CDR Kenalkan Metode 3S, Untuk Menjaga Kesehatan Tulang Sejak Dini

 


Tulang yang sehat adalah kunci utama agar Anda tetap aktif meski sudah lanjut usia. Mengapa begitu? Tulang memiliki banyak fungsi bagi tubuh, membentuk struktur tubuh, penahan otot, dan menyimpan kalsium. Menjaga kesehatan tulang tidak hanya dilakukan saat mulai memasuki usia dewasa, tetapi sudah harus dilakukan  sejak masih anak-anak bahkan saat masih di dalam kandungan.

Penelitian International Osteoporosis Foundation menunjukkan, risiko perempuan untuk terkena Osteoporosis 4 kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Sebanyak 40,6% perempuan Indonesia berusia 20-29 tahun memiliki massa tulang rendah, hal ini berpotensi meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang dalam 20 tahun ke depan saat mereka mencapai menopause.

Osteoporosis merupakan penurunan kualitas dan kepadatan tulang yang dapat membuat tulang lebih rapuh dan mudah patah. Banyak faktor yang dapat menurunkan kepadatan tulang pada perempuan seperti saat kehamilan dan menyusui bahkan penurunan kadar hormon esterogen di masa menopause.

“Perempuan banyak mengalami fase dalam kehidupannya. Di setiap fase ini, kepadatan tulang dapat berkurang dan puncaknya saat seorang perempuan memasuki fase menopause, dimana kemampuan tubuh dalam menyerap kalsium akan berkurang karena sudah tidak menghasilkan hormon esterogen,” kata Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, MSc, Pakar Gizi Medik FKUI-RSCM.

Dalam kampanye CDR Ajak Perempuan Indonesia Cegah Osteoporosis Sejak Dini, prof. Saptawati memaparkan metode 3S yaitu, saatnya mulai dari dini, sediakan nutrisi yang cukup dan terapkan pola hidup sehat, serta suplementasi dengan vitamin D dan Kalsium.

 

Saatnya mulai dari dini
Sejak masih di dalam kandungan, nutrisi ibu saat hamil memengaruhi kepadatan tulang anak hingga ia usia dewasa. Akhir usia pubertas (18–19 tahun) merupakan masa puncak penulangan mencapai 95% yang akan terus berlanjut dan akan berhenti di usia 30 tahun. Setelah usia 40 tahun, akan terjadi kehilangan massa tulang sekitar 0,5% setiap tahunnya. 1 dari 3 perempuan dan 1 dari 5 laki-laki, akan mengalami patah tulang karena osteoporosis.

Sediakan nutrisi yang cukup dan terapkan pola hidup sehat
Tulang terdiri dari komponen mineral, protein, jaringan ikat, serabut saraf dan pembuluh darah serta adanya sumsum di bagian tengahnya. Meskipun tulang terlihat keras dan tidak tergantikan serta tidak mempunyai aktivitas dalam tubuh. Namun, tulang tetaplah jaringan hidup yang bersifat dinamis seperti bagian tubuh lainnya.

Menurut prof. Saptawati, menjaga pola makan dan gizi seimbang dengan makanan segar wajib dilakukan agar mendapatkan asupan nutrisi yang dapat mendukung kesehatan tulang. Selain itu, aktivitas dan latihan fisik teratur juga harus dilakukan agar signal tulang melakukan remodeling.

Suplementasi dengan vitamin D dan Kalsium.
Tulang mengandung 99% kalsium tubuh, maka dari itu dibutuhkan asupan sekitar 600 – 1200 mg kalsium per hari, terutama selama masa pertumbuhan.

The American Food and Nutrition Board (FNB) dan pedoman International Osteoporosis Foundation (IOF) menjelaskan bahwa Kalsium dan vitamin D bekerja secara sinergis, di mana kalsium bertugas membangun dan memelihara tulang, sedangkan vitamin D bertugas membantu penyerapan kalsium yang efektif.

“Vitamin D terlibat dalam penyerapan kalsium di usus halus, tanpa asupan vitamin D yang cukup, bisa jadi penyerapan kalsium tidak maksimal. Vitamin D kemudian lebih mengoptimalkan dan menjaga kepadatan mineral tulang atau Bone Mineral Density (BMD), dan meningkatkan kekuatan otot,” kata prof. Saptawati.

Beliau juga menambahkan, suplementasi dalam proporsi yang memadai dapat mendukung hasil positif dalam kesehatan tulang dan mengatasi kekurangan asupa harian terhadap AKG (Angka Kecukupan Gizi) Kalsium dan Vitamin D.


Debbyani Nurinda

 



Artikel Rekomendasi