Menghadapi Anak yang Bersikap Tidak Sopan

 



Ada kalanya anak-anak berbuat di luar nilai kepantasan yang dianut orang dewasa. Misalnya, ia marah dan berbicara kasar pada ibunya saat diminta untuk membereskan mainan, atau ia berteriak dan memukul ketika Anda menyuruhnya mematikan televisi.

Sebagai orang tua, mungkin Bunda dan Ayah kaget ketika melihat anak bersikap tidak sopan. Sebagian orang tua, bisa jadi memaafkan, memaklumi, dan tidak menganggap sikap tersebut sebagai hal yang serius. Toh, namanya juga anak-anak. 

Namun, apabila sikap tidak sopan tersebut berlanjut dan menjadi kebiasaan, sebaiknya orang tua tidak membiarkan saja. Situs Very Well Family menyebutkan, sebuah studi dilakukan oleh para peneliti di Universitas Virginia menemukan bahwa anak-anak yang tidak sopan cenderung menjadi orang dewasa yang kasar.

Anak-anak perlu belajar bagaimana memperlakukan orang lain dengan hormat sehingga mereka dapat mengembangkan hubungan yang sehat dengan teman sebaya, orang lain di lingkungannya, dan anggota keluarga terutama orang tuanya. 

Ketika anak-anak menunjukkan sikap yang tidak sopan dan kurang menghormati orang tua, bisa jadi itu adalah tanda bahwa mereka membutuhkan bantuan untuk memelajari bagaimana cara mengelola emosi yang benar, bagaimana menunjukkan amarah tanpa melanggar nilai kepantasan sosial, bagaimana mengatasi frustrasi, dan bagaimana berkomunikasi secara efektif saat situasi di lingkungan tidak sesuai dengan keinginannya. 

 
Foto ilustrasi (Freepik)


Bagaimana sikap yang dapat ditunjukkan orang tua saat anak berperilaku tidak sopan? 

Berikan konsekuensi
Katakan pada anak bahwa akan ada konsekuensi yang membuatnya 'rugi' karena sudah membantah dan berteriak pada ibunya saat diminta membereskan kamar tidur. Pemberian konsekuensi ini tidak dimaksudkan sebagai hukuman, tetapi fokusnya adalah Anda menunjukkan bahwa perilaku anak tersebut tidak dapat diterima. 

Saat situasi sudah mereda, Anda dapat ngobrol dengan anak."Ibu tadi pagi hanya memintamu membersihkan kamar, tetapi kamu malah berteriak. Kamu tahu enggak kalau itu tidak baik? Anak-anak yang mudah marah biasanya nanti akan sulit dapat teman." 

Inti dari diskusi Anda dengan anak adalah menyampaikan konsekuensi potensial atau akibat yang mungkin ia dapatkan dari lingkungan, apabila ia menunjukkan sikap negatif atau tidak sopan. 

Kata-kata bernada positif
Daripada mengatakan, "Jika kamu tidak merapikan mainan sekarang, kamu tidak akan bisa bermain di luar," lebih baik katakan, "Kamu bisa segera bermain di luar setelah kamu selesai merapikan mainanmu." Kemudian, tinggalkan dan serahkan pada anak Anda untuk merespons.

Anda juga dapat mencoba mengatakan hal-hal seperti, "Kalau kamu ngomong sama Mama dengan tenang dan enggak pakai teriak, Mama akan jawab," atau "Ibu akan menemani kamu bermain kalau kamu berhenti berteriak."

Kata-kata tersebut memberi anak kesempatan untuk mengubah perilaku mereka. Namun hindari mengatakannya berulang kali karena itu justru membuat anak berlatih untuk tidak mendengarkan orang tua. 

Baca juga:
Kenapa Praremaja Sulit Diatur dan Doyan Membantah?

Tak Perlu Menghukum Anak untuk Belajar tentang Benar dan Salah



ALI

 

 



Artikel Rekomendasi