Makanan yang Dilarang

 



Tak semua makanan minuman yang dijual di pasaran aman atau baik dimakan. Itu sebabnya terdapat sejumlah makanan yang oleh pemerintah di sejumlah negara, dilarang produksi maupun peredarannya, atau istilahnya di-banned, karena dianggap:
  • kurang sehat atau tidak bermanfaat secara signifikan untuk kesehatan
  • mengandung atau tercemar zat berbahaya
  • diproduksi dengan cara-cara yang melanggar hokum atau etika, misalnya hukum perlindungan hewan langka dan hukum yang mengatur hewan ternak.
Apa saja makanan keluarga yang dilarang tersebut, dan mengapa?
 
Saus Tomat di Perancis
Mungkin terdengar aneh, tapi Pemerintah Negara Perancis melarang masyarakatnya, terutama anak-anak balita dan murid sekolah dasar, membubuhkan saus tomat pada makanan mereka, terlebih pada masakan khas Perancis. Ini karena,  penambahan saus tomat menurut Pemerintah Perancis tidak menambah manfaat nutrisi makanan, malahan dapat merusak rasa asli kuliner khas Perancis.  Meski pun tidak sampai mem-banned saus tomat di pasaran, Pemrintah Perancis hingga merasa perlu membuat aturan khusus tentang penggunaan sasu tomat,  yang disosialisasikan di masyarakat.

Cokelat Telur di Amerika
Pemerintah Amerika Serikat melarang ketat beredarnya Cokelat Telur yang banyak digemari di beberapa belahan dunia lain. Pasalnya, di dalam cokelat terebut terdapat terdapat hadiah mainan plastik yang ditakutkan dapat tertelan oleh anak-anak saat mengonsumsi cokelat. Mainan tersebut juga mengandung bahan kimia yang tidak diperuntukkan bagi tubuh Jikalau sampai termakan oleh si kecil, bisa berbahaya.

Susu murni di Kanada
Susu sapi murni yang tidak diolah, atau raw milk, disukai sejumlah keluarga karena dianggap lebih enak, lebih segar dan bergizi dibanding susu olahan. Namun, di 22 negara bagian di Amerika Serikat dan Kanada, penjualan raw milk dilarang keras sebab ditakutkan produk ini tercemar bakteri Listeriosis, Salmonella, E-coli, dan Campylobacter, serta kuman lainnya, yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Pelarangan tidak hanya untuk susu murni saja, tetapi juga untuk segala produk olahan susu yang tidak di pasteurisasi.

Salmon Ternak di Australia dan Selandia Baru
Salmon ternak seringkali diberi makanan biji-bijian organik, obat-obatan serta antibiotik yang akhirnya menyebabkan daging mereka berubah warna menjadi keabu-abuan. Untuk mengubah warna kembali merah, salmon ternak diberi Astaxanthi, sintetis yang terbuat dari zat petrokimia yang dilarang dikonsumsi oleh manusia, sebab dapat merusak indera penglihatan.  Itu sebabnya, seluruh salmon ternak  di-banned oleh Pemerintah Australia dan Selandia Baru.

Roti yang Mengandung Potassium Bromated di China
Ternyata beredar roti untuk hamburger atau hotdog yang terbuat dari tepung yang mengandung bromida yang diperkaya dengan Kalium Bromat. Tepung tersebut dapat membuat adonan lebih menyatu dan kenyal. Sayangnya, Badan Internasional untuk Penelitian Kanker di China, mengungkapkan bahwa kalium bromat dapat memicu masalah ginjal dan kerusakan sistem saraf, gangguan kelenjar tiroid, ketidaknyamanan pencernaan serta kanker. Pemerintah China pun mem-banned roti jenis ini.

Permen Karet di Singapura
Pemerintah Singapura melarang masuk dan memperdagangkan permen karet di negara tersebut.  Pelarangan itu terjadi akibat banyaknya sampah permen karet yang dibuang sembarangan oleh pengunyahnya, sehingga menimbulkan masalah dalam pemeliharaan kebersihan, baik di area pribadi maupun di tempat-tempat  umum di Singapura. Jangan bawa bubble gum ke Negeri Singa, ya!

Pewarna makanan di Norwegia
Hampir semua makanan olahan di pasaran, misalnya permen, biskuit, jelly, dan lainnya, mengandung pewarna makanan sintetik. Ternyata pewarna sinteteik ini juga dibubuhkan pada makanan bayi dan makanan yang ditargetkan untuk balita dan anak-anak. Lembaga independen Science in the Public Interest, Amerika Serikat, melaporkan, beberapa pewarna makanan terkontaminasi zat karsinogen, yaitu pewarna jenis Red-40 dan Yellow-6, yang jik dikonsumsi dapat langsung mencetus reaksi alergi dan hipersensitivitas pada anak-anak dan konsumsi jangka panjang dapat memicu kanker.  Menyikapi temuan itu, Pemerintah Norwegia pun mengatur ketat produksi dan peredaran makanan berperwarna di negaranya.

Foie Gras di Argentina
Foie gras adalah hidangan khas Perancis yang terbuat dari hati angsa. Sayangnya, untuk memperbesar organ hati angsa, peternak angsa di berbagai belahan dunia disinyalir memberi makan angsa secara paksa, sehingga menimbulkan kecaman dari berbagai pihak. Meski peternak angsa di beberapa negara kemudian menghentikan cara pemberian makan paksa dan mengolah Foie Gras dengan secara lebih ramah ternak, namun Pemerintah Argentina menyikapi kondisi itu dengan tegasd dalam bentuk foie gras banned.

Beluga Caviar di Iran
Beluga Caviar berasal dari telur ikan Sturgeon Beluga, ikan langka yang hanya ada di Laut Kaspia, Laut Hitam, dan Laut Adriatik, ketiganya di perairan Eropa. Karena kelezatan dan eksklusivitasnya, Beluga Caviar dibandrol dengan harga fantastis, mencapai Rp 115 miliar per kilogram, sehingga menjadi makanan bergengsi keluarga elite dan kaya.  Namun didapati bahwa proses pembuatan telur ikan Sturgeon menjadi caviar adalah dengan cara menangkap ikan tersebut, membuka perut dan mengeluarkan telurnya. Tentunya hal ini semakin mengurangi populasi ikan Sturgeon. Untuk melundungi satwa yang berasal dari zaman purbakala ini, Pemerintah Iran pun mem-banned hidangan ini di negerinya.

Makanan Rekayasa Genetika di Yunani
Makanan yang dimodifikasi secara genetik dilarang masuk ke Yunani dan beberapa negara Eropa lainnya, contohnya buah dan sayur rekayasa genetika seperti pepaya, jagung, kedelai dan tomat. Sebab ternyata hewan yang diberi makanan rekayasa genetika terbukti menderita penyakit usus, kerusakan organ, tumor, cacat lahir, pertumbuhan lambat, hingga kematian dini.

Sirip Hiu di Hongkong dan Malaysia
World Wildlife Fund (WWF) menyatakan 1 sampai 2 ikan hiu ditangkap setiap detiknya, dan sebagian besar diambil siripnya untuk diolah menjadi hidangan sup sirip hiu atau sup hisit. Ditambah fakta bahwa 6.000 ikan hiu ditemukan mati setiap tahun, dan ikan ini diperlakukan secara kejam karena siripnya  dipotong ketika hiu dalam keadaan hidup dan dikembalikan ke laut dalam kondisi tanpa sirip, akhirnya banyak pihak gerah terhadap hidangan yang berasal dari zaman Dinasti Ming di Tiongkok ini. Sup hisit pun di-banned di banyak negara, di antaranya di Amerika Serikat, Kanada, Hongkong, dan Malaysia. Di Indonesia, meski masih ada restoran yang menjual sup sirip hiu, namun sejak September 2013 hidangan ini sebenarnya sudah dilarang. Gubernur DKI Basuki Tjahya Purnama atau Ahok, sedang merancang peraturan daerah larangan konsumsi sup sirip hiu di Jakarta.

Keripik kentang Fat Free di Amerika dan Uni Eropa
Tidak ada yang salah ketika Anda ingin mengonsumsi keripik kentang Fat Free di beberapa negara, asalkan makanan tersebut tidak memiliki kandungan Olestra di dalamnya. Olestra adalah pengganti lemak yang tidak menambah lemak, kalori, atau kolesterol untuk produk. Namun Olestra terbukti dapat mengganggu kemampuan tubuh menyerap beberapa nutrisi penting seperti beta-karoten dan lycopene.

(KAT/ERN)

 



Artikel Rekomendasi