Grafik Covid-19 Belum Landai, Kapan Anak-Anak Kembali Sekolah?

 

Foto: Shutterstock


Seperti biasa, Juli adalah pembuka tahun ajaran baru bagi anak-anak sekolah. Tersiar kabar bahwa sekolah akan kembali dibuka dan anak-anak bisa kembali pergi bersekolah. Menanggapi hal ini, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K) dengan tegas mengatakan, “Saya tidak tahu apakah orang tua masih mau bawa anaknya ke sekolah di kondisi ini.” 
 
Menurut pendapat pribadinya, dr. Aman tidak setuju apabila anak-anak harus sekolah bila pandemi belum usai. Apalagi saat ini, kondisi grafik kasus COVID-19 belum juga menunjukkan tanda landai. “Saya ikuti data ini dari seluruh Indonesia. Bukan dari data yang diumumkan, (melainkan) dari dokter yang merawat,” cetusnya.
 
Anak-anak Bisa Tanpa Gejala
Dokter Aman memperingatkan bahwa anak-anak bisa menjadi OTG (Orang Tanpa Gejala). Ketika di luar, mereka tidak tampak menunjukkan gejala, namun ternyata sudah terinfeksi, maka hal ini akan sangat berisiko. “Ketika di rumah saja, kemungkinan anak menularkan (covid-19) itu 10%, sementara orang dewasa sekitar 90%,” tukasnya. 
 
Membiarkan anak-anak keluar rumah atau ke tempat publik sama saja dengan meningkatkan risiko penularan. “Ini kan, jadi never ending story akhirnya,” ujar dokter anak ini.
 
Bisa Menular Lewat Feses
Pada anak, gejala tertular virus bisa sama dengan orang dewasa, yakni demam, batuk sesak napas, namun bisa juga disertai dengan gangguan saluran cerna, seperti mual-muntah dan diare. Karena itu, bila selama ini kita mengetahui bahwa virus corona ini ditularkan lewat droplets, pada anak yang mengalami gangguan saluran cernan, feses juga dapat menjadi medium penularan. “Jadi kalau anak-anak belum bisa ke kamar mandi sendiri, harus di daycare, bisa dibayangkan kalau anak disuruh sekolah, mereka bisa saling menularkan,” tutur dr. Aman menjelaskan.
 
Kecemasan orang tua untuk melepaskan anaknya bersekolah ini juga dijawab oleh dr. Aman dengan mengingatkan kembali pada kasus Hand, Foot, and Mouth Disease atau yang dikenal dengan Flu Singapura. Ia mengatakan, “Ketika itu, cuma ada luka-luka di tangan, mulut saja, itu semua TK ditutup. Orang tua takut. Apalagi ini, sudah ada anak yang positif, ada yang meninggal.” 
 
Ia berharap pemerintah melibatkan para dokter anak untuk menentukan keputusan tentang kapan anak-anak bisa mulai kembali bersekolah. 
 
(Lela Latifa)
 
 

 

 


Topic

#corona #coronavirus #viruscorona #covid19 #dirumahsaja #dirumahaja #belajardirumah #workfromhome



Artikel Rekomendasi

post4

Kebingungan Ibu Baru

Ibu baru menghadapi banyak hal baru. Banyak keputusan harus dibuat berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan bayi. ... read more