6 Hal yang Harus Dilakukan Saat Balita Terlalu Cepat jadi Kakak

 

Dokumentasi Ayahbunda

Masih bergembira karena beberapa waktu lalu anak pertama hadir, tiba-tiba Bunda dikejutkan dengan hasil tes kehamilan yang positif! Dan anak kedua pun sedang dalam perjalanan. Tentu saja kabar ini membuat seluruh keluarga senang dan anak akan memiliki ‘teman baru’. Tetapi tunggu dulu, jangan sampai Anda dan pasangan larut dalam kegembiraan. Ada si sulung yang masih butuh perhatian keluarga. Bunda harus segera mempersiapkan mental balita agar ia dapat menerima adik barunya nanti. Apa yang perlu dilakukan? Ini beberapa dos dan don’ts saat balita terlalu cepat jadi kakak.

Disapih Sejak Dini
Ini tidak perlu dilakukan. Anda masih bisa menyusui anak pertama. Umumnya, menyusui anak selama Bunda hamil tidak akan berdampak negatif pada kehamilan selama kebutuhan nutrisi tercukupi. Menurut dr. Ichnandy A. Rahman, Sp. OG dari RSIA Budhi Jaya, Jakarta, hal yang seharusnya dicermati adalah kurangnya waktu istirahat. Mengingat anak pertama masih menyusu ASI, Bunda tentu sulit memperoleh istirahat cukup. Ini yang tidak boleh terjadi. Jika muncul tanda-tanda kelelahan pada tubuh, segera konsultasikan ke dokter untuk mempertimbangkan menghentikan pemberian ASI.

Tidur Sendiri
Apabila kehamilan Bunda sudah semakin besar, Anda bisa mulai mengajarkan pada buah hati agar dapat tidur sendiri. Usia dua tahun merupakan saat yang tepat untuk melatih kemandirian anak. Katakan padanya bahwa ia sudah besar, sudah tidak cukup lagi untuk tidur bersama Ayah dan Bunda, sehingga ia perlu tempat tidur yang lebih besar dan lebih nyaman di kamarnya sendiri. Untuk mempermudah proses perpindahan, ajak dia memilih tempat tidurnya sendiri. Ajak juga ia mencari perabotan kamar yang sesuai dengan seleranya.

Tidak Digendong Lagi
“Bunda, gendong…” begitu rengek anak, padahal kehamilan Anda sudah besar. Agar ia tidak terus minta gendong, yuk tumbuhkan kemandiriannya. Berikan pengertian pada anak bahwa ia sudah besar, sehingga tidak perlu lagi digendong. Lagipula, terlalu sering menggendong anak akan mengurangi aktivitas fisiknya dan menghambat perkembangannya. Tetapi jika kondisinya tidak memungkinkan, mintalah pasangan Anda untuk menggendong balita. Saat jalan-jalan, Anda juga bisa menggunakan bantuan stroller untuk menghindari balita minta digendong.

Dipanggil Kakak
Percayalah, tidak akan terdengar aneh kok, jika Anda dan pasangan memanggil balita Anda dengan sebutan kakak, padahal si adik belum lahir. Malahan, ini adalah kesempatan Anda untuk menjelaskan bahwa ia akan menjadi seorang kakak bagi janin yang ada di perut Anda. Menjadi kakak berarti menjadi anak yang hebat, yang sayang pada adiknya. Jika Anda melakukan acara syukuran tujuh bulanan, gunakan juga momen ini untuk memberi ucapan selamat pada anak karena ia akan menjadi kakak. Ia pasti merasa senang dan bangga!

Dikenalkan dengan Calon Adik
Mengenalkan anak dengan calon adiknya penting dilakukan agar ia sayang dan perhatian ke adik barunya. Ajak dan biasakan anak mengelus atau memegang perut Anda untuk mengenal adiknya sejak masih dalam kandungan. Anda juga bisa meminta anak menjadi ‘penasihat’ Anda, misalnya meminta masukannya ketika memilihkan barang-barang bayi untuk adiknya saat Anda mengajaknya berbelanja perlengkapan bayi.

Dijadikan Nomor Dua
Kelahiran si adik belum tentu membuat anak merasa senang. Bisa jadi ia akan merasa cemburu, apalagi kalau ia melihat adik barunya selalu berada dalam gendongan Anda. Seluruh perhatian akan tertuju kepada bayi baru, dan hal ini tentu akan membuat balita Anda merasa dinomorduakan. Untuk itu, Anda perlu melibatkan balita Anda dalam banyak aktivitas bersama adik barunya. Hal ini selain akan membantunya belajar berbagi, juga menyakinkannya bahwa ia tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan Anda dan pasangan.

(MON/ERN)

Baca Juga
Menyiapkan Balita jadi Calon Kakak
6 Aksi Kakak Baru

 



Artikel Rekomendasi