Perubahan Aneh Tubuh Saat Hamil. Apakah Bahaya?

 

Fotosearch


Saat perut Anda semakin membesar, Anda akan mulai mendengar berbagai komentar “mengejutkan” dari keluarga atau teman dekat. Misalnya, “Eh, bentuk perut kamu menonjol ke atas, tidak melebar ke samping,” atau, “Kamu makin kelihatan bersih dan cantik!”
Dan di waktu bersamaan, Anda sendiri juga bertanya-tanya tentang perubahan tubuh Anda dengan sedikit was-was. Mengapa bagian-bagian tubuh itu berubah, dan akankah kembali seperti semula?

Hah, semakin gelap!
Mungkin Anda akan mengernyitkan dahi sejenak, saat melihat daerah gelap di sekitar puting payudara (areola) berwarna semakin gelap. Selain itu, mulai tampak pula benjolan-benjolan kecil, seperti jerawat, di area itu. Tenang, perubahan hormon selama kehamilan, terutama hormon progesteron dan estrogen, memang menimbulkan hal tersebut, sebagai persiapan untuk fase menyusui. Dengan warna yang kontras, bayi baru yang pandangannya masih kabur bisa membedakan puting Anda dari daerah sekitarnya. Ia jadi lebih mudah menemukan puting payudara saat hendak menyusu. Oh iya, jangan kaget juga jika puting masih berwarna gelap setelah fase menyusui usai, ya. Sedangkan benjolan kecil adalah kelenjar montgomery, yang mengandung lemak. Fungsinya, menjaga daerah tersebut tidak kering dan terhindar dari bakteri. Saat menyusui kelak, kelenjar itu juga akan melumasi payudara agar tidak lecet karena diisap oleh si kecil.
 
Bibir ‘bawah’ pun menebal
Rasanya, gimanaaa gitu, saat meraba bibir vagina luar (labila mayora), dan terasa menebal. Itu sama sekali bukan bengkak, kok. Tidak ada masalah serius pada organ intim Anda. Penebalan terjadi karena perubahan aliran darah dan perubahan hormon selama hamil. Ternyata, penebalan ini juga akan membuat Anda lebih sensitif. Jadi, nikmatilah karena Anda akan merasakan hubungan seksual yang lebih ‘luar biasa’  dibandingkan saat labia dalam keadaan biasa. Secara perlahan, labia akan kembali ke bentuk semula setelah Anda melahirkan.

Ups, mendadak ‘bocor’         
Huh, ini benar-benar menjengkelkan dan bikin malu kalau ada orang yang tahu. Saat Anda bersin sedikit keras, batuk, bahkan tertawa terpingkal-pingkal, urin keluar, meski sedikit. Jelas tidak nyaman karena celana dalam menjadi basah. Kondisi ini bisa menandakan Anda cukup cairan, yang memang dibutuhkan selama kehamilan. Meningkatnya jumlah cairan itu memengaruhi kandung kemih yang tertekan akibat janin yang terus membesar. Akibatnya, ya, itu tadi, air seni ‘bocor’ tak bisa dikontrol. Salah satu cara mengatasi hal ini adalah dengan sering buang air kecil, meski sedang tidak ingin. Untuk berjaga-jaga, selalu bawa pembalut dan celana dalam yang bersih.

Duh, punggung
Ke mana perginya kenyamanan yang dulu kumiliki? Pertanyaan itu mungkin muncul di hati kecil Anda, saat berjalan, duduk, berdiri, atau berbaring. Semua posisi itu menimbulkan ketidaknyamanan di punggung. Rasa sakit itu disebabkan oleh posisi anatomi tulang belakang yang berubah menjadi lebih melengkung ke depan atau hiperlordosis, akibat tarikan perut ke depan. Untuk mengurangi nyeri, coba  duduk  di kursi yang agak empuk. Hindari mengangkat barang berat yang bertumpu pada bahu sebelah. Selain itu, gunakan sandal atau sepatu berhak datar.  Saat merasa tidak nyaman, Anda bisa menggosok punggung dengan penghangat. Anda masih akan merasakan sakit di punggung setelah bayi lahir, dan akan hilang beberapa bulan kemudian.
 
Ada ‘peta’ di payudara
Garis-garis berwarna merah muda yang menyerupai  ‘peta’ akan tampak di payudara Anda, yang akan semakin membesar. Garis-garis itu merupakan pembuluh vena yang  menonjol dan terlihat nyata. Mungkin Anda akan merasakan gatal di payudara yang akan menjadi lunak itu. Hindari menggaruknya, ya.  Dan ternyata, ‘peta’ itu merupakan pertanda bahwa tubuh Anda sedang bersiap-siap untuk  memproduksi ASI. Ukuran payudara biasanya akan  kembali beberapa bulan setelah Anda  melahirkan. Sedangkan pembuluh darah vena yang tadinya sangat jelas terlihat, secara perlahan akan kembali seperti semula. Rasa sakit pada payudara juga akan berkurang seiring dengan semakin stabilnya produksi hormon estrogen dan progesteron, setelah usia kandungan mencapai 3 hingga 6 bulan.
 
Tampaksaluran pipa”  di kaki
Ya, memang betis menjadi tampak tidak cantik. Tetapi ‘saluran pipa’ itu adalah tonjolan pembuluh darah yang berwarna kebiruan, atau biasa disebut varises. Ini terjadi karena janin yang terus tumbuh memberikan tekanan pada pembuluh darah di panggul dan pembuluh darah besar. Banyak tidaknya varises, anara lain tergantung pada ukuran janin yang Anda kandung. Untuk menghindari varises, sebaiknya hindari duduk atau berdiri terlalu lama. Jangan juga menyilangkan kaki dan menggunakan sepatu berhak tinggi. Varises biasanya akan berkurang beberapa bulan setelah melahirkan, meski kadang masih tampak samar-samar.

Bercak kehitaman di kulit

Warna baru itu akan Anda temukan di wajah atau leher berupa bercak kehitaman, seperti noda membandel. Meski Anda gosok dengan sabun penghapus noda, bercak itu tak akan luntur. Bercak tersebut biasa disebut dengan topeng kehamilan atau chloasma. Bercak itu muncul karena meningkatnya hormon estrogen yang merangsang produksi  melanin berlebih, atau dikenal sebagai hiperpigmentasi. Agar perubahan warna kulit tidak semakin parah, sebaiknya hindari paparan sinar matahari langsung. Gunakan topi atau payung saat Anda berada di luar rumah. Bisakah ‘topeng kehamilan’ luntur? Tentu bisa! Anda akan menemukan kulit Anda seperti semula seusai melahirkan.

Bulu-bulu baru
Di perut dan seputar payudara, Anda akan menemukan bulu-bulu yang sebelumnya tidak ada. Bulu-bulu ini muncul karena hormon laki-laki, atau testosteron, meningkat dan  menstimulasi kemunculan bulu-bulu tersebut. Dan itu normal adanya. Jadi Anda tak perlu berencana melakukan waxing. Rambut-rambut halus itu akan  lenyap dengan sendirinya, kira-kira 8 minggu setelah melahirkan. Sebagian hormon memang akan menetap di rambut yang ada di  kepala.  Namun, itu tidak masalah karena justru akan membuat rambut Anda lebat!
 
Perut pun punya garis
Sebuah garis berwarna kecokelatan tampak memanjang dari tali pusat hingga ke dekat vagina. Tak perlu cemas, sebab dari 90% wanita hamil memiliki garis yang disebut linea nigra ini biasanya muncul di usia kehamilan 14 minggu. Begitu menurut penelitian American Academy Dermatology, AS. Hal itu merupakan efek dari peregangan lapisan dasar kulit selama hamil. Namun, setelah bayi lahir, garis itu akan memudar secara perlahan, hingga hilang sama sekali. (IAH/MON)
 
 

 



Artikel Rekomendasi