Operasi Sesar Terencana

 

Prosedur pertolongan pertama, bonding dengan bunda dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD),  adalah tiga hal yang paling dibutuhkan bayi setelah kelahirannya. Bahkan ibu pun membutuhkan hal itu, sebab pemberian ASI sesegera mungkin akan membantu memunculkan kontraksi rahim sehingga mencegah terjadinya perdarahan abnormal, dan adanya bonding dengan bayi memudahkan ibu beradaptasi dengan peran baru. Namun pada persalinan sesar, banyak ibu khawatir tidak bisa melakukan IMD dan tidak bisa lekas bonding dengan bayi.

Pada operasi sesar dengan bius total, ibu mendapat anastesi narkose sehingga beberapa jam pascasesar tetap dalam kondisi kurang sadar baik apatis (kurang respon terhadap sekeliling, tidak ada kontak mata dan tidak fokus), somnolen (sangat mudah mengantuk dan tidur terus menerus) atau  sopor (tidak sadar atau tidur berkepanjangan). Hal ini dapat menyulitkan IMD dan bonding.

Pascaoperasi sesar ibu mengalami nyeri di perut sehingga sulit IMD.
Bayi yang dilahirkan secara sesar memiliki awal yang lebih berat. Apalagi jika  operasi  sesar dilakukan 1-2 minggu lebih awal dari masa kelahirannya. Bayi juga lahir tidak dengan usahanya sendiri, namun dipaksa keluar dari perut ibu. Hal ini dapat menyebabkan bayi membutuhkan perawatan intensif  di Neonatus Intensive Care Unit  (NICU) sehingga tidak bisa IMD dan bonding dengan ibu.
 
Rencanakan Sesar Anda
Diagnosa awal sesar sebenarnya dapat diketahui sejak sedini mungkin, paling tidak sejak trimester ketiga kehamilan, misalnya karena panggul ibu sempit sehingga tidak bisa dilewati kepala bayi,  ibu menderita plasenta previa yang menutup jalan lahir, posisi bayi sungsang, bayi kembar dua atau lebih, ibu menderita penyakit infeksi pada jalan lahir yang dapat menulari bayi, dan sebagainya.
Hanya saja, memang, ada dokter kandungan yang bersikap optimistis, sehingga pada kasus-kasus yang memungkinkan masih bisa bersalin alami, dokter ingin menunggu sampai hari H, bahkan hingga detik-detik terakhir, untuk memutuskan sesar atau tidak.

Yang bisa Anda lakukan:
1. Ketahui apa yang akan terjadi. Manakala dokter menyatakan ada indikasi bersalin sesar, segera cari informasi apa yang terjadi, baik dari dokter yang bersangkutan, second opinion dari dokter lain, maupun  dari berbagai  referensi. Dari sini Anda bisa mempertimbangkan seberapa besar peluang sesar, apakah bisa dihindari atau memang musti dihadapi dan direncanakan.

2. Lakukan pembicaraan awal dengan pihak klinik sejak minggu ke-30 dan 33.  Kumpulkan semua pertanyaan penting yang ingin Anda ketahui jawabannya, misalnya berapa biaya sesar, bagaimana prosedur tindakannya, anastesi apa yang digunakan dan bagaimana efeknya, apa yang terjadi pada bayi, apakah bisa IMD, apakah bisa rawat gabung, dan berapa lama perawatan pascasesar di rumah sakit. Lakukan juga survey ruang operasi agar tidak asing. 

3. Sampaikan kekhawatiran Anda,  misalnya takut dibius, takut nyeri,  masih kurang yakin ingin disesar dan lain-lain.  Jika mungkin, minta pihak rumah sakit untuk menunggu terjadinya kontraksi  karena Anda ingin berusaha bersalin spontan. Umumnya rumah sakit tidak menyukai inisiatif ini, karena operasi sesar yang terencana itu lebih praktis, singkat dan lebih mahal biayanya. Tapi pada akhirnya, semua kembali pada hak pasien dan rumah sakit harus fokus pada Anda dan proses persalinan.

4. Memilih pendamping persalinan seorang bidan adalah ide bagus jika sesar tak bisa ditawar.  Bidan memiliki keahlian medis untuk memastikan Anda dan bayi tetap bisa IMD, bayi tetap mendapat kolostrum pada hari-hari pertama, ASI bisa keluar sehingga bayi tidak mendapat susu formula, hingga memastikan terjadinya bonding ibu dengan bayi dalam situasi tersulit sekali pun.  Bidan umumnya  juga memiliki lobi yang baik dengan rumah sakit manakala terjadi “konflik” antara kebijakan rumah sakit dengan keinginan Anda.

5. Namun, persiapkan juga suami untuk mendampingi Anda menjalani sesar dan pascasesar. Suami sebaiknya mengambil cuti kerja seminggu  untuk membantu masa pemulihan Anda.

Hore, Tetap ASI Eksklusif!
• Minta anastesi lokal saja sehingga mati rasa hanya di pinggul ke bawah.  Dengan begitu Anda tetap sadar pascasesar dan bisa IMD atau memeluk bayi.

• Ketahui penyebab nyeri dan minta penawarnya. Misalnya, nyeri perut terjadi akibat ada luka bekas sayatan, pemasangan kateter meski tak nyaman tetapi membantu Anda BAK sehingga tidak terjadi retensi kandung kemih, kembung terjadi sebelum bisa buang gas spontan. Mintalah penawar nyeri baik obat, teknik pernapasan atau mengubah posisi.

• Sesuaikan aktivitas breastcare, menyusui  atau memerah ASI dengan kondisi post-op.  Anda bisa berbaring miring setelah 2 jam post op, duduk di hari yang sama,  bangun dari tempat tidur setelah 24 jam, dan pulang ke rumah setelah 5-7 hari, jika semua lancar.

• Perah ASI dan berikan lewat pipet atao sonde jika bayi mengalami kesulitan adaptasi pernapasan sehingga musti dirawat di NIC

Agar Lekas Bonding

Kedekatan adalah yang paling dibutuhkan oleh seorang ibu dan bayi setelah kelahirannya. Kata bonding yang memiliki arti “ikatan”, musti dikembangkan oleh orang tua pada bayinya yang baru lahir.  Untuk itu dibutuhkan kontak yang tak terganggu dan tak berhambat, tepat setelah proses melahirkan.
 
Jika Anda bersalin sesar, tetaplah mengusahakan kontak kulit dengan bayi dengan cara memeluknya.  Frekuensi detak jantung Anda akan menenangkan bayi. Begitu dipeluk, tubuh bayi akan memproduksi “hormon cinta” oksitosin yang mengubah sistem pencernaan bayi, sehingga bahan makanan yang masuk ke tubuhnya dapat dicerna dengan baik, sehingga berguna  bagi perkembangan berat badan.
Bagi bunda, skin to skin contact dengan bayi akan mengurangi stres, menurunkan tekanan darah, merilis hormon oksitosin yang membantu produksi ASI, merilis hormon endorfin yang mengurangi rasa sakit dan memunculkan eforia luar biasa.  Seketika ibu akan merasa senang dan kompeten untuk menerima bayinya, sehingga bonding membuat menyusui menjadi lebih mudah.

Masalahnya, mungkinkah menciptakan bonding di ruang operasi yang dingin, silau, berisik, dan bau obat? Bagaimana dengan efek obat bius, rasa sakit dan ketidaknyamanan yang ibu alami? Ini semua dapat membuat bonding tertunda hingga berjam-jam, bahkan berhari-hari.

(Fitri Harini/ERN)

 



Artikel Rekomendasi

post4

Operasi Caesar, Bisa ASI Ekslusif

Masa kritis pasca persalinan caesar memang lebih lama ketimbang persalinan normal. Perhatikan hal berikut bila ingin memberi ASI eksklusif pada bayi pasca persalinan caesar.... read more