Dalethyne untuk Terapi Penyembuhan Luka

 

Dokumentasi Eugenia


Kayapan Satya Dharshan bersama tim Imunologi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Airlangga berhasil menemukan Dalethyne untuk manajemen luka yang lebih baik, khususnya di Unit Gawat Darurat (UGD). Dalam penelitian ini, tim peneliti beranggotakan 10 orang dan diketuai oleh Koordinator Program Studi Imunologi, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Airlangga, Dr. dr. Agung Dwi Wahyu Widodo, MSI.

“Kami melakukan uji zat aktif dalethyne yang secara eksklusif digunakan pada produk MedCare milik Dermozone Indonesia terhadap mikroba penyebab infeksi nosokomial, yaitu Staphylococcus Aureus, Staphylococcus epidermidis, Streptococcus pyogenes, Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacterbaumanii Methicillin Resisten Staphylococcus Aureus (MRSA), Extended Spectrum Beta Lactam (ESBL) terdiri dari Escehedrichic coli dan Klebseilla pneumoni serta Klebseilla Pneumonia Carbapenemase (KPC)." jelas Agung. 

Ia juga menjelaskan bahwa zat aktif dalethyne dapat membunuh kuman-kuman tersebut dengan konsentrasi 50%, studi lebih lanjut didapatkan kemampuan membunuh kuman secara total, jadi boleh dikatakan zat aktif dalethyne ini Cidal. Dengan ini, apabila terjadi infeksi dengan kuman tersebut pada luka, maka dalethyne dapat menjadi terapi utama di Rumah Sakit dan layanan kesehatan lain.

Hingga hari ini, infeksi nosokomial merupakan musuh bersama di rumah sakit seluruh dunia. Sepsis Nosokomial merupakan masalah yang serius bagi pasien yang dirawat di Instalasi Gawat Darurat, yang dapat berujung pada peningkatan di angka kesakitan, lama perawatan bahkan berujung pada angka kematian di Rumah Sakit. Dengan demikian, biaya yang dikeluarkan untuk merawat pasien amatlah tinggi.

Berdasarkan data WHO tahun 2016, tercatat 7 kasus dari 100 penderita masuk rumah sakit (di negara berkembang) dan 10 kasus dari 100 orang (di negara sedang berkembang) yang terinfeksi MRSA yang terjadi di seluruh dunia. Sementara di negara-negara maju, seperti Eropa dan USA masing-masing sekitar 7.1% dan 4,5%.

Ia menjabarkan bahwa dalam pengujian tersebut terdapat beberapa temuan penting yang memperjelas peran zat aktif dalethyne pada proses penyembuhan luka, antara lain:
1. Proses epitelialisasi, dibandingkan kontrol proses epitelisasi pada hewan coba yang diberikan MedCare hasilnya lebih bagus dan lebih cepat.

2. Proliferasi fibroblast dan penebalan kolagen, pada luka yang terinfeksi menunjukkan bahwa proses proliferasi dan penebalan kolagen menjadi lebih cepat terjadi dibandingkan kontrol.

3. Proses pembentukan neovaskularisasi, proses ini menjadi penting untuk mendukung proses epitelisasi dan proliferasi fibroblast, karena mensuplai nutrisi dan oksigen ke jaringan yang mengalami penyembuhan luka.

4. Membunuh mikroorganisme penyebab infeksi nosokomial.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, ahli bedah plastik yang melakukan perawatan pada pasien dengan luka kaki diabetes, Dr. Donna Savitry, SpBP-RE mengemukakan, “Kunci untuk terjadinya penyembuhan luka atau wound healing yang cepat, yaitu luka harus dalam keadaan aseptik (bebas dari kuman, virus, jamur, bakteri dan mikroorganisme lainnya) dan luka harus dalam keadaan moist (lembab), tidak dalam keadaan basah ataupun kering.” tutur Donna.

Terakhir, Satya Dharshan juga menambahkan, bersama Tim Imunologi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Airlangga, mereka akan melakukan penelitian lanjutan untuk membuat modalitas terapi baru untuk memberikan solusi pada berbagai permasalahan di dunia kedokteran saat ini dan masa mendatang. Untuk itu, Dermozone Indonesia menyiapkan dukungan fasilitas produksi yang berlokasi di Cikarang, Bekasi dan Pasuruan, Jawa Timur.

(ERN)
 

 



Artikel Rekomendasi