Manfaatkan Imajinasi Anak untuk Atasi GTM
Anak menolak makan atau melakukan gerakan tutup mulut bisa jadi karena relasi buruk dengan imajinasi soal makan.... read more
Posisi “Berputar lasak” Posisi tidur nomor 1 menunjukkan bayi tidur dengan kaki menendang wajah ayah. Beberapa komunitas mengaku pernah mengalaminya, tapi posisi ini sebenarnya bukan pilihan mereka sejak awal. Posisi itu merupakan perubahan dari posisi no 2, namun bayi mengubah posisinya saat tidur. Bunda baru sadar posisi bayi berubah ketika bayi terbangun minta ASI, namun ia sudah tidak ada di samping bunda. Alasannya… - Usia bayi semakin bertambah dan gerakannya semakin banyak, membuatnya mencari ruang yang lebih luas untuk tidur. Risikonya… - Ayah terganggu tidurnya karena tendangan bayi. - Ayah orang pertama yang akan tergangggu penciumannya jika bayi poop atau buang gas. - Bunda harus bangun dan bergerak merapikan posisi bayi saat ingin menyusui bayi.
Posisi “Hangat diapit” Pada posisi tidur nomor 2, bayi tidur diapit oleh ayah bunda, dengan demikian ayah dan bunda memiliki akses yang sama kepada bayi. Alasannya: - Bayi aman, tidak akan menggelundung jatuh karena dilindungi ayah dan bunda. - Bayi terbebas dari berbenturan dengan tembok. - Bayi mendapat perhatian dan kehangatan yang sama dari ayah dan bunda. Risikonya… - Bayi terkena tendangan ayah. - Gerakan ayah dan bunda saat tidur terbatas. - Bunda dan ayah tidak dapat bersentuhan saat tidur karena terhalang bayi.
Posisi "Mepet Tembok" Caranya…Bayi tidur di ujung tempat tidur yang dimepetkan ke tembok, bunda tidur di tengah, ayah di ujung tempat tidur. Alasan posisi ini… - Posisi bayi lebih aman sebab tidak akan menggelundung jatuh dari tempat tidur yang bisa menyebabkan cedera. - Jika tengah malam ia menangis lapar, kebutuhannya bisa segera dipenuhi karena bunda berada di sampingnya dan bisa segera menyusui. - Bayi terhindar dari tindihan tangan atau kaki ayah yang lebih berat dan lasak. Risikonya… - Bayi bisa sering terbentur tembok. - Bunda geraknya terbatas karena berada di tengah-tengah.
Posisi “Sekamar beda tempat” Pada posisi nomor 4 ini ayah, bunda dan bayi tidur di kamar yang sama, tapi di tempat tidur yang berbeda. Ayah mungkin tidur di sofa atau di kasur yang digelar di bawah, sementara bunda dengan bayi. Alasannya… - Tempat tidur terlalu kecil jika ditempati bertiga. - Ayah suka mengorok sehingga membuat bayi terbangun kaget. - Ayah sering pulang malam sehingga jika tidur di tempat tidur yang sama bisa membangunkan bayi yang sedang terlelap. Risikonya… - Ibu cenderung mengurus bayi sendirian karena posisinya lebih dekat dengan bayi daripada ayah. - Ayah merasa kesepian atau terasing karena tidur terpisah
Posisi “Lasak berdua" Posisi tidur nomor 5 ini jarang sekali dialami atau memang tidak disadari karena memang merupakan ‘evolusi’ dari tidur sebelumnya. Bayinya tidur tenang, sementara ayah dan bundanya dalam posisi tidak karuan. Alasannya… - Anda berdua memang tidur lasak sehingga berputar-putar dan akhirnya tidur dalam posisi tersebut. Risiko… - Bayi bisa jatuh menggelundung karena tidak ada yang menjaga di kedua ujung tempat tidur. - Anda berdua bisa bangun dengan tubuh pegal dan kaku karena harus menekuk lutut agar kaki tidak menjuntai ke bawah tempat tidur. - Bunda bisa menindih kaki bayi saat berbalik bangun hendak menyusui. - Wajah ayah bisa menjadi sasaran tendangan kaki bunda.
Anak menolak makan atau melakukan gerakan tutup mulut bisa jadi karena relasi buruk dengan imajinasi soal makan.... read more
Menganggap gejala omicron lebih ringan, orang tua jangan lengah. Kematian bayi dan balita akibat omicron sudah tercatat. ... read more
Selama 4 tahun lebih tinggal di negara tetangga, Malaysia, Whulandary dan keluarga kecilnya tetap berusaha menikmati hidup di tengah pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir.... read more