7 Pola Makan Sehat dan Kekinian

 

Fotosearch


Tingkat obesitas di Indonesia meningkat sangat tajam. Berdasarkan laporan Departemen Kesehatan, pada tahun 2013, 1 dari 3 wanita dan 1 dari 5 laki-laki mengalami kelebihan berat badan. Peningkatan ini tak lain karena gaya hidup yang kurang tepat, salah satunya adalah pola makan. Solusinya hanya satu, yaitu perlu meningkatkan kesadaran pentingnya gaya hidup sehat.

Jika sudah telanjut, bagaimana? Anjuran diet jelas mondar-mandir di telinga Anda. Tapi, mana yang tepat ya? Anda perlu konsultasi dengan dokter ahli gizi terlebih dahulu. Berikut adalah beberapa anjuran pola makan yang sempat booming, dan beberapa masih booming saat ini. 

1. Clean Eating
Sering mendengar teman kantor Anda melakukan diet dengan metode clean eating?  Metode ini kerap dianggap sebagai pola makan ideal karena mengonsumsi makanan alami dan tidak banyak diproses seperti  buah dan sayur, gandum, atau protein tidak berlemak dan harus menghindari makanan kemasan, cepat saji,  makanan yang menggunakan pewarna, pengawet, penambah rasa dari zat kimia. Singkatnya, menyantap makanan dengan kondisi sedekat mungkin dengan kondisi alaminya, menurut  Ivy Ingram Larson dan Andrew  Larson di dalam bukunya “Clean Cuisine”. 

Tujuannya : membuat tubuh nyaman dengan menunjang fungsi sel-sel di dalam tubuh sehingga dapat bekerja sebagaimana mestinya. 

2. Diet Alkaline 
Diet Alkaline diikuti oleh selebritas Hollywood seperti Beyoncé, Victoria Beckham, dan Jennifer Aniston. Diet ini  sering juga disebut sebagai diet pH (potensial Hidrogen), ukuran konsentrasi ion hidrogen dari larutan. Pengukuran pH ini akan mengungkap jika larutan bersifat asam atau alkali (basa). Jika memiliki jumlah molekul asam dan basa yang sama, pH dianggap netral atau seimbang. Pernah dilansir oleh readersdigest.co.id, pakar diet dari Columbia University, AS, Katherine Brooking mengatakan,  ketika tubuh kelebihan protein, gula, kafein, dan makanan yang diproses, tingkat pH akan terlempar keluar jalur sehingga tubuh kita menjadi lebih asam. Hasilnya, penambahan berat badan dan terkena berbagai penyakit. Sebab itu dianjurkan makan sayuran segar, buah segar, dan makanan bersifat basa lainnya seperti kedelai, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Makanan bersifat asam yang meliputi daging, ikan, unggas, produk susu, makanan olahan, gula putih, tepung putih, dan kafein, tidak dianjurkan. 

Tujuannya : mempertahankan keseimbangan pH pada darah. Lainnya adalah menurunkan berat badan, melakukan detoksifikasi –membersihkan tubuh dari racun atau zat-zat berbahaya-

3. Diet Mayo Clinic
Diet yang diciptakan oleh salah satu organisasi nirlaba di AS ini memiliki prioritas utama pada pemilihan sumber makanan yang lebih memilih sumber alami serta membatasi konsumsi makanan yang diproses secara berlebih. Seperti yang pernah dilansir oleh Menshealth.co.id, metode diet mayo clinic terdiri dari 2 tahap, yaitu:
-  Lose It! Tahap ini berlangsung selama 2 minggu. Fase pertama fokusnya adalah belajar untuk mengonsumsi sarapan sehat, memperbanyak konsumsi sayur, buah, biji-bijian serta lemak sehat dan olahraga minimal 30 menit per hari.  Pantanga mengonsumsi gula (selain yang terdapat pada buah), ngemil selain sayur dan buah, dan makan makanan olahan –khususnya produk olahan susu. Jika  berhasil, boleh lanjut ke tahap kedua. 
-  Live It! Tahap pertama tetap dilakukan pada tahap ini, hanya saja ada sedikit ‘bonus’,  yaitu Anda diperbolehkan untuk sesekali melanggarnya. Tapi Anda harus menghitung kalori asupan Anda. 

Tujuannya :  menekankan pada perubahan-perubahan gaya hidup dan pola makan menjadi lebih baik.

4. Intermittent Fasting
Intermittent fasting (IF) adalah metode diet miliki Martin Berkhan, pakar kesehatan, pemilik website leangains.com. Cara kerjanya, berpuasa (fasting time) selama 16-20 jam dan waktu makan (feeding time) 4-8 jam ini telah menolong banyak orang mencapai lemak tubuh yang rendah dan terbebas dari obesitas. IF didukung juga oleh John Berardi, Ph.d., C.S.C.S., pendiri perusahan nutrisi Precision Nutrition, AS, mengatakan dengan berpuasa tak hanya akan membantu seseorang menurunkan berat badan, tapi juga menjaga massa otot dan kekuatan. IF kerap disamakan dengan diet yang dikenalkan oleh selebrita, Deddy Corbuzier, yaitu OCD (Obsessive Corbuzier's Diet).

IF memiliki beberapa aliran, ini salah satunya:
Warrior Diet: 20 jam berpuasa dan 4 jam makan.
Lean Gains: 16 jam puasa dan 8 jam makan.
Alternatif Hari Puasa: 36 jam puasa  dan 12 jam makan.
Makan, Berhenti, Makan: 24 jam puasa, sekali atau dua kali seminggu.
Meal Skipping: puasa acak.

Tujuannya :  memberikan kesempatan kepada tubuh untuk mengolah lemak menjadi energi, sehingga tidak lagi menumpuk. 
 
5. Diet Enzim
Drew Barrymore dan Channing Tatum  memilih diet enzim karena pola makanya mengacu pada konsumsi bahan makanan serba mentah dan tambahan suplemen enzim pencernaan.  Seperti yang dilansir  femina.co.id, Clinical Dietitian, Emilia E. Achmadi MS, memaparkan, enzim merupakan substansi berbasis protein yang diproduksi oleh makhluk hidup. Ada dua enzim yang kita miliki, enzim metabolis yang bertanggung jawab atas berbagai reaksi kimia dalam tubuh, dan enzim pencernaan yang bertanggung jawab mengelola makanan menjadi energi. Enzim juga dimiliki oleh sayuran, buah, dan biji-bijian mentah, yang sering disebut enzim makanan.  Enzim akan membantu mempercepat proses penurunan berat badan. Pola dietnya pun hadir dengan berbagai versi. Pertama, ada metode dengan penggunaan suplemen enzim. Kedua, mengonsumsi makanan mentah mulai dari sayuran mentah hingga daging serba mentah. Dan yang tetap harus diingat adalah enzim akan rusak begitu makanan mentah ini tak segar lagi. Sayangnya, diet ini masih banyak pro dan kontranya. 

Tujuannya :  bisa menurunkan berat badan dalam waktu singkat.

6. Diet REST 
Penciptanya asli Indonesia, yaitu ahli gizi, Rita Ramayulis DCN, M.Kes. Seperti yang dilansir oleh femina.co.id, REST adalah diet dengan Rendah Energi Seimbang Teratur. Penelitan selama 5 tahun ini merumuskan empat prinsip sederhana dalam diet REST, yaitu Diet REST bermakna beristirahat dari makanan tinggi gula, garam, dan lemak jenuh serta rendah serat, beristirahat dari kegiatan bermalas-malasan, dan beristirahat dari keinginan makan yang tidak terkontrol serta beristirahat dari pola istirahat yang tidak beraturan. Diet REST ini dibahas tuntas di dalam bukunya, 101 Tips Berhasil Diet Rest ala Rita Ramayulis yang terbit tahun 2015, dan  menjadi salah satu best seller.  

Tujuannya :  tak hanya menurunkan berat badan, tapi juga membuat tubuh menjadi lebih bugar, kulit lebih cerah, daya tahan tubuh meningkat, dan menurunkan kolesterol.


7. Raw Food
Sepintas, raw food ini serupa dengan diet enzim, karena menerapkan makanan organik, tidak diproses atau mentah ke dalam 75%-100% makanan yang dikonsumsi. Diet yang dipilih oleh Duchess of Cambridge, Kate Middleton ini dilengkapi dengan hanya minum air murni –bukan minuman kemasan-. Pola makan raw food ini mengutamakan bahan makanan nabati mentah, khususnya sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian mentah. Dengan pola makan ini, tubuh mendapatkan banyak nutrisi dan enzim ‘hidup’ karena dimakan mentah. Sistem metabolisme pun bekerja sewajarnya tanpa beban berlebihan, sehingga kesehatan terjaga.  American Dietetic Association (ADA) tidak merekomendasikan raw food diet bagi bayi dan anak-anak. Selain sistem pencernaan mereka belum sempurna, sistem imunitas mereka juga belum cukup kuat untuk melawan bakteri yang mungkin belum mati dalam makanan akibat makanan tidak dimasak. Ibu hamil dan ibu menyusui juga tidak disarankan. 
Tujuannya :  mengelemininasi racun-racun yang ada di dalam tubuh akibat makanan yang kita konsumsi serta mengoptimalkan proses alkalinasi di dalam tubuh, selain bisa menurunkan berat badan. 

(NAT/ERN)

Baca Juga:
4 MENU SARAPAN SEHAT MANCANEGARA
PERBEDAAN AMBEIEN DAN ANAL FISTULA

 



Artikel Rekomendasi