Sekolah Akan Buka Tahun 2021, IDAI: Risikonya Tinggi

 


Tak terasa sudah sembilan bulan kita hidup di tengah pandemi Covid-19. Selama masa ini, kita menjalani peran sebagai 'guru' atau pendamping anak yang sekolah daring dari rumah.

Mendekati akhir tahun 2020, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengumumkan bahwa kegiatan belajar mengajar dapat kembali dilakukan di kelas. Artinya, anak-anak sudah bisa belajar secara tatap muka di sekolah. 

Namun izin pembukaan sekolah tersebut diserahkan kepada pemerintah daerah atau pemda. Alasannya karena pemda lebih memahami kondisi di lapangan. 

Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI menanggapi rencana pembukaan pembelajaran tatap muka tersebut. Menurut IDAI, melalui akun media sosial resmi pada 1 Desember 2020, pembukaan sekolah untuk kegiatan belajar mengajar tatap muka mengandung risiko tinggi terjadinya lonjakan kasus COVID-19. 

"Karena anak masih berada dalam masa pembentukan berbagai perilaku hidup yang baik agar menjadi kebiasaan rutin di kemudian hari, termasuk dalam menerapkan perilaku hidup bersih sehat," demikian kutipan pengumuman IDAI. 

Bukti-bukti menunjukkan bahwa anak-anak merupakan kelompok yang juga dapat terinfeksi Covid-19, dengan gejala yang berat dan mengalami penyakit peradangan hebat. Satu dari sembilan kasus konfirmasi Covid-19 adalah anak usia 0-18 tahun. 

Data tanggal 29 November 2020 menunjukkan proporsi kematian anak akibat Covid-19 dibanding seluruh kasus kematian di Indonesia sebesar 3,2 persen dan merupakan yang tertinggi di Asia Pasifik saat ini. 

Di beberapa negara maju seperti Amerika, Israel, Prancis, dan Korea Selatan, diketahui mengalami kenaikan kasus Covid-19 secara signifikan setelah sekolah kembali dibuka. 

Menurut IDAI, menunda pembukaan sekolah dapat menurunkan tranmisi atau penularan Covid-19. Meski IDAI juga tidak menutup mata bahwa selama pandemi berlangsung dan di masa periode sekolah dari rumah, tingkat stres anak dan keluarga menjadi meningkat, serta banyak masalah lainnya seperti perlakuan salah, pernikahan dini, putus sekolah, serta berbagai hal yang mengancam kesehatan dan kesejahteraan anak secara umum. 

Maka itu, isu-isu tersebut juga membutuhkan perhatian dan penanganan khusus oleh seluruh pihak. 

Bagaimana dengan Bunda dan Ayah? Apakah sudah ada pengumuman dari sekolah si kecil terkait rencana pembukaan sekolah kembali? Beberapa orang tua dari komunitas Ayahbunda-Parenting Indonesia tampaknya masih keberatan melepas anak pergi ke sekolah.

"Belum tega kalau dia harus keluar rumah dan kembali ke sekolah Januari depan. Sama bapaknya juga pasti tidak boleh," kata Bunda YG. 

"Kalau di sekolah anakku, keputusan ada pada orang tua apakah mengizinkan anak ke sekolah atau tidak. Tapi kalau lama-lama seperti ini, kasihan juga anak-anak di daerah yang mereka bahkan susah dapat internet dan enggak punya gadget buat belajar," kata NN. 


ALI

 


Topic

#corona #coronavirus #viruscorona #covid19 #dirumahsaja #dirumahaja #belajardirumah #workfromhome



Artikel Rekomendasi

post4

Donasi Untuk Anak Terdampak Covid-19

Bulan Ramadan bulan kebaikan. PT Frisian Flag Indonesia selama bulan Ramadan tahun ini, melalui brand FRISIAN FLAG® PRIMAGRO® telah menyelenggarakan kampanye 1000 #LangkahKebaikanPrima ‘Pintarny... read more