4 Langkah Supaya Balita Tak Takut ke Dokter Gigi

 

Fotosearch


Wajar jika anak di usia ini merasa takut dan sering menangis jika diajak ke dokter gigi. Tak hanya kunjungan pertama kali, saat harus berkunjung ke dokter gigi untuk kedua kalinya pun masih sering membuat anak takut. Bantu anak agar tak takut lagi ke dokter gigi, dengan beberapa cara berikut ini:

Bangun Image Positif
Tanamkan pemahaman bahwa ke dokter gigi itu bertujuan untuk membuat gigi sehat. “Caranya, ajak anak memeriksakan gigi berkala semenjak usia 1 tahun atau sejak gigi susu pertamanya tumbuh,” pesan Rhea Haugseth, D.M.D., Presiden The American Academy of Pediatric Dentistry, AS. Jangan ajak anak saat Anda ke dokter gigi, karena bisa muncul persepsi yang salah, apalagi jika tempat praktik dan perawatan yang Anda lakukan menyeramkan.

Tak Kenal, Tak Sayang
Salah satu cara mengenalkan gigi dan memberitahu anak tentang pentingnya  merawat gigi adalah melalui permainan tentang gigi. Saat ini, sudah tersedia aplikasi game mobile berjudul “Toothsavers” yang dibuat oleh Ad Council the American Dental Association dan Partnership for Healthy Mouths, AS. Permainan ini mengajak anak menyelamatkan tokoh utama dari mantra pembusuk gigi si penyihir jahat. Anak juga diajak menyikat gigi dua kali sehari selama dua menit, untuk membunuh bakteri dan membuka peta kerajaan yang terkunci kutukan. Ada lagi, game “Little Dentist” yang bercerita tentang cara dokter gigi merawat gigi anak.
Dongeng juga bisa membantu anak mengenal gigi, seperti The Tooth Book (Dr.Seuss) yang bercerita tentang cara menjaga gigi. Atau Maisy, Charley, and the Wobbly Tooth: A Maisy First Experience (Lucy Cousins), yang bercerita tentang pengalaman pertama Maisy ke dokter gigi yang menyenangkan.

Bersikap Biasa
Sebelum berangkat ke dokter gigi, cobalah bersikap biasa dan buat persiapan sesederhana mungkin. Jika bunda nampak terlalu sibuk bersiap, anak akan semakin gusar dan banyak pertanyaan. “Hindari mengatakan ‘semua akan baik-baik saja’, karena justru akan meningkatkan ketidakpercayaan anak terhadap bunda maupun dokter gigi,” ungkap Joel H. Berg, D.D.S., M.S., Direktur  Departemen Kedokteran Gigi dari Seattle Children's Hospital, AS.

Bermain Peran
Ajak balita bermain peran ‘dokter gigi’, misalnya Anda sebagai dokter gigi dan anak sebagai pasiennya. Berpura-puralah Anda sedang memeriksa gigi anak, sambil menunjukkan gigi-giginya melalui cermin dan memberi komentar seperti “Wah, giginya bersih ya. Pasti rajin sikat gigi. Supaya giginya tetap sehat dan tidak berlubang, harus rutin diperiksa ke dokter gigi, nih.”    

Dokter Gigi Anak
Dokter gigi anak memiliki standar perawatan yang sudah disesuaikan dengan karakter dan kebutuhan anak. Semua elemen di klinik dokter gigi anak, mulai dari dokter, perawat, aroma ruangan, alat-alat medis, juga dekorasi ruangan, dirancang khusus agar balita nyaman. Tenaga medis juga sudah terlatih menangani anak-anak saat perawatan gigi. Tak jarang, dokter dan perawat di sana rela bertingkah lucu agar anak tak menangis lagi.
Cari informasi tentang dokter gigi anak terbaik melalui teman, kerabat, rekan, maupun tetangga. Jika perlu, datangi langsung tempat dokter berpraktik untuk mendapat informasi layanan dan biaya.

(LAD/ERN)

 



Artikel Rekomendasi