Suami-Istri Sukses Hadapi Krisis

 

Pasangan muda sangat rentan krisis. Di samping karena masih perlu banyak penyesuaian diri. Masalah di tahun-tahun pertama pernikahan bisa diumpamakan seperti badai laut yang menerpa tiada henti.

Memikirkan kesempatan kedua. Pertengkaran dan pertentangan dalam 5 – 7 tahun pernikahan bukanlah sesuatu yang janggal. Demikian hasil berbagai studi yang pernah dilakukan. Namun ketika kemarahan dan perseteruan berlanjut menjadi rasa kecewa dan luka mendalam, biasanya masing-masing pasangan mulai berpikir, “Bagaimana hubungan kami bisa menjadi seburuk ini?”. Menurut David Wilchfort, terapis perkawinan di Munich, Jerman, menekankan agar pasangan muda tidak tergesa-gesa memutuskan untuk mengakhiri hubungan. “Sebuah kesempatan kedua bisa menjadi pilihan dan sukses dilalui banyak pasangan suami-istri dalam krisis,” jelasnya. Syaratnya, masing-masing pasangan melangkah bersama dengan pandangan yang tepat, terutama terhadap upaya membangun kembali “puing-puing” rumah tangga yang sempat berserakan.    

Pertanyaan Kritis. Tentu saja sayang meninggalkan begitu saja kenangan manis yang pernah Anda alami berdua pasangan. Jika Anda masih memiliki harapan  bersama pasangan untuk berjuang meniti masa depan, Anda perlu mengikuti saran David untuk menjawab beberapa pertanyaan kritis. Lalu jawab dalam hati.
•  Apakah salah satu dari Anda bersikap tidak loyal satu sama lain?
•  Apakah Anda masih saling menghormati satu sama lain?
•  Apakah Anda bersama-sama dapat berkembang dalam perkawinan ini?
•  Apakah Anda berdua masih dapat membuat sebuah keputusan penting bersama-sama?
•  Apakah Anda berdua masih memiliki tujuan bersama di masa depan?
•  Apakah Anda berdua masih dapat tertawa bersama?
•  Apakah Anda ,masih memiliki banyak waktu untuk makan bersama?
•  Apakah Anda masih memiliki kepedulian satu sama lain?
•  Apakah Anda dapat masih dapat menikmati kedekatan fisik satu sama lain?
•  Terlepas dari semua masalah yang menimpa hubungan Anda dengan pasangan, apakah Anda untuk menjalin kembali hubungan Anda yang sudah retak dengan pasangan?

Dari jawaban yang Anda buat, Anda dapat menelaah sendiri, apakah hubungan Anda dengan pasangan masih dapat dipertahankan atau terpaksa harus diakhiri. Tentu saja jika jawabannya sebagian besar “ya” berarti Anda siap untuk memulai hubungan Anda dengan pasangan kembali. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dan tidak boleh dilakukan. “Terkadang, masing-masing pihak harus menahan diri bahkan berkorban untuk membenahi hubungan. Rasanya seoleh menelan pil pahit memang. Tetapi itulah satu-satunya cara untuk memanfaatkan kesempatan kedua”, ungkap David.
 
Honeymoon kedua dan “PR”. Salah satu cara yang paling umum disarankan para ahli atau penasehat perkawinan adalah melakukan perjalanan bersama atau bulan madu kedua. Manfaat bulan madu kedua memang bukan “isapan jempol”. Kerap kali pasangan dalam krisis, merasakan cinta yang lebih segar, hangat dan indah sepulang dari “bulan madu”. Namun tak jarang, beberapa pasangan kembali dihadang badai, yang barangkali lebih keras dibandingkan sebelumnya. David berpendapat, kegagalan pasangan sepulang bulan madu, disebabkan mereka seringkali lupa mengerjakan “PR”, yang seharusnya mereka kerjakan selama dan sesudah “bulan madu”. “Pasangan suami-istri biasanya terlalu yakin bahwa masalah secara otomatis akan sirna melalui bulan madu kedua. Padahal, dalam membina rumah tangga, memelihara hubungan suami-istri tak berjalan dengan sendirinya. Perlu daya dan upaya ekstra,” jelas David.

Krisis rumah tangga tak mungkin tidak meninggalkan bekas luka. Rasa tidak percaya tak otomatis beralih menjadi rasa saling percaya. Rasa kesal tak lantas lenyap dari hati. Meskipun beberapa hari disisihkan bersama untuk melewatinya dengan indah dan memperbaiki hubungan. Artinya, prinsip yang harus sama-sama diyakini bukanlah melupakan masalah, melainkan memperbaiki akar masalah.

Komunikasi modal utama. Jika Anda merasa perlu mendapat pelatihan komunikasi efektif pernikahan atau berkonsultasi, fokuskan upaya perbaikan dengan melatih ketrampilan berkomunikasi. Sehingga, bulan madu tak mengalir tanpa arah. Padahal jelas, Anda berdua ingin mencapai sebuah perbaikan. Menurut studi yang pernah dilakukan David, pasangan suami-istri bahkan dapat mengatasi masalah saat masih dalam proses saling belajar berkomunikasi dan mengkomunikasikan diri.

Prinsip berikutnya, setelah mencapai perbaikan, Anda berdua harus membangun kembali hubungan akibat keretakan yang sempat terjadi. Modal utamanya adalah kompromi. Dengan sikap saling membuka diri untuk berkompromi, maka beberapa kesepakatan baru dapat dibuat, dan perubahan akan terjadi. Percayalah, perubahan yang Anda jumpai ini – baik atau buruk – bukanlah hasil kerja “tangan-tangan ajaib”. Melainkan kerja keras, daya dan upaya berdua dalam mengelola kembali hubungan terindah yang Anda jalin bersama pasangan hidup. Semoga berhasil!

Tips Sukses Memanfaatkan Bulan Madu Kedua
  • Persiapkan perjalanan sebaik mungkin. Pastikan akomodasi dan transportasi tidak memiliki potensi masalah. Bila perlu minta bantuan biro perjalanan terpercaya.
  • Pilih tempat yang membawa Anda kembali pada kenangan indah saat Anda pertama kali berjumpa atau bulan madu pertama.
  • Lupakan untuk sementara urusan kantor, anak (bisa dititipkan pada orang tua atau kerabat yang dapat dipercaya), berbagai masalah yang menjadi sumber keretakan.
  • Cobalah “memanggil” kembali (recall) kenangan indah melalui hal-hal sederhana. Misalnya, untuk komunikasi yang lebih hangat, panggillah pasangan dengan nama sayang Anda ketika masih berpacaran. Atau, kenakan pakaian atau wewangian yang disukai pasangan apabila Anda mengenakannya.
  • Persiapkan pula strategi untuk memperbaiki hubungan. Artinya, nikmati perjalanan, keintiman dan kehangatan saat bersama pasangan, tetapi dengan tetap mengerjakan “PR” yang Anda bawa dari rumah (baca subjudul “Honeymoon Kedua …”. Jangan sia-siakan kesempatan yang ada. PR berlanjut hingga hari-hari sepulang bulan madu. (Foto/Dok. Ayahbunda)
Baca juga:
Melewati 5 Tahapan Perkawinan
Perlunya Adaptasi dalam Pernikahan
Fleksibilitasi, Kunci Kebahagiaan Rumah Tangga
Enam Kiat Segarkan Pernikahan
 

 



Artikel Rekomendasi