Aduh, Nakalnya! Hati-hati Menyebut Anak Nakal

 

Pixabay


Dunia pergaulan balita 4 tahun makin luas. Selain teman-teman di sekolah, ia juga bersosialisasi dengan beberapa teman tetangga. Wajar bila di antara cerita-cerita balita tentang teman-temannya, terselip kisah satu-dua teman yang dianggapnya nakal.
 
“Bunda, aku sebal! Si Uta senangnya tarik-tarik rambut aku,” atau, “Aku enggak mau sekolah lagi, soalnya si Cali suka ngeledekin aku!” keluh balita Anda. Mendengar ini, bagaimana Anda bersikap?
 
Belajar perilaku. Tentu saja tidak semua orang itu baik. Maka wajar kalau ada teman yang kurang baik. Namun lewat bergaul, balita jadi belajar  menghadapi teman dan bekerja sama dengan anak lain. Pelajaran ini menjadi benih yang baik bagi keterampilan anak bersosialisasi kelak.
 
Selain itu, Anda dapat menggunakan kesempatan ini untuk menjelaskan dan mengajak anak berdiskusi, bahwa perilaku teman yang dikeluhkannya bukanlah perilaku yang baik dan dapat merugikan orang di sekitarnya. Ia pun akan dengan mudahnya 'bercermin'.
 
Bijak bertindak. Memang gemas, ya, jika mendengar si buah hati dinakali teman. Tapi apakah bijak jika Anda langsung bertindak? Lebih baik minta balita mencoba menjelaskannya duduk perkaranya terlebih dulu. Anak butuh belajar menangani masalahnya tanpa diambil alih orang dewasa. Bila kemampuan itu tidak dilatih sejak anak-anak, jangan heran kelak ia tak terampil menyelesaikan sendiri masalahnya.

Balita Anda mungkin kerap mengeluhkan temannya yang katanya nakal. Tak perlu buru-buru kesal, bunda sebaiknya memahami arti kata nakal. Anak menyebut temannya nakal karena dia merasa tidak mendapatkan sesuatu yang dia inginkan. Bila anak Anda mengatakan temannya nakal, bunda harus menanyakan lebih dulu bentuk kenakalannya. "Apakah temanmu mendorongmu sampai kamu jatuh? Apakah temanmu mencubit kamu sampai memar?" Bila anak menjawab ya, Anda bisa mengajarnya bersikap asertif. Nakal berarti bersikap agresif dengan tujuan menyakiti. 

Anda dapat memberinya kiat-kiat dengan mengajarkan balita sikap asertif atau tegas pada temannya. Namun tetap perhatikan apa yang terjadi di antara balita 4 tahun dengan temannya.
 
Jika Anda menjumpai kekerasan fisik yang tidak wajar, misalnya terjadi bully atau penekanan yang terus menerus dan berakibat negatif terhadap anak secara fisik maupun mental, sudah waktunya Anda bertindak. Ajak guru maupun orang tua teman balita berbicara dan biarlah mereka yang menegur anak yang nakal tersebut atau melakukan penyelesaian bersama dengan cara musyawarah. (WIT)



Baca juga:
Perkembangan Kognitif VS Kecerdasan
Kenali Mainan di Halaman Sekolah
Belajar dari Teddy Bear

 



Artikel Rekomendasi