Pilah-pilih Investasi Pendidikan

 

Dari semua jenis investasi yang ada - asuransi, tabungan pendidikan, tabungan deposito, reksadana, properti, dan sebagainya - manakah yang terbaik dan manakah yang cocok dengan kondisi keluarga Anda?
 
Menurut financial planner, Ligwina Poerwo-Hananto, sebelum menentukan jenis investasi pendidikan, sebaiknya suami istri mengetahui dahulu berapa perkiraan dana yang dibutuhkan. Tak sedikit orang membeli produk tanpa memikirkan manfaat dari tujuannya tersebut.
 
Jika ingin “membeli” biaya pendidikan, menurut Ligwina, asumsikan biaya per jenjangnya dari TK hingga SMA asumsikan mengalami inflasi 20% per tahun, sedangkan S1 sebesar 15%. Dan untuk dana pendidikan, Ligwina menyarankan sebaiknya disiapkan sejak anak masih di dalam kandungan.
 
Berikut ini beberapa pilihan investasi pendidikan:
 

ASURANSI PENDIDIKAN
Sesuai fungsinya, asuransi adalah untuk proteksi. Pemilik asuransi adalah ayah dan ibu yang menjadi pencari nafkah utama. Pemilik asuransi diharuskan membayar premi dalam jumlah dan waktu tertentu sesuai pilihan.
 
Keuntungan
Pemilik asuransi akan mendapatkan dana tiap kali putra-putri memasuki jenjang pendidikan baru baik SD, SMP, SMA, dan PT. Dana asuransi akan tetap diberikan jika pemilik meninggal dunia dengan tanpa membayar premi lagi. Sebaliknya, dana yang diambil sebelum waktunya akan dikenakan pinalti.
 
Kapan Memulai?
Sebaiknya sejak usia anak dini. Mulai ikuti program asuransi ini sejak si kecil berusia 0 tahun, karena premi yang dibayarkan bisa lebih murah ketimbang kalau Anda mengikuti asuransi saat anak sudah lebih besar. Usia anak dengan batas maksimal 12 tahun dan usia orang tua juga menjadi faktor penentu besarnya premi.
 
Contoh: Bila saat ini pendapatan Anda sekitar Rp 5 juta per bulan, asumsikan 10%-nya untuk biaya asuransi pendidikan anak, yaitu Rp 500 ribu per bulan, atau sekitar Rp 6 juta per tahun.
 

TABUNGAN
Menyimpan dana investasi dalam tabungan paling popular karena prosesnya mudah, membuat rekening di bank dan menyimpan sejumlah dana dengan memeroleh bunga berkisar 1%-2% dengan dipotong pajak 15% hingga 20% tergantung dari saldo tabungan.
 
Keuntungan
Menabung tidak terikat oleh waktu, Anda bisa menarik dana kapanpun. Dananya bisa digunakan untuk uang pangkal, SPP, les, dan kebutuhan lain yang sifatnya rutin.
 
Caranya?
Sisihkan sekitar 10% setiap bulan dari pendapatan untuk ditabung. Sebaiknya Anda punya rekening khusus tabungan pendidikan yang tidak dicampur dengan rekening yang digunakan untuk pengeluaran sehari-hari. Namun perlu diingat, simpanan dana dengan tabungan ini tidak akan mencukupi karena bunga yang diberikan pihak bank tidaklah besar. Ada baiknya Anda menambahnya dengan investasi lain, seperti deposito atau properti.
 

DEPOSITO
Hampir sama dengan menabung, deposito adalah metode menyimpan uang di bank tapi dengan angka bunga yang lebih besar, yaitu sekitar 5% per tahun. Hanya saja bank mensyaratkan jumlah minimal untuk bisa membuka deposito, yaitu mulai dari Rp 8 juta. Anda tak bisa mengambil uang kapan saja seperti tabungan. Uang yang didepositokan bisa ditarik dalam jangka waktu tertentu, 1 bulan, 3 bulan, atau 1 tahun. Dana deposito ini bisa digunakan untuk kebutuhan jangka pendek seperti uang les.
 
Kapan Memulai?
Untuk membuka deposito memang tidak ada keharusan kapan waktunya. Namun ada baiknya Anda memiliki deposito sejak si kecil berusia balita.
 
Caranya?
Sisihkan 10% dari pendapatan Anda setiap bulannya. Bila dana sudah mencukupi, buka rekening deposito. Semakin besar jumlah uang yang didepositokan, akan semakin besar pula bunga yang diterima. Jika Anda ingin dana seposito bertambah, buatkan deposito dalam bentuk auto roll over, artinya bunga yang diterima setiap bulannya ditambah ke dalam jumlah dana deposito sehingga setiap bulan bulan dana deposito bertambah jumlahnya.
 
Contoh: Bila Anda punya deposito sebesar Rp 100 juta, maka setiap bulan bunga yang akan diterima sebesar Rp 500 ribu sehingga jumlah dana menjadi Rp 100.500.000. Bulan depannya, jumlah Rp 100.500.000 akan dibungakan lagi. Demikian seterusnya.
 

PROPERTI
Membeli tanah atau rumah. Dua jenis investasi ini hasilnya cukup besar meski baru bisa dinikmati dalam jangka panjang dengan menjualnya kembali 7-10 tahun mendatang. Misalnya, properti dibeli ketika anak masih kecil dan direncanakan untuk biaya masuk PT. Kalau tidak dijual, disewakan saja. Hasil sewanya bisa digunakan untuk biaya pendidikan bulanan. Namun, menjual properti kadang butuh waktu lama. Tidak bisa 1-2 hari.
 
Pilih Mana?
Rumah atau tanah adalah properti yang baik. Namun, memilliki tanah lebih menguntungkan, karena tidak mengeluarkan dana tambahan untuk perawatan seperti pada rumah atau apartemen.
 
Kapan Memulai?
Untuk danan pendidikan, investasi properti cocok apabila uang pendidikan dibutuhkan masih lama, paling tidak sepuluh tahun mendatang.
 

REKSADANA
Investasi yang uangnya dikelola perusahaan manajemen investasi. Laporan perkembangan reksadana akan dikirim setiap satu atau beberapa bulan sekali.
 
Keuntungan
Reksadana ada beberapa jenis, jadi dapat digunakan secara berkala sesuai dengan jangka waktu jenjang pendidikan tiap anak. Reksadana dapat digunakan melawan inflasi pendidikan yang tinggi, bisa dibeli kapan saja, dan dicairkan sesuai ketentuan yang berlaku di propektus.
 
Reksadana ini produk yang teregulasi dengan sangat baik oleh Bapepam-LK sehingga para pihak yang terlibat dapat mempertanggungjawabkan tindakannya. Setiap jenis reksadana memiliki risiko dan hasil investasi yang berbeda. Jenis reksadana antara lain, pasar uang, pendapatan tetap, saham. Ada juga reksadana terproteksi dan reksadana penyertaan terbatas.
 
Kapan Memulai?
Reksadana adalah pakan produk investasi jangka panjang yang memberikan hasil investasi yag tinggi. Investasi ini cocok untuk persiapan dana pendidikan anak, dengan catatan dana tidak akan dibutuhkan dalam waktu dekat. (ES)

 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Ragam Investasi Emas

Sekilas tentang investasi emas dalam bentuk perhiasan, koin, batangan, saham pertambangan dan investasi emas berjangka.... read more