Mengatasi Ketuban Pecah Dini

 

Ketuban pecah dini terjadi pada 5%-14% dari seluruh kehamilan. Penanganan ketuban pecah dini sangat tergantung pada kondisi ibu dan kehamilannya, termasuk janin dan cairan ketuban.
  • Jika jumlah cairan ketubannya masih cukup, maka dokter akan “menahan” agar janin tetap berada dalam rahim. Anda akan diberi obat-obatan untuk mematangkan paru-paru janin (steroid) dan antibiotik untuk mencegah infeksi. Anda juga  diharuskan beristirahat total. Selama penanganan ini biasanya selaput ketuban yang terbuka akan menutup sendiri, dan cairan ketuban akan  terus dibentuk.Waktu pengakhiran kehamilan sangat tergantung pada ada tidaknya infeksi serta kondisi kesehatan janin itu sendiri.
  • Jika  cairan ketuban habis sama sekali, biasanya dokter akan segera  mengeluarkan bayi lewat jalan operasi. Jika janin masih terlalu kecil, kelahiran ini akan berisiko tinggi, antara lain karena paru-parunya belum matang, sehingga dia belum mampu untuk bernapas secara normal di luar rahim. Untuk itu, ibu hamil yang mengalami KPD sebaiknya mencari rumah sakit dengan perawatan bayi kecil (NICU) yang baik.  
Bisa dicegah? Pencegahan KPD diutamakan dengan menghindari faktor risikonya, seperti:
  • Pemeriksaan kehamilan yang teratur.
  • Kebiasaan hidup sehat, seperti  mengonsumsi makanan yang sehat, minum cukup, olahraga teratur dan berhenti merokok.
  • Membiasakan diri membersihkan daerah kemaluan dengan benar, yakni dari depan ke belakang, terutama setelah berkemih atau buang air besar.
  • Memeriksakan diri ke dokter bila ada sesuatu yang tidak normal di aderah kemaluan, misalnya keputihan yang berbau atau berwarna tidak seperti biasanya.
  • Untuk sementara waktu, berhenti melakukan hubungan seksual bila ada indikasi yang menyebabkan ketuban pecah dini, seperti mulut rahim yang lemah.
  • Mengonsumsi 100 mg vitamin C secara teratur saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu.


 



 



Artikel Rekomendasi