Plastik BPA Penyebab Sulit Hamil?

 


Sulit hamil seringkali dikaitkan dengan pola makan atau gaya hidup yang kurang sehat. Namun, rupanya kebiasaan makan atau minum menggunakan wadah yang mengandung bisphenol A (BPA) dapat menurunkan tingkat kesuburan.

Bisphenol A merupakan bahan kimia yang paling banyak digunakan saat ini. Anda dapat menemukannya pada botol air mineral, berbagai minuman kemasan plastik, botol susu bayi, juga peralatan medis.

Dari berbagai penelitian menunjukkan ikatan BPA yang tidak stabil dapat membuat zat kimia ini terlepas (terutama pada suhu panas), mencemari makanan/minuman dan tertelan langsung oleh manusia.

Dalam pemakaian jangka panjang, plastik BPA menjadi pencetus kanker, berbahaya bagi perkembangan otak, meningkatkan keguguran, dan menyebabkan berbagai penyakit berbahaya. Bagi pria, penggunaan plastik BPA dapat menurunkan produksi sperma. Bagi perempuan dewasa, plastik BPA dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan meningkatkan infertilitas.

Dari survey yang dilakukan Survei Kesehatan dan Gizi Nasional (NHANES) ditemukan sebanyak 90% warga Amerika memiliki konsentrasi BPA yang tinggi pada urin. Bahkan, zat kimia ini juga ditemukan pada hampir 42 persen sungai-sungai yang ada di negara adidaya.

Di Indonesia regulasi peredaran plastik bisphenol A memang belum seketat negara-negara lainnya. Namun, Anda sebagai individu dapat mencegah berbagai efek buruk bisphenol A untuk kesehatan. Terutama, bila Anda sedang dalam merencanakan kehamilan.
Berikut ini cara mudah mengurangi penggunaan plastik BPA.

Biasakan membawa botol minuman dari rumah
Agar tubuh Anda selalu terhidrasi dengan baik, usahakan selalu membawa botol minuman dari rumah. Memang  merepotkan dan berat. Namun, untuk investasi kesehatan jangka panjang tak ada salahnya melakukan kebiasaan baik ini.

 



Artikel Rekomendasi

post4

ASI Deras Juga Harus Berkualitas

Kampanye “Peduli ASI Berkualitas” oleh IDAI, BKKBN dan Blackmores mengajak calon ibu, ibu hamil hingga ibu menyusui untuk menyiapkan ASI berkualitas demi menurunkan risiko stunting.... read more