10 Mitos dan Fakta Penyebab Anak Terlambat Bicara

 

 
freepik

Berbagai informasi simpang siur soal penyebab gangguan bicara mampir di telinga Anda. Anda pun bingung, mana yang hasil riset, mana yang hanya ‘konon katanya’ atau asumsi saja.

Lauren Lowry, seorang ahli gangguan bicara dari Hanen Center menjelaskan untuk Anda.

Menggunakan cara bicara bayi, akan membuat anak terlambat bicara.
Salah.  Berbicara dengan bayi harus dengan cara yang berbeda dari normal. Yaitu menggunakan ekspresi wajah yang positif, nada tinggi, tatap mata langsung, dan bicara perlahan seperti mengeja (bukan dicadel-cadelkan).

Menggunakan kosa kata sederhana, banyak mengulang, penekanan pada kata yang penting. Misalnya, “Ini namanya lampu. Lam…pu. Apa? Lam….pu. Iya, lampu.” Ini gunanya agar bayi memberi perhatian pada mulut untuk melihat cara mengucapkan, dan mendengarnya lebih jelas, sehingga ia dapat belajar mengucapkan kata.

Bicara tanpa gramatika akan membantu bayi belajar bicara
Salah. Disebut telegraphic speech. Yaitu bicara tanpa gramatika atau susunan yang benar. Contohnya, “Mana sendok?” Seharusnya, “Di mana sendoknya?” Banyak orang mengira, bicara seperti ini akan memudahkan bayi belajar bicara karena memberi kesempatan bayi untuk menangkap kata yang penting dalam satu kalimat.

Riset oleh Marc Fey, Ph.D dari University of Kansas Medical Center, telegraphic speech akan menghambat bayi belajar gramatika dan makna kata ketika kata itu berada dalam kalimat lengkap.

Ketika Anda bicara dengan bahasa bayi, gunakan kalimat lengkap dengan struktur yang baik. Misalnya, “Yuk, kita makan sekarang.” Bukan “Makan sekarang.” Meski kalimat pendek, pastikan bicara dalam kalimat lengkap.
 
Menggunakan alat bantu seperti video dan flashcard akan merangsang perkembangan bicara anak.
Salah. Kita sering tergoda membeli mainan atau tontonan dengan label ‘edukatif’ untuk anak. Padahal produk itu belum tentu efektif membantu anak bicara dan berkomunikasi.

Program video untuk bayi hanya memberi sedikit saja sumbangan untuk menambah kosa kata meski bayi menonton video itu berjam-jam.
 Belajar kata baru dari flashcard mengajar anak untuk mengucapkan kata untuk merespon gambar. Ini bukan berarti bahwa bayi paham makna kata dan menggunakan kata itu dalam kalimat bicara. 

Kosa kata baru harus dipelajari anak dalam sebuah kalimat lengkap setiap hari, dan diulang berkali-kali sampai anak paham arti dan dapat mengucapkannya. 

Menggunakan empeng (pacifier) membuat bayi mengalami gangguan bicara
Belum pasti. Yang pasti, anak ngempeng mengalami masalah pada giginya, dan meningkatkan risiko infeksi telinga. Gangguan pada gigi dan telinga berpotensi mengganggu proses belajar bicara. Riset yang pernah dilakukan tidak membuktikan adanya perbedaan cara pengucapan pada anak yang ngempeng dengan yang tidak ngempeng sama sekali.

Tetapi riset yang dibuat pada tahun 2010 menyatakan, anak yang ngempeng sampai usia 3 tahun lebih berisiko lebih tinggi mengalami gangguan bicara.

Penggunaan empeng dapat mengganggu proses belajar bicara karena ketika waktunya bayi harus meraban (babbling); menirukan bunyi dan ikut-ikutan bicara, kesempatannya terhambat oleh empeng di mulutnya. Sebaiknya bayi dikurangi pemakaian empengnya, terutama saat mereka mulai belajar bicara.

Anak kedua dan anak ketiga lebih lambat bisa bicara karena kakak mendominasi pembicaraan.
Salah.  Beberapa riset sudah membuktikan bahwa perkembangan dan keterampilan bahasa anak pertama dan selanjutnya, itu sama.

Beberapa riset juga membuktikan bahwa anak ke dua dan selanjutnya punya kekuatan dalam hal pengucapan atau pelafalan, dan keterampilan berbicara. Kalau ada pendapat bahwa anak sulung kerap menginterupsi adik-adiknya, tidak menunjukkan adanya dampak negatif pada anak kedua dan seterusnya.

Dibanding anak perempuan, anak laki-laki lebih lambat bicara
Benar.  Perbedaan ini hanya dalam konteks beberapa bulan. Masih dalam rentang normal perkembangan bicara. Anak perempuan cenderung lebih dulu bicara di awal perkembangan bicaranya, sementara anak laki-laki di akhir perkembangan bicara.

Jadi, bukan berarti anak laki-laki terlambat bicara, tetapi hanya lebih lambat dibanding anak perempuan. Jadi kalau ada anak laki-laki betul-betul terlambat, jangan berasumsi karena dia laki-laki dan itu normal. Tetap harus dilakukan intervensi.
 
Anak kembar berisiko mengalami terlambat bicara
Benar. Merujuk pada riset tentang anak kembar pada 2006, ini kesimpulannya:

- Kembar, terutama anak laki-laki lebih berisiko tinggi mengalami terlambat bicara.

- Keterlambatan bicara biasanya ringan, dan akan berkurang di pertengahan masa kanak-kanaknya.

- Banyak variasi skor perkembangan bicara di antara anak kembar.

 
Anak yang terlambat bicara yang perkembangan lainnya normal, nantinya akan mengejar keterlambatan itu di usia selanjutnya.  
Salah. Riset menyebut, sekitar 40 sampai 50 persen anak yang terlambat bicara tidak mengejar ketinggalannya. Anak terlambat bicara yang hanya menggunakan sedikit bahasa tubuh akan lebih tinggi risikonya mengalami terlambat bicara.

Meski ketika anak yang terlambat bicara hampir mencapai kemampuan anak seusianya, dia akan mengalami kesulitan membaca. Kalau Anda peduli dengan perkembangan bicara anak Anda, jangan percaya kata orang ‘wait and see.’ Konsultasikan segera ke ahli gangguan bicara agar anak segera mendapat penanganan yang tepat. 

Belajar dua bahasa di waktu yang bersamaan (bilingual) pada anak kecil, berakibat terlambat bicara.  
Salah. Tidak ada bedanya anak belajar satu atau dua bahasa dalam waktu yang bersamaan.  

Ketika anak belajar dua bahasa, kadang-kadang terjadi percampuran keduanya. Contohnya, “Mom, I need water, tapi the water habis.”  Ini normal dan bukan indikator anak kesulitan bicara. Anak yang belajar dua bahasa sekaligus memiliki kemampuan yang disebut metalinguistic, yaitu kemampuan berpikir tentang bahasa, juga di bidang kemampuan berpikir, seperti perhatian.  

 Imma Rachmani
 

 

 



Artikel Rekomendasi