5 Cara Menghilangkan Cadel

 

Foto: shutterstock


Cadel biasanya berakhir di usia anak yang ke 3 tahun. Tapi kalaupun kebablasan, ada cara untuk  melatih anak bebas dari cadel. 

 

Meski sering dianggap lucu dan bukan masalah besar, cadel atau speech disorder pada anak bisa berdampak buruk dalam proses belajarnya. Yaitu kemampuan verbal baik lisan maupun tulisan, masalah sosial yang akan memengaruhi kepercayaan dirinya di masa mendatang. 

 

Meski anak tidak mengalami keterlambatan bicara dan kosa kata yang dia miliki pun sesuai usianya, Anda harus waspada apabila di atas usia 5 tahun dia masih belum menguasai artikulasi suara seperti  r, s, t, f, z, l dan c.

 

Alzena Masykouri, M.Psi, psikolog dari Lembaga Psikologi Kancil megatakan bahwa cadel masih bisa diterima jika terjadi pada anak di usia tertentu, yaitu di bawah 4 tahun. Namun lebih dari itu, anak diharapkan sudah dapat membunyikan lafal yang jelas. Kecuali pada huruf ‘r’ kemampuan itu bisa ditunggu hingga anak berusia 6 - 7 tahun. 

 

Banyak kondisi yang memicu anak mengalami cadel. Mulai dari bentuk lidah terlalu menjorok keluar gigi, posisi gigi yang tidak benar, koodinasi bibir dan lidah kurang optimal, penggunaan dot atau empeng, dan ankyloglossia (tongue-tie). Ini terjadi ketika jaringan yang menempel di lidah hingga bagian bawah mulut ukurannya telalu pendek. Sehingga membuat anak kesulitan untuk menjulurkan lidah dan memengaruhi caranya berbicara.

 

1. ‘Olagraga’ lidah. Sama dengan otot tubuh, kekuatan otot lidah juga harus dilatih. Salah satu cara untuk melatih kekuatan otot lidah adalah dengan membiasakan anak untuk minum dengan sedotan. Saat anak mengisap sedotan dengan mulut dan lidahnya, gerakan ini melatih kekuatan oromotor anak sehingga ia mengembangkan kemampuan bicaranya.


2. Tinggalkan dot, dan hindari mengisap jempol. Dua hal itu mengakibatkan cadel. Apabila anak mulai mengisap jempol, Anda bisa mengalihkannya dengan aktifitas lain agar anak dapat melupakan kebiasaan ini dan bantu dia disapih dari dot dengan membiasakannya minum menggunakan gelas atau dengan sedotan. 


3. Practice makes perfect. ‘Usaha tak akan mengkhianati hasil’. Begitu pula dengan usaha dalam melatih anak untuk menguasai artikulasi dari huruf-huruf terentu. Apabila anak kesulitan dalam malafalkan huruf ‘s’. Latih anak secara rutin dengan cara menyenangkan misalnya sambil mendongeng, bersantai dan situasi menyenangkan lainnya. Jangan lupa untuk memberikan pujian bila ia berhasil melafalkan artikulasi dengan tepat. 


4. Timpali, bukan koreksi. Ketika anak bicara cadel atau mengucapkan artikulasi yang kurang tepat, banti dua dengan cara menimpali dengan pengucapan artikulasi yang tepat. Misalnya, “Bunda, ayo kejal-kejalan…” Timpali, “Oh, mau kejar-kejaran? Ayo!”


5. Jangan ragu konsultasi. Jika sampai usia 4 tahun anak belum mampu mengucapkan kata dengan benar, konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan penanganan speech psychologist. Apabila kendala ini berlanjut hingga usia SD, Anda boleh curiga anak mengalami gangguan perkembangan komunikasi yang cukup serius.

 



Artikel Rekomendasi

post4

Mitos dan Fakta Merawat Kulit Bayi

Banyak mitos yang berkembang dan dijadikan acuan dalam perawatan kulit bayi. Misalnya, memandikan bayi dengan air dicampur antiseptik saat terkena biang keringat, membubuhkan tepung kanji ke kulit ba... read more