Berbagi dan Curhat di Social Media, ada Aturannya lho

 



Bagaikan pisau bermata dua, ada juga sisi tak mengenakkan dari sharing dan curhat di media sosial yang bisa merugikan diri sendiri, merusak nama baik, bahkan membubarkan pertemanan dan mengundang malapetaka. Baca 3 kasus yang paling umum terjadi sbb :


Kasus 1 :
Curhat di Facebook soal kekesalan yang luar biasa pada suami. 
 
JANGAN! SEBAB…
 
Memang wanita selalu butuh dukungan dari sekelilingnya jika menghadapi suatu masalah. Tapi ingat, curhat di media sosial apalagi dengan jumlah teman yang banyak dan beragam, akan memperburuk citra Anda.
Ingat, di Facebook selain ada para sahabat yang selalu bisa menghibur dan mendukung keputusan Anda, banyak pula saudara bahkan rekan kerja yang tidak perlu tahu urusan internal rumah tangga, bukan? Saran Patricia Joseph dari matermea.com, semua hal yang Anda lakukan di balik pintu tertutup artinya wajib dirahasiakan dan tidak disebarkan.
 
Okey, boleh sedikit melalui posting tersirat. Misalnya menulis perasaan Anda atau berpuisi, tanpa perlu spesifik menyebut nama pihak yang terlibat, dan tidak perlu bercerita detail duduk perkaranya.  Selain itu, tidak usah tag siapa pun. Pastikan setelah itu hati lega karena sudah mencurahkan isi hati.

Kasus 2 :
Berbagi cerita super detail tentang kepintaran anak Anda di semua social media.

BOLEH
, JIKA…
 
1. Memilih angle paling bersahabat
Misalnya, jangan sampai bagian-bagian privat di tubuh anak terekspos.  Okey, aksi mandinya memang lucu,  adegan BAB di toilet pertamanya pun sudah tentu menggelikan, jangan di-upload! Bahaya pedofil mengancam.
 
2. Batasi jumlah upload
Jangan sampai jumlahnya terlalu banyak. Lagi-lagi bahaya orang tidak bertanggung jawab mencuri foto mengintai. Semakin banyak Anda ungguh, semakin banyak pula pilihan para pelaku kejahatan di luar sana. Ingat kasus Ruben Onsu? Foto bayinya dari akun Instagram dicuri dan diposting dalam akun penjual bayi. Kasus yang menggemparkan ini sampai sekarang berlanjut, proses persidangan masih berlangsung.
 
JANGAN...
 
1. Memasang foto anak kesakitan
Ingat, tugas orang tua adalah melindungi anaknya. Saat buah hati kesakitan sebaiknya Anda memberikan pelukan terhangat dan menghibur, bukan mencari sudut terbaik menangkap ekspresi tangisnya.
 
3. Posting foto grup tanpa izin lengkap
Foto anak bersama teman-temannya tak kalah menggemaskan buat di-posting. Misalnya saat mereka playdate, rebutan permainan, atau saling memeluk mesra. Tapi ingat, bukan hanya anak Anda yang ada di foto tersebut. Dan, tak semua orang tua memiliki kebijakan yang sama dengan Anda dalam soal upload foto. Jadi, Anda wajib minta izin para orang tua dari anak lain yang termuat dalam foto sebelum posting.
 
Kasus 3
Pamer secara lengkap hasil laporan belanja anak.

BOLEH
, TAPI…
Ekpresikan dengan tepat
Lukiskan perasaan Anda dengan aneka stiker lucu di media sosial. Tambahan foto buah hati sedang tersenyum manis, sudah cukup mewakili perasaan Anda.
 
JANGAN, JIKA…
Berbagi data penting
Tak usahlah memotret lengkap isi rapornya. Ingat, di situ ada alamat sekolah dan data personal anak yang tidak perlu diketahui lengkap oleh semua followers Anda.  Menurut staysafeonline.org semakin banyak info yang Anda share, semakin mudah para hacker atau orang-orang tidak bertanggung jawab menggunakan data dan mengakses situs Anda untuk kejahatan. (PAS).
 


 
 

 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Rambu-Rambu Dunia Maya

Dunia maya memang paling asyik untuk saling bertukar informasi. Tapi jika penggunaanya tidak tepat, bisa berbuntut panjang dan tidak enak. Perhartikan rambu-rambunya. ... read more