Pertengkaran Selepas Anak Lahir

 

Peran baru menjadi ayah, membuat suami memosisikan diri sebagai pencari nafkah. Sukses finansial adalah tujuan hidup, sehingga suami kerap lupa waktu selalu bekerja. Padahal istri berharap, suami membantu mengasuh anak dan menjadi ternan ngobrol. Hal inilah salah satu pemicu pertengkaran rumah tangga.
 
Faktor pemicu
  • Suami memandang istri dalam perannya sebagai ibu yang bertanggung jawab atas  kesejahteraan keluarga. Apa yang dilakukan istri dianggap "sudah seharusnya begitu''.
  • Suami-istri menjadi ayah-ibu, obrolan santai tak bisa lepas dari bahasan soal anak. Obrolan seputar "saya dan kamu" sebagai dua pribadi yang tetap harus menjadi diri sendiri, menjadi kurang penting dibanding obrolan tentang bayi.
  • Waktu bersama adalah waktu keluarga. Semakin sulit menemukan waktu untuk berduaan saja.
Akibatnya:
  • Muncul pertengkaran.
  • lstri merasa sedih dan kelelahan.
  • Perkawinan jadi jenuh dan membosankan
Solusi:
  • Para suami mengkhawatirkan keuangan ketika anaknya lahir. Komunikasikan hal ini pada istri, karena istri menduga suami menghabiskan waktu di kantor guna menghindari urusan anak. jalin kedekatan emosi dengan anak, luangkan waktu untuk mengasuhnya.
  • Istri bukan wonder woman. Tanyakan pada istri, bantuan apa yang ia harapkan. Beritahu istri, usahanya untuk merawat keluarga sangat berharga.
  • Luangkan waktu di pagi hari saat sarapan, di perjalanan menuju kantor atau makan malam bersama untuk ngobrol intim terlepas dari obrolan soal anak.

 



Artikel Rekomendasi