Gangguan Kesuburan Pada Wanita

 



Pada tahun 2010, WHO mencatat 25% pasutri tidak berhasil memiliki keturunan dalam setahun setelah menikah. Hal ini ternyata dapat dipicu dari kesehatan pihak suami atau pun istri, sayangnya dari prosentase itu, hanya 15% yang mencari pengobatan. Berikut ini kami paparkan tiga gangguan kesuburan yang dialami wanita yang dapat menghambat kehamilan:

1. Sumbatan Saluran Telur atau Tuba falopi.
Tuba falopi adalah dua saluran halus yang menghubungkan indung telur (ovarium) dengan rahim, berukuran 7 cm – 14 cm. Jika tuba falopi tersumbat, maka sel telur yang seharusnya disalurkan ke rahim akan terhenti karena adanya blok. Sumbatan dapat terjadi pada pangkal, tengah atau ujung tuba.

Makin ke pangkal, peluang keberhasilan terapi kian rendah.  Faktor penyebab sumbatan adalah infeksi, endometriosis, penyakit radang panggul, operasi rongga perut atau rongga panggul yang menyebabkan terbentuknya jaringan parut yang mengganggu saluran tuba, hamil di luar kandungan dan kanker saluran telur. 

Cara mendeteksi penyumbatan tuba falopi adalah dengan Hysterosalpingogram (HSG) atau foto rontgen rahim. Terapinya dengan hidrotubasi atau terapi ‘tiup’, yaitu memasukkan cairan  ke rahim dengan hidrotubator untuk menilai kelancaran masuknya cairan ke saluran tuba. Jumlah terapi tergantung pada tingkat pelekatan.

2. Endometriosis.
Endometriosis 'menyerang' 20% wanita subur usia 25-44 tahun dan menyebabkan infertilitas. Endometriosis terjadi jika sewaktu haid ada jaringan endometrium (dinding rahim) yang tidak luruh melainkan “berimigrasi” ke luar rahim melalui saluran telur. Di tempat baru, jaringan itu menempel ke jaringan lain, kian lama kian tebal.  Bila tumbuh di dalam rahim dapat mengelupas dan keluar bersama cairan haid atau dihancurkan sistem kekebalan tubuh. Namun ada juga yang ‘hanyut’ ke organ indung telur, usus besar atau kandung kemih, memunculkan jaringan parut. 

Penderita menunjukkan gejala seperti nyeri perut terkadang disertai kejang otot perut selama haid, sakit pinggang, nyeri panggul, sakit perut mirip maag, sakit BAB, vagina terasa tebal, bercak merah jauh sebelum tiba siklus haid, nyeri hubungan seksual dan “banjir” saat haid. Untuk memastikan ada endometriosis, dokter melakukan pemeriksaan laparoskopi dan pengambilan contoh jaringan. Terapi berupa obat-obatan, pembedahan, kombinasi obat-pembedahan, hingga pengangkatan rahim.
 
3. Gangguan Pematangan Sel Telur.
Siklus normal menstruasi wanita adalah 28 hari, dihitung dari hari pertama menstruasi ke awal periode menstruasi berikutnya. Setelah pubertas, perempuan biasanya mengalami siklus menstruasi tetap. Siklus tidak tetap dapat digolongkan ke dalam gangguan reproduksi, yaitu jika dalam kurun waktu 3 sampai 6 bulan tidak kunjung menstruasi.

Penyebabnya adalah ketidakseimbangan hormonal akibat stres, depresi, sakit jangka panjang, olahraga berlebihan, diet ekstrem, atau sebaliknya pertambahan berat badan yang signifikan. Keadaan ini dapat diatasi dengan mengontrol penyebab itu semua.

(CA/ERN)
KONSULTASI: dr. PONCO BIROWO, SpU,PhD, dari RS ASRI, JAKARTA
dr. FAKRIANTINI JAYA PUTRI, SpOG, dari RS ZAHIRAH, JAKARTA


Baca Juga:
Mengatasi Gangguan Kesuburan Pria
Gangguan Kesuburan SOPK
Faktor Penentu Kesuburan Pria

 



Artikel Rekomendasi