6 Cara Bantu Anak Mengatasi Marahnya

 

Foto: shutterstock


Menghadapi anak mengamuk itu berat, karena bunda harus  menahan marahnya sendiri.
 
Para ahli perkembangan menyatakan bahwa balita kalau sedang marah cenderung membahayakan fisiknya. Tak heran, kan, kalau ada anak yang kalau mengamuk berguling-guling, membenturkan kepalanya, melempar barang atau nendang-nendang tembok. Ada juga balita usia 4 tahun yang bisa tahan napas kalau sedang ngambek.
 
Anak-anak usia 2 sampai 3 tahun sangat rentan marah dan mengamuk kalau keinginannya tidak dipenuhi. Terlebih anak yang belum lancar bicara. Mereka tidak bisa menyampaikan kondisi sebenarnya ketika mereka minta sesuatu dan Anda tolak.
 
Yuk, pahami cara berpikir anak. Batita memandang keinginannya adalah sesuatu yang maha penting dan harus dibolehkan. ‘Kalau aku nggak dikasih es krim sekarang, aku bisa mati.’ Kira-kira begitu. Marah atau mengamuk adalah bentuk protesnya karena dia tidak punya cukup kekuatan untuk memaksa bunda.
 
Dikasih tahu susah, dibujuk untuk diam juga susah. Amukannya makin membuat kepala bunda beruap dan tergoda untuk berteriak, menarik kupingnya, membekap mulutnya, atau menyentil bibibirnya. Bila Bunda sudah punya perasaan demikian, lebih baik menyingkir dulu. Masuk kamar, dengarkan apakah tangisan anak akan berhenti. Kadang-kadang anak berhenti mengamuk saat bunda menyingkir.
 
Meski begitu, jangan lupakan bahwa dia tadi marah-marah. Coba lakukan ini agar anak bisa belajar mengelola emosi negatifnya dengan tepat tanpa merasa diabaikan.
 

- Katakan dengan lembut; “Bunda tahu lho, kamu tadi itu marah banget, ya kan? Setiap orang pasti bisa marah.”  Kemudian jelaskan kenapa bunda melarangnya makan es krim di waktu makan siangnya.
 

- Bantu anak bicara. Meski sudah bisa bicara pun anak-anak kerap tidak tahu kata apa yang harus dia gunakan untuk menyampaikan pesannya. Ajarkan anak untuk mengatakan bahwa dia marah, dia sedih, dan dia kesal. Ajarkan juga mengungkapkan penyebabnya. Kadang-kadang soal sepele dia kepingin krupuk, tapi tidak tahu cara mengatakannya, tahu-tahu mengamuk.
 

- Temukan solusi yang tepat. Anak-anak kerap memanipulasi orang tuanya dengan cara menangis dan marah-marah. Karena dia belajar bahwa sejak bayi ketika dia menangis, orang tua akan segera memenuhi kebutuhannya.
 
Kalau dia memaksa Anda minta es krim di jam makannya, berikan sedikit saja. “Sisanya nanti ya, setelah makan ya sayang.” Tepati janji Anda, berikan es krim setelah makan siangnya habis.
 

- Kalem. Untuk mencegah anak mengamuk sebetulnya mudah saja. Bunda jangan serta merta mengatakan ‘tidak’ untuk permintaan anak. Dengarkan dulu, lalu tanggapi dengan tenang. Gunakan jawaban yang tidak menjanjikan, misalnya “Kita lihat dulu ya, apa keranjang mainanmu masih ada tempat buat menyimpan mainan baru.” Ini memberi waktu Anda untuk berpikir dan menunda. Alihkan bila saat itu Anda sedang di dekat toko mainan, beri tahu anak bahwa tujuan Anda tadi mengajaknya pergi adalah membeli makanan buat kucing.
 

- Cari tempat sepi, bila anak mengamuk di tempat umum seperti mal. Anak mengamuk di tempat umum akan menarik perhatian orang. Fokus pada anak dan diri Anda sendiri, bukan orang-orang yang menghakimi. Anda akan sulit mengambil keputusan dalam suasana ramai. Semakin sepi tempatnya, akan semakin mudah untuk Anda menenangkan anak.
 

- Buat batasan. Ini konsekuensi yang anak harus tahu. Bahwa Anda menghargai kemarahannya, tetapi dilarang; menendang, melempar atau apa pun yang mengakibatkan kerusakan dan rumah berantakan.
 
Imma Rachmani 


Baca Juga: Cara Positif Menyalurkan Amarah Anak
 

 



Artikel Rekomendasi