Berat Badan Naik Saat di Rumah Saja, Coba Diet Flexitarian

 

Foto ilustrasi (Freepik)


Banyak orang yang naik berat badan selama periode di rumah saja. Apakah Bunda dan Ayah salah satunya?

Ketika di rumah saja, aktivitas fisik kita relatif berkurang. Aktivitas kerja maupun mengasuh anak, kadang melelahkan dan sesekali kita pun merasa bosan. Saat bosan, biasanya kita mencari makanan untuk membuat nyaman. 

Akibatnya, kalori yang masuk ke dalam tubuh kita berlebihan. Sehingga terjadilah kenaikan berat badan. 

Sejumlah riset telah menemukan data kenaikan berat badan yang signifikan pada masyarakat. Penyebabnya ada tiga hal, yaitu level stres yang meningkat, aktivitas luar rumah yang menurun, dan pola makan yang kurang terjaga. 

Bagi kita yang sadar tentang pentingnya menjaga kesehatan, kenaikan berat badan tentunya perlu kita waspadai. Jangan sampai keterusan. 

Menyadari fenomena tersebut, perusahaan produsen jus cold-pressed Re.juve menggelar webinar bertajuk 'Flexitarian: Sustaining the Healthy Habits with Real Food', 3 Desember 2020. 

"Fenomena ini tentunya menjadi alarm bagi kita, karena kombinasi dari ketiga hal tadi dapat berdampak buruk bagi kesehatan, seperti obesitas serta penyakit degeneratif lainnya," kata Richard Anthony, CEO dan Presiden Direktur Re.juve. 

Diet Flexitarian
Anda tentu sudah mengenal beragam diet dengan metodenya masing-masing. Diet yang cukup populer di antaranya yaitu diet keto, intermittent fasting atau OCD, dan diet DEBM yang baru-baru ini naik daun. 

Satu lagi diet yang mungkin menarik untuk Anda ketahui adalah diet flexitarian. Nama flexitarian sebenarnya merupakan gabungan dari kata fleksibel dan vegetarian. 

Seperti namanya, diet flexitarian adalah pola makan yang mengutamakan konsumsi pangan nabati, yaitu sayur dan buah-buahan, tetapi pelakunya diperbolehkan mengonsumsi protein hewani seperti daging, namun dalam porsi yang relatif sedikit. 

Konsultan gizi Dr. Rita Ramayulis DCN, M.Kes., menjelaskan dalam webinar, "Metode flexitarian bisa menjadi pilihan yang tergolong mudah untuk diadopsi oleh orang-orang yang baru memulai menerapkan gaya hidup sehat dan berkelanjutan."

Menurut Rita, jika setiap hari kita konsisten mengonsumsi buah dan sayur sebagai porsi utama, berbagai manfaat akan kita rasakan. Di antaranya seperti temuan National Center for Biotechnology, diet flexitarian dapat mengurangi risiko berbagai penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung hingga 32 persen, turunnya berat badan secara stabil dan konsisten, serta bertahannya kemampuan memori. 

Jus cold-pressed penunjang diet flexitarian
Mengonsumsi jus sayur dan buah bisa menjadi bagian dalam gaya hidup flexitarian. Jus sayur dan buah yang terkenal dengan kualitasnya adalah Re.juve. 

Re.juve dibuat dari buah dan sayur organik menggunakan teknologi cold-pressed. Teknologi ini tak hanya menghasilkan kandungan nutrisi dalam sayur dan buah yang tinggi, tetapi juga mencegah terpaparnya buah dan sayur dari panas dan oksidasi. Satu botol Re.juve 435 ml dapat mengandung nutrisi 1 kilogram sayur dan buah organik. 

Selain itu, untuk air yang digunakan untuk membersihkan sayur organik, buah dan rempah, Re.juve hanya menggunakan air berkualitas standar air minum atau air reverse osmosis (RO water). Tujuannya, untuk mencegah terpaparnya bahan-bahan alami dan segar yang Re.juve gunakan dari bakteri, mikroorganisme, dan residu yang dapat membahayakan tubuh. 


ALI


 

 



Artikel Rekomendasi