Kepribadian Balita Berbeda

 

Balita menjadi pribadi yang berbeda di sekolah! Di rumah cerewet , di sekolah menjadi anak yang tenang.

Beda perilaku di rumah dan di sekolah bisa saja terjadi.  Anak-anak usia ini, yang baru saja ‘keluar’ dari sarang nyamannya yaitu rumah, memasuki dunia lain – kelompok bermain atau taman kanak-kanak yang mengajarkan banyak hal yang baru. Setiap anak punya kesiapannya masing-masing. Anda patut berbangga bila anak Anda justru menjadi tenang di sekolah, karena hal itu pertanda dia matang dan siap mengikuti instruksi guru untuk melakukan berbagai kegiatan.   Tapi Anda yang mendapat laporan dari guru bahwa perilaku anak  justru ‘mengganggu’ di sekolah, sebaiknya coba langkah-langkah berikut:
  • Jangan menyangkal laporan guru. Dengarkan dan catat laporan dari guru tentang perilaku anak. Saat menyangkal, Anda menutup diri untuk melihat kenyataan dan menutup diri bagi pengembangan kepribadian anak. Tanyakan pada guru, perilaku anak seperti apa yang diharapkan agar tidak mengganggu anak lain.   
  • Luangkan waktu, amati perilaku anak di sekolah. Tanpa sepengetahuan anak, hadirlah di sekolah untuk mengamati perilaku anak. Minta guru kelas untuk diijinkan ‘mengintip’ ke dalam kelas. Amati  perilaku anak, kemudian berikan koreksi di rumah bila memang anak melakukan hal-hal yang tidak seharusnya, misalnya mencoret buku temannya. Jangan marahi anak di sekolah. Anak merasa tidak nyaman karena merasa dimata-matai.
  • Minta anak bercerita pengalamannya di sekolah. Mengorek keterangan dari anak mengapa di sekolah suka mendorong teman atau merampas mainan temannya, bukan soal mudah. Anak biasanya akan menyangkal karena  bicara Anda bernada curiga. Sebaiknya minta anak bercerita tentang pengalamannya di sekolah. Berbekal informasi dari guru anak, jelaskan pada anak bahwa merampas mainan teman atau mendorong teman bukan perilaku yang baik. Cobakan pada anak, rebut mainannya saat dia sedang memegang mainan. “Ingin marah ya rasanya, kalau mainan kita direbut. Kalau kita sering merebut mainan teman, besok kita tak punya teman.”
  • Kompak, guru dan orang tua. Usahakan agar peraturan di rumah dan di sekolah  seirama. Misalnya, di sekolah anak tidak boleh mencoret buku temannya. Sebaiknya, di rumahpun anak dibiasakan untuk tidak seenaknya mencoret buku Anda atau kakaknya. Ini akan membuat anak merasa nyaman baik saat di rumah maupun di sekolahnya karena ada aturan yang konsisten.  
  • Jalin komunikasi yang baik dengan guru prasekolahnya. Manfaatkan buku komunikasi, minta guru memberi laporan mingguan tentang perubahan perilaku anak Anda. Laporkan pula pada guru anak, apa saja yang telah Anda lakukan untuk memperbaiki perilaku anak Anda.  
  • Jalin komunikasi terbuka dengan anak. Jelaskan pada anak bahwa guru di sekolah adalah pengganti orang tua yang akan mengajarkan anak tentang apa saja termasuk cara berteman dengan baik. Anda sebagai orang tua akan tahu apa saja yang dia lakukan di sekolah, karena gurunya dan Anda bersama-sama akan membantunya belajar agar menjadi anak yang disukai teman.
  • Adakan playdate secara rutin. Bantu anak mendapatkan teman seusianya di luar sekolahnya. Amati perilakunya saat dia bermain bersama teman sebayanya,  sehingga Anda mengetahui perkembangan  anak. Sesekali Anda boleh saja bergabung, misalnya menjadi tamu yang disuguhi hasil masak-masakan mereka. Di rumah, Anda dapat membahas permainan yang dilakukan bersama tadi. Bicarakan dengan anak, contoh-contoh perilaku baik yang ditunjukkan teman-temannya dan patut dilakukan juga oleh anak. Berilah pujian terhadap sikapnya yang baik selama bermain.
  • Menjadi panutan atau role model bagi anak. Anak merekam perilaku Anda, bukan kata-kata Anda. Setelah itu dia akan meniru perilaku Anda, karena bagi anak, Anda adalah guru yang penting.   Oleh karena itu, jaga perilaku Anda saat bergaul bersama teman-teman Anda sementara anak-anak Anda dan anak-anak mereka bermain bersama. Berikan contoh perilaku dan berbicara dengan baik dan sopan.  (me)

 



Artikel Rekomendasi