Merawat Bayi Tanpa Takut Salah

 

Foto: freepik


Menjadi ibu adalah pengalaman menakjubkan. Di saat yang sama, kebingungan pun melanda. ‘Bisakah aku?’ adalah pertanyaan paling awal yang menghantui pikiran para ibu baru.
 
Tapi dengarlah! Banyak orang menasihati supaya kita mengandalkan naluri atau insting kita sebagai  ibu. Pasti bisa. Karena menjadi ibu adalah proses alami yang sepanjang segala zaman dialami oleh perempuan. Cinta ibu pada bayinya adalah sumber dari kekuatan ibu untuk berusaha ‘menghidupkan’ bayinya.
 
Insting keibuan, apaan sih? “Kamu percaya insting?” “Enggaklah, sebelum jadi ibu harus belajar sebanyak-banyaknya, nggak cuma mengandalkan insting. Insting kita bisa salah.” Begitu obrolan di kalangan ibu baru.
 
Ada orang mengatakan, insting keibuan adalah kebutuhan perempuan untuk punya anak. Tetapi secara teori, insting keibuan adalah intuisi yang muncul begitu perempuan melahirkan anak. Tiba-tiba Anda tahu, bayi mungil itu butuh apa tanpa panduan. Jadi bukan hanya keinginan perempuan untuk punya anak, insting keibuan lebih pada proses menerima dan membesarkan anak.
 
Insting keibuan itu mitos atau fakta? Banyak ibu setuju bahwa merawat bayi baru lahir jauh dari insting. Mereka merasa butuh pengetahuan yang datangnya dari mana pun; buku, pengalaman orang lain, dokter, bidan, dan sebagainya.
 
Sebuah riset menyebut, tubuh ibu menghasilkan hormon oksitosin selama menyusui. Hormon ini menjadi dasar bonding ibu dan bayi ketika dia lahir. Tapi sebelum lahir, bonding terjadi ketika janin di dalam perut bergerak. Belum ada riset yang menyebut soal insting keibuan.
 
Insting keibuan itu terbukti mitos ketika ibu baru mengalami depresi dan tidak mampu merawat bayinya. Depresi postpartum membuat ibu baru sulit melakukan bonding dengan bayinya.
 
Trauma pascabersalin yang dialami ibu baru, juga hal lain yang membuat ibu tidak mampu menjalin bonding dengan anak. Ini bukti lain bahwa insting keibuan adalah mitos.
 
Belajar dari komunitas, itu penting. Meski gagasan soal insting atau naluri keibuan itu menarik, tapi bila kita mati-matian ingin mengandalkan insting kita untuk mengasuh dan merawat anak, kita mencegah diri kita untuk menerima bantuan yang kita butuhkan.
 
Kalau kita mengikuti idealisme kita -  mengasuh anak tak butuh teori – padahal kita belum pernah mengasuh anak sebelumnya, kita menyiapkan diri kita untuk gagal.
 
 Kita perlu belajar dari sumber lain

- Ketika mengalami kesulitan mengasuh anak
- Menemui masalah dalam menyusui, karena meskipun alami, proses menyusui bayi dengan ASI bukan soal mudah
- Butuh info-info kesehatan berdasar ilmu pengetahuan
- Ketika Anda mengalami lebih parah dari babyblues
- Mengatur pengeluaran berkaitan dengan kebutuhan anak

 
Tidak ada pengasuhan yang 100 persen tepat, dan tidak ada menjadi ibu yang sempurna. Anda tidak harus menjadi seperti ibu lain. Fokus pada kebutuhan anak. Insting atau naluri Anda akan terlatih justru dengan banyak pengetahuan dan pengalaman yang Anda dapat dari lingkungan. (IR)

 



Artikel Rekomendasi

post4

Perawatan Bayi, Me vs Mom

Salah satu persoalan yang umum terjadi di masa awal setelah bayi lahir adalah perbedaan metode perawatan versi Anda dan Orang tua. Coba solusi ini!... read more