Ke Dokter Jika Anak Telat Bicara

 

Sebenarnya, bicara atau berkomunikasi sudah dimulai sejak masa bayi. Normalnya, bayi akan menangis dan bergerak. Nah, Anda biasanya belajar bereaksi terhadap tangisan dan gerakannya, sehingga terjadilah interaksi.

Melalui pengalaman berinteraksi inilah, bayi akan belajar bahwa sikap Anda akan terpengaruh oleh tangisannya. Interaksi serupa akan terjadi, jika ia mengeluarkan suara. Jadi, aktivitas tersebut memang berpengaruh dalam perkembangan bicara dan bahasa balita.

Dengan mengerti tahap bicara anak, diharapkan gangguan bicara dapat segera ditemukan. Tidak seperti yang umum terjadi saat ini. Para orang tua mempertanyakan mengapa anaknya belum juga berbicara. Padahal, sebenarnya yang dimaksud adalah mengapa anak belum berbahasa ekspresif.

Sebelumnya, anak sudah melalui tahap bahasa reseptif dan bahasa visual. Kedua bahasa ini sebenarnya mirip. Apa bedanya? Reseptif adalah bagaimana Anda memahami perkataan balita, sedangkan bahasa visual atau bahasa tubuh adalah bagaimana Anda mengerti bahasa anak melalui sikap tubuh atau ekspresi mukanya. Sebagai catatan, bahasa visual dan bahasa reseptif merupakan salah satu tahap bicara yang dapat dipakai untuk mendeteksi apakah anak terlambat bicara atau tidak, sebelum bahasa ekspresifnya timbul.

Yang penting, sebaiknya Anda tidak mengabaikan naluri Anda. Begitu merasa ada sesuatu pada anak, segeralah bawa ke dokter. Beberapa penelitian telah membuktikan ketajaman naluri para orang tua, sehingga dokter tidak akan mengabaikannya begitu saja. Mungkin sekali kecurigaan Anda tidak bisa dipastikan kebenarannya hanya dalam satu kali pertemuan saja. Dokter mungkin saja meminta Anda untuk datang 1 atau 3 bulan lagi.

 



Artikel Rekomendasi

post4

Mitos dan Fakta Merawat Kulit Bayi

Banyak mitos yang berkembang dan dijadikan acuan dalam perawatan kulit bayi. Misalnya, memandikan bayi dengan air dicampur antiseptik saat terkena biang keringat, membubuhkan tepung kanji ke kulit ba... read more