sama, yaitu suntik Heparin dan minum obat
Cardio Aspirin setiap hari tidak boleh alpa sampai bayi lahir. Hanya saja, karena pertambahan usia, tak jarang suntikan terasa lebih sakit. Anak keduanya, Arzavian Naafi Gutubela, lahir lewat persalinan normal dan kondisinya sehat. “Luar biasa rasanya bisa punya dua anak laki-laki yang tak kurang satu apapun setelah melewati tiga kehamilan yang gagal dan pengobatan yang mahal dan menyaitkan,” tutur Alvira.
Andra Alodita (Fotografer dan Blogger)Sedang mengandung 35 minggu
*Sukses hamil setelah 2 tahun menikah
*Menjalani dua kali operasi pengangkatan tuba falopi dan proses bayi tabung
Di tahun 2008, sewaktu masih lajang, Andra menjalani operasi usus buntu. Namun operasi itu ternyata menghasilkan efek samping berupa perlengketan usus ke tuba falopi kanan. “Saya disarankan berkonsultasi ke dokter kandungan. Sayangnya, saya tidak cocok dengan opini beberapa dokter obgyn yang saya temui, apalagi sebagian besar terus mendengungkan kalau saya harus kembali menjalani operasi, karena terancam tidak bisa punya anak,” cerita Andra.
Juni 2012 Andra menikah. Sampai usia pernikahan satu tahun, kehamilan tak kunjung terjadi sehingga Andra pun memeriksakan organ reproduksinya. Ternyata perlengketan usus yang dialami empat tahun lalu membuat tuba falopi kanan terinfeksi sehingga tersumbat, disebut
hydrosalpinx. Andra pun disarankan menjalani operasi pengangkatan tuba falopi tersumbat dengan operasi
laparoscopy. Sementara itu, tuba falopi kiri dinyatakan sempurna. Dengan pertimbangan ingin memiliki anak, akhirnya Andra setuju menjalani operasi di salah satu rumah sakit di Jakarta.
Tapi ternyata, sekitar satu bulan pascaoperasi, Andra merasa kesakitan luar biasa setiap kali menstruasi, bahkan kadang-kadang sampai tidak bisa berjalan. Penjelasan yang ia dapatkan dari dokter yang mengoperasi tidak memuaskan.
Pada bulan Maret 2014 Andra diajak orangtuanya melakukan general check up di Penang, Malaysia. Di sana ia kembali diperiksa oleh dokter kandungan, menurut dokter ternyata keadaan kedua tuba falopinya sebenarnya sudah sama-sama parah, bahkan yang kiri sudah mulai terpengaruh yang kanan sehingga ia dianjurkan kembali melakukan laparoscopy untuk mengangkat tuba falopi kiri. “Dengan tidak adanya tuba falopi, peluang saya untuk hamil secara alamiah hanya 5%, tentu ini menyedihkan bagi kami. Dokter di Penang menyarankan kami untuk mengikuti program bayi tabung atau
In-Vitro Fertilization (IVF) saja. Pada akhirnya saya bersedia menjalani operasi
laparoscopy –akhirnya menjadi
laparotomy atau opearsi besar sebab kondisi perekatan tuba falopi sudah meluas- setelah itu menjalani IVF”.
Proses IVF ternyata berjalan lancar dan sesuai harapan, padahal angka keberhasilan bayi tabung “hanya” 30%. Tepat 14 hari setelah embryo transfer, Andra menjalani tes darah, dan dokter menyatakan ia positif hamil! “Senangnya luar biasa!” cerita blogger cantik ini.
“Mungkin karena tingkat kepasrahan saya sudah tinggi, akibat musti bolak-balik ruang operasi sebelumnya, sehingga kehamilan yang saya jalani justeru terasa ringan. Karena faktor jarak, saya memilih untuk memeriksakan kehamilan ke dokter di Jakarta saja, nama dokter tersebut direkomendasikan dokter di Penang. Dari Penang saya dibekali vitamin, obat penguat jenis
Dupasthon, dan obat penguat yang dimasukkan melalui vagina,” tambah Andra, yang memilih meninggalkan sejenak profesinya sebagai fotografer agar fokus pada kehamilan.
Kini, di usia kehamilan ke-35 minggu, kondisi Andra dan janinnya sehat. Bahkan Andra hanya mengalami
morning sickness ringan. “Mudah diatasi. Pada trimester pertama saya cukup menghindari produk dan tempat-tempat beraroma tajam, seperti restoran
junkfood, salon dan toko parfum”.
Nikmati Kehamilan Anda! Mungkin proses mendapatkan atau upaya memelihara kehamilan, tidak mudah seperti seharusnya. Namun begitu janin hadir di rahim Anda, sebaiknya jalani kehamilan dengan relaks dan tempuh cara-cara membahagiakan diri agar tantangan yang ada tidak terasa berat.
1. Ngemil Cokelat
Cokelat baik untuk ibu hamil. Sebuah studi di Universitas Yale, AS, mengungkapkan mengonsumi cokelat saat hamil dapat menurunkan risiko preeklamsia. Anda disarankan memilih dark chocolate, karena bermanfaat untuk antioksidan jantung. Meskipun cokelat mengandung kafein, tapi jumlahnya sangat sedikit. Tapi ingat, jangan jadikan kehamilan sebagai alasan untuk menghabiskan sekotak besar dark choclate dalam hitungan menit!
2. Tetap Aktif Bergerak
Hamil bukan berarti menandatangani surat cuti untuk stop olahraga. Tak jarang olahtubuh selama kehamilan bisa meredakan rasa kurang nyaman seperti sakit pinggang, mual dan konstipasi. Calon bunda memang dilarang mengikuti kelas TRX atau Bikram Yoga, tapi bila kehamilan dinyatakan sehat, sah-sah saja untuk berenang, jalan kaki atau berlatih yoga khusus ibu hamil.
3. Bepergian Sejenak
Rencanakan babymoon pada usia kehamilan minggu ke 14 hingga 28 atau trimester dua, manakala morning sickness sudah berkurang namun kandunan belum terlalu besar sehingga membatasi mobilitas Anda. Jika destinasi harus ditempuh naik pesawat terbang, hindari konsumsi minuman karbonat dan makanan yang menimbulkan gas. Tujuannya agar Anda tetap nyaman berada di kelembaban udara dalam pesawat.
(PAS/ERN)Baca Juga:Gangguan Mood Si Calon IbuGangguan yang Menghambat Kehamilan5 Gangguan Saat Hamil