Ayah, Pikir Ulang Hobi Sebelum Kelahiran Bayi

 

Seiring dengan bertambahnya tanggung jawab, calon bunda akan mempertimbangkan gaya hidupnya. Tak sedikit juga gaya hidup yang diubah demi kesehatan janin dan si buah hati kelak. Hal ini pun berlaku untuk Anda sebagai calon ayah. Ayahbunda merangkum beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh para lelaki sebelum resmi menyandang predikat Ayah.

‘Nongkrong’ sampai pagi
Kebiasaan bergaul atau nongkrong sampai pagi, entah hanya minum kopi atau nonton bersama pertandingan sepak bola saat lajang masih sah terbawa hingga menikah, apalagi istri Anda tidak melarang kebiasaan ini. Namun, setelah Anda mendapat gelar ayah, Anda perlu mengurangi kebiasaan nongkrong sampai pagi. Anda bisa lakukan satu sampai dua kali dalam sebulan dan sebaiknya tidak sampai pagi. Anda tak perlu langsung menghilangkan kebiasaan nongkrong, pasalnya Anda tetap perlu menjalin hubungan sosial dengan teman-teman Anda.

Anjuran untuk mengurangi kegiatan nongkrong tak lain demi dan kebugaran dan bonding Anda dengan anak. Sebab ketika bayi lahir, Anda akan disibukkan dengan banyak kegiatan baru, seperti membantu istri mengurus rumah, memandikan bayi, mengganti popok, hingga meninabobokannya. Kegiatan-kegiatan ini membutuhkan energi, jika Anda sudah habiskan energi di tempat nongkrong, tubuh Anda akan lebih cepat lelah. Mengurangi jam nongkrong sejak istri hamil menjadi pilihan yang baik, sebab Anda akan terbiasa, dan usai bayi Anda lahir, hal ini tak jadi masalah. 

Aktif Merokok
Berhenti merokok dan menjadi perokok pasif adalah jawaban mutlak untuk ibu hamil. Kebiasaan Anda merokok di rumah atau di dekat istri sebaiknya dihentikan. Pasalnya, asap rokok disusupi 68.000 zat kimia beracun -diantaranya karbon monoksida, sianida, dan nikotin- yang mampu memengaruhi kesehatan serta tumbuh kembang janin –dan bayi Anda kelak-, istri serta Anda. Jika Anda dan istri terpapar penyakit akibat rokok atau asap rokok, bisa-bisa anak terbengkalai karena tidak ada yang mengasuh. Bahkan ada penelitian yang membuktikan bahwa bayi tetap memiliki risiko terkena penyakit paru-paru meski ayah sudah tidak merokok di dalam rumah. Ternyata dampak asap rokok bisa mencapai jarak 10 meter. Jadi, meski Anda merokok di luar rumah, risiko asap masuk ke dalam rumah dan terhirup anak tetap ada, lewat residu racun rokok yang menempel di baju maupun benda yang menempel di tubuh Anda. Jika Anda tetap merokok, si kecil bisa disebut juga sebagai third hand smoker, bahayanya sama seperti second hand smoker, atau perokok pasif. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan Kementerian Kesehatan menunjukkan peningkatan prevalensi perokok hingga tahun 2013 mengalami peningkatan hingga 36,3%, dari 92 juta orang perokok pasif, dan 11,4 juta dialami oleh anak-anak usia bayi serta balita.

Gemar koleksi
Selalu tertarik dengan keluaran terbaru sepatu merek favorit, miniatur mobil sport, action figure atau binatang reptil, hingga akhirnya memutuskan untuk mengoleksi kerap terjadi di dunia laki-laki. Hal ini sangat wajar, walaupun beberapa orang menganggap hobi ini terbilang menghabiskan banyak uang. Selama pos-pos keuangan tidak defisit, why not? Tapi hal ini bisa jadi tidak berlaku untuk Anda yang akan menanti kelahiran si buah hati. Karena Anda akan dihadapkan pada biaya persalinan, bertambahnya kebutuhan rumah tangga seiring dengan kehadiran anggota keluarga baru, belum lagi dengan biaya lain-lain seperti asuransi dan investasi pendidikan. Atau situasi baru yang bisa saja terjadi, yaitu pasangan Anda memutuskan untuk tidak bekerja lagi karena ingin lebih fokus kepada si kecil.

Artinya, sumber pendapatan Anda berkurang. Anda akan butuh penyesuaian dengan hal-hal tesebut. Tak ada salahnya bukan jika mempertimbangkan kembali untuk menambah koleksi Anda. Anda tidak harus meninggalkan hobi tersebut, Anda hanya butuh mengurangi frekuensi menambah koleksi. Anda masih bisa  bermain dan merawat koleksi-koleksi Anda, meski beberapa ayah ada yang mengaku kesulitan membagi waktu antara bermain dengan anak dan bermain dengan barang-barang koleksi Namun, jika koleksi Anda dapat membahayakan anak, seperti binatang reptil, sebaiknya berhenti dan jauhkan dari kehidupannya.
 
Touring setiap akhir pekan
Memang sangat menyenangkan bisa touring ke luar kota bersama teman-teman setiap akhir pekan. Bahkan istri Anda dulu pun ikut merasa senang ketika Anda ajak touring. Sejak dinyatakan hamil, tentu Anda tak lagi mengizinkannya turut serta. Bagaimana dengan Anda, tetap touring

Ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan terkait kegiatan touring ke luar kota setiap akhir pekan. Pertama, Anda akan mengeluarkan biaya dan waktu libur (tanpa istri dan si kecil, jika sudah lahir nanti). Kedua, energi Anda akan tersita sepanjang perjalanan, sesampai di rumah hanya tersisa rasa lelah. Anda akan kehilangan quality time bersama istri dan anak-anak. Ketiga, kini Anda tak lagi sendiri, ada istri dan anak yang menunggu di rumah. Risiko terjadinya kecelakaan pada saat touring pun cukup besar. Menolak untuk ikut touring atau mengurangi touring hingga satu kali dalam dua atau tiga bulan tak ada salahnya Anda lakukan. Plus, lindungi diri Anda dengan kelengkapan touring dan asuransi. Kelak, jika buah hati Anda cukup besar, Anda bisa ajak mengajaknya menikmati touring -keliling kota terlebih dahulu, ya, sebelum diajak ke luar kota dengan mobil-.

Olahraga menantang berbahaya
Olahraga bungee jumping –kegiatan melompat dari tempat yang sangat tinggi-, motocross –memacu motor dengan kecepatan sangat tinggi-, terjun payung, menyelam, gantolle –layang gantung-, terjun payung, atau panjat tebing merupakan salah satu olahraga yang menantang untuk para lelaki. Dan bisa saja Anda menjadi salah satunya. Tahukah Anda kalau olahraga tersebut  merupakan olahraga ekstrim berbahaya versi majalah Forbes, AS, tahun 2013? Dikatakan berbahaya karena memiliki risiko kematian yang tinggi. Olahraga semacam ini sebaiknya mulai Anda hindari, mengingat risiko besar yang akan Anda hadapi. Kalaupun ada risiko kecil, bentuknya tak lain seperti patah tulang. Hal ini tentu akan menghambat kegiatan Anda sehari-hari, seperti bekerja dan mengasuh si kecil. Lebih baik, mulai sekarang Anda pikirkan untuk mengganti olahraga, yang tetap menantang adrenalin tapi tidak membahayakan jiwa Anda, misalnya sepak bola, berenang, atau basket.

Gonta-ganti mobil sport
Ada nilai tersendiri bagi kaum lelaki jika menggunakan mobil sport pintu dua. Lebih keren, katanya. Setiap ada mobil sport keluaran terbaru dan cocok dengan kantong, beberapa dari kaum lelaki siap untuk merogoh koceknya. Rasanya, ketika buah hati Anda sudah lahir, mobil sport pintu dua tak lagi cocok di tangan Anda. Perlengkapan bayi yang akan dibawa setiap bepergian tak akan cukup masuk ke dalam mobil sport Anda. Membawa bayi bepergian itu seperti pindah rumah, saking banyaknya perlengkapan yang harus dibawa. Sebut saja pakaian, peralatan menyusu, stroller, car seat, mainan bayi dan ketika harus membawa babysitter atau orang yang membantu Anda mengasuh bayi Anda –bisa kakek atau nenek-. Anda butuh mobil keluarga. Mobil yang menawarkan kapasitas penumpang yang besar, bagasi yang luas, kenyamanan bagi pengemudi dan penumpang, serta ekonomis. Kenyamanan istri dan bayi Anda terjamin, perlengkapan bayi pun siap ‘dipindahkan’ tanpa ada yang tertinggal.

Ketika jobless
Kehadiran anak biasanya menjadi pecut bagi para ayah untuk bekerja lebih giat lagi untuk mencari uang. Hal ini pun berlaku untuk Anda yang tidak memiliki pekerjaan dan income sama sekali. Jika Anda diam saja karena sudah terbiasa, situasi seperti ini jelas akan membuat hidup Anda sulit pasca kelahiran anak. Anda harus mencari pekerjaan dengan karier yang stabil atau tidak mudah untuk diputus kontraknya. Ini perlu Anda lakukan untuk terhindar dari meminta atau menerima bantuan dari orang tua atau mertua.  Jika ada banyak pertimbangan yang membuat Anda kesulitan untuk bekerja kantoran, cari pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah. Sebab kini sudah bukan hal yang aneh lagi dengan fenomena ibu berangkat bekerja dan ayah di rumah, atau disebut stay home dad. Menurut survey Pew Research Center survey, Washington DC tahun 2013, stay home dad dengan anak usia di bawah 18 bulan di Amerika Serikat sudah mencapai angka 2 juta orang. Beberapa pekerjaan seperti seniman, wirausaha, dan penulis membuat Anda tidak harus pergi keluar rumah untuk mencari nafkah.

(KAT/ERN)

Baca Juga:
Sukses Menjadi Ayah Baru
10 Pertanyaan Populer Ayah Baru
Calon Ayah Juga Takut

 



Artikel Rekomendasi