10 Fakta Seru Seputar Penyimpanan Sel Telur

 

Fotosearch
Pada umumnya, setiap wanita memiliki dua sel telur yang berfungsi besar dalam proses terjadinya pembuahan. Tetapi, seiring majunya teknologi wanita kini dapat menyimpannya untuk menunda kehamilan. Ingin tahu fakta-fakta lainnya? Baca 10 informasi penting berikut ini.

1. Bukan sesuatu yang baru, sudah diperkirakansejak tahun 1906 dan dipraktikkan sejak tahun 1998. Namun pemanfaatannya belum sepopuler teknologi In Virto Fertilization atau bayi tabung.

2. Kisah sukses salah satunya dilaporkannya tahun 2012 di Italia dengan jeda waktu antara pembekuan indung telur dan pemasangan kembali 7 tahun, dan dalam hitungan bulan sesudah pemasangan kembali ibu berhasil hamil untuk kemudian melahirkan bayi yang sehat.

3. Merupakan angin segar bagi jutaan pasien kanker wanita usia muda, sebab pengobatan kanker kini tidak lagi menurunkan peluang untuk hamil dan melahirkan, demikian Dr. Gianluca Gennarelli dari Clinica Universitaria Europan Society of Human Reproduction and Embryology, 2012.

4. Di Indonesia layanina ini tersedia di Cluster Reproduktif , RSCM Kencana, Jakarta, sejak tahun 2009, dengan biaya penyimpanan 1-2 juta/tahun (berdasarkan data tahun 2011), belum termasuk biaya pengangkatan indung telur, dan pemasangan kembali pada saat pasien ingin punya anak. Besarnya biaya pemasangan kembali indung telur ke tempat semula bervariasi, tergantung teknik yang digunakan. Jika tinggal dipasang seperti semula agar bisa hamil normal, harganya lebih murah dibanding jika sel telur dibuahi dulu dengan sperma melalui program bayi tabung, baru kemudian dipasang lagi. Demikian menurut dr Andon Hestiantoro SpOG (K), Reproductive Endoctrinology and Infertility Consultant dan Kepala Cluster Reproduktif RSCM Kencana.

5. Prinsip teknologi cryopreservation berupa pendinginan dengan nitrogen cair hingga mencapai suhu -196 derajat celcius. Pada suhu seekstrem itu, segala bentuk kehidupan akan berhenti. Sel seolah mati, namun tidak rusak, dan dapat dihidupkan kembali hingga puluhan tahun lamanya. "Teknik yang sama sering digunakan untuk mengawetkan sperma dan embrio, terang Dr dr Budi Wiweko, SpOG (K), Reproductive Endoctrinology and Infertility Consultant dari Cluster Reproduktif RSCM Kencana. Ketika wanita sudah ingin punya anak, maka indung telur beku bisa dihangatkan lagi, lalu dikembalikan ke tubuhnya.

6. Tidak ada perbedaan kualitas indung telur sebelum dan sesudah dibekukan. Artinya dengan kondisi sama, peluang uindung telur untuk dibuahi sperma tetap sama.

7. Pengambilan jaringan indung telur telur tidak akan memengaruhi kesuburan dan siklus menstruasi, sebab yang diambil hanya jaringan kulit salah satu dari dua (sepasang) indung telur di tubuh wanita.

8. Tak ada batasan usia minimal, prosedur dapat dilakukan pada wanita prepubertas dan belum menikah. Sedangkan batasan usia 35 tahun, selewat usia itu kualitas indung telur berkurang.

9. Tahun 2014, dari 4827 siklus program bayi tabung di Indonesia, sebanyak 750 dalam bentuk simpan beku indung telur. Ini meningkat dibanding tahun 2013, dari 3488 siklus bayi tabung, sebanyak 595 dalam bentuk simpan beku. (Data 28 klinik bayi tabung di Indonesia di 11 kota dan 8 propinsi).

10. Prosedur yang dijalani adalah pemeriksaan indung telur yang akan dibekukan, setelah itu jaringan indung telur diangkat melalui prosedur yang hanya memakan waktu kurang dari 1 jam. "Bentuk indung telur yang sudah dikeluarkan ibarat kulit pisang. Jadi hanya bagian jaringan kulit indung telur (korteks ovarium) yang diangkat dan dibekukan, sebab kulit ini adalah pabrik sel telur muda yang berkualitas," terang dr. Budi.

(BDH/ERN)

Baca Juga

 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Calon Ayah Harus Periksa Apa?

Idealnya, setiap calon ayah memeriksakan diri sebelum berencana punya anak. Tentu saja pemeriksaan fisik dan laboratorium penting agar kehamilan sehat tercapai.... read more