Tidak Semua Game Buruk

 


Tahukah Anda, 82% anak usia 2-17 tahun di Amerika Serikat adalah pemain-pemain loyal video games? Dari prosentase itu, jumlah pemain dari kalangan usia balita atau anak berusia 2-5 tahun mencapai 9,7 juta, Fantastis.
 
Meskipun data dari perusahaan riset The PD Group tahun 2009 itu merupakan hasil temuan di AS, bukan berarti orang tua di Indonesia tidak perlu waspada. Saat ini, bermain games di gadget bukan lagi aktivitas langka bagi anak-anak balita di Indonesia. Bahkan banyak orang tua yang secara khusus membelikan anaknya smartphone atau tablet.
 
Sebenarnya, jika dimainkan secara proporsional, games bukan sesuatu yang berbahaya. Permainan ini juga memiliki sejumlah manfaat positif untuk mendukung proses tumbuh kembang anak. Yang berbahaya adalah, jika orang tua belum menyadari bahwa penggunaan games yang tidak dikontrol bisa membuat anak kecanduan.
 
Bunda, banyak juga, loh, ternyata games bagus yang bisa mengajarkan anak cara menyelesaikan masalah, memiliki strategi dalam bertindak, merencanakan tindakan, dan melatih koordinasi mata-tangan. Pilih yang tepat.
 
Pilih yang sesuai dengan kemampuan anak, tahapan perkembangan, dan memiliki tingkatan permainan sehingga anak menguasai permaian secara bertahap, dari mudah hingga sulit.
 
Cari yang memberi anak kesempatan untuk membuat keputusan dan mengekspresikan kesukaannya. Misalnya, anak bisa menentukan bentuk, warna, sampai pakaian yang dikenakan oleh karakter. Hal ini juga mengembangkan kemandirian dan kontrol diri.
 
Bisa dimainkan beberapa pemain sekaligus. Saat bermain bersama, ciptakan interaksi, misalnya dengan menanyakan apa yang ia pelajari dari permainan dan bagaimana persaannya ketika menang atau kalah.
 
Tidak menampilkan kekerasan, baik tindakan atau perkataan, tidak menampilkan stereotype terhadap golongan tertentu. Misalnya penjahat selalu orang kulit hitam, dll. Coba dulu suatu permainan sebelum memberinya pada anak. (ES)

 

 



Artikel Rekomendasi